Airlangga Klaim Didukung 60 Persen Suara di Munas Golkar
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yakin mendapatkan dukungan mayoritas di Munas Golkar yang akan digelar Desember 2019. Dia mengklaim sudah mendapatkan lebih dari 60 persen suara dari DPD di seluruh tingkatan.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yakin mendapatkan dukungan mayoritas di Munas Golkar yang akan digelar Desember 2019. Dia mengklaim sudah mendapatkan lebih dari 60 persen suara dari DPD di seluruh tingkatan.
"Ya mungkin lebih kalau gitu (60 persen dari DPD)," kata Airlangga di Kantor Wapres, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Kamis (25/7).
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Kenapa banyak Ketua DPD Golkar ingin Airlangga Hartarto kembali memimpin secara aklamasi? "Makanya cukup rasional jika DPD ingin aklamasi untuk AH," jelasnya. Dia menambahkan, tidak mudah untuk Golkar meraup suara maksimal di Pemilu karena tidak ada kader yang bertarung di Pilpres 2024.
Airlangga yang juga Menteri Perindustrian menanggapi santai terkait manuver Wakil Ketua Bidang Pratama DPP Partai Golkar Bambang Soesatyo yang sudah bergerilya ke beberapa daerah.
"Iya tenang-tenang saja, nanti akan ada waktunya. Mekanismenya," ungkap Airlangga.
Sebelumnya, salah satu ormas pendiri Golkar, SOKSI (Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia) menyatakan siap memenangkan Airlangga Hartarto untuk menjabat kembali sebagai ketua umum Golkar lima tahun ke depan. Kepemimpinan Airlangga selama ini dinilai mampu mengeluarkan Golkar dari berbagai masalah yang mendera.
"Kami seluruh jajaran SOKSI Jatim berperan dan bergerak aktif dengan diawali komunikasi persuasif agar timbul saling pengertian sekaligus kompak untuk mencapai target Garda SOKSI yang sesuai kebijakan umum Depinas SOKSI," kata Ketua Garda SOKSI Jatim Karimmullah Dahrujiadi kepada wartawan, Senin (22/7).
"Kami Garda SOKSI dan Depidar SOKSI Jatim kompak dan konsisten mendukung sekaligus memenangkan kembali Bung Airlangga Hartarto dua periode," ujarnya.
Dia menjelaskan, kepemimpinan Airlangga selama tahun politik 2019 mampu menghadapi badai masalah yang menurunkan citra maupun tingkat kepercayaan publik kepada Golkar. Mulai dualisme Golkar di era Ketum Aburizal Bakrie, kemudian penahanan ketua umum Setya Novanto yang terlibat korupsi e-KTP, hingga penangkapan kepala daerah kader Golkar di Jatim oleh KPK yang berdampak psikologis terhadap Golkar.
Baca juga:
Kuasai 60 Persen Suara, Ketum Golkar Yakin Koalisi Jokowi akan Pimpin MPR
Golkar Nilai Permintaan Jatah Menteri Wajar untuk Hindari Politik Dagang Sapi
Usai Reuni Politik Prabowo-Mega, PDIP dan Gerindra Mungkin Bisa Bersama di Pilkada
Inilah Nama-Nama Calon Menteri dari Partai yang Disodorkan ke Jokowi
Megawati Bertemu Prabowo, Ini Kata Ketum Golkar
Diam-Diam, Begini Cara Parpol Berebut dan Incar Jabatan Strategis
Alasan Megawati Absen Pertemuan PPP, NasDem, PKB dan Golkar