Golkar Ungkap Cerita di Balik Airlangga Mundur dari Ketua Umum
Airlangga sempat mengumpulkan seluruh anggota keluarganya dan meminta restu atas keputusannya.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia mengungkap cerita detik-detik sebelum Airlangga mundur atau melepas jabatannya sebagai ketua umum. Menurut dia, Airlangga sempat mengumpulkan seluruh anggota keluarganya dan meminta restu atas keputusannya tersebut.
"Jadi tadi pagi sebelum saya datang (ke rumah dinas Airlangga), beliau mengumpulkan keluarganya, semuanya dan itu (keputusan mundur) juga berdasarkan kesepakatan keluarga,” kata Doli di Markas DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli, Jakarta Barat, Minggu (11/8).
Doli menceritakan, keputusan besar yang diambil Airlangga dilakukan secara musyawarah bersama seluruh anggota keluarga. Tak hanya anak dan istri, bahkan adik-adik dari Airlangga disebut juga terlibat dalam perundingan terkait.
“Jadi musyawarah beliau undang adik-adiknya, keluarganya, anak dan segala macam akhirnya diputuskan seperti itu," ungkap Doli.
Doli pun menyampaikan, keputus\n untuk mundur dikarenakan alasan pribadinya. Khususnya untuk bisa lebiu fokus menuntaskan pekerjannya sebagai Menko Perekonomian di era pemerintahan Jokowi-Ma’ruf dan proses transisi ke pemerintahan yang baru nantinya.
"Dari apa yang saya dengar yang disampaikan oleh Pak Airlangga kepada saya dan beberapa teman tadi ada 3-4 orang yang dipanggil (ke rumah dinas), ini lebih pada masalah pribadi Pak Airlangga,” jelas dia.
"Ya, apa namanya, beliau lebih memilih untuk berkonsentrasi sebagai Menko Perekonomian di dalam menjalankan atau melancarkan proses masa transisi dari pemerintahan Pak Jokowi-Ma'ruf Amin, kepada Pak Prabowo dan Pak Gibran," imbuh Doli.
Doli pun menegaskan, mundurnya Airlangga tidak berkait dengan hal lain. Terlebih berkaitan dengan kasus hukum, hal itu sama sekali tidak benar.
“Jadi menurut saya kita tidak perlu lagi mengait-ngaitkan apa alasannya," kata Doli.
DPP Golkar Kaget Airlangga Mundur
Sementara itu, Ketua DPP Partai Golkar Ace Hadan Syadzili mengaku jajaran dewan pimpinan pusat (DPP) tidak tahu menahu dan tidak merasakan ada indikasi bahwa Airlangga akan melakukan hal tersebut. Bahkan, disebut DPP mengaku kaget dengan hal terkait.
“Ya tentu kita semua sangat kaget atas pengunduran diri beliau,” kata Ace di Markas DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli, Jakarta Barat, Minggu (11/8).
Namun terlepas dari kekagetan tersebut, Ace menyerahkan kembali keputusan tersebut kepada Airlangga. Dia memastikan, DPP menghormati semua keputusan yang telah disampaikan Airlangga ke pihak DPP.
“Tentu apa yang dilakukan beliau merupakan keputusan pribadi beliau yang kami hargai ya dan itu yang nanti akan dibawa ke dalam rapat pleno DPP Partai Golkar,” kata Ace.
Golkar Bantah Konflik Internal
Ace membantah ada konflik internal di tubuh partainya. Hal itu ditegaskan saat menjawab pertanyaan media, soal alasan Airlangga mundur demi menjaga keutuhan partai.
“Partai Golkar selama ini kompak utuh,” kata Ace di Markas DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli, Jakarta Barat, Minggu (11/8).
Ace pun enggan merespons lebih jauh soal pernyataan Airlangga dalam video pengunduran dirinya. Menurut dia, apa yang dilakukan Airlangga adalah sikap kebesaran hari dari kader terbaik partai.
“Tentu sikap berbesar hatinya Pak Airlangga adalah sikap seorang kader terbaik,” sebut Ace.
Ace pun menampik, jika mundurnya Airlangga ada hubungannya dengan Presiden Jokowi yang disebut-sebut akan ‘digolkarkan’ dan mendapat posisi sebagai dewan pembina partai.
“Tidak ada bicara seperti itu,” Ace menutup.
11 Waketum Berpeluang Isi Posisi Airlangga Sebagai Plt Ketum
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar memastikan, posisi Pelaksana Tugas atau PLT ketua umum akan diisi oleh mereka yang saat ini menjabat sebagai wakil ketua umum. Hal itu disampaikan oleh Adies Kadir selaku wakil ketua umum Partai Golkar bidang hukum saat merespons posisi pengganti Airlangga yang mengundurkan diri.
“Dalam peraturan organisasi (PO) nomor 8 tentang pergantian antar waktu, kalau ditanya siapa yang akan menggantikan, semua wakil-wakil ketua umum mempunyai peluang untuk menggantikan posisi Pak airlangga sebagai PLT,” kata Adies di Markas DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neli, Jakarta Barat, Minggu (11/8).
Adies menegaskan, tidak ada pihak yang mengklaim paling berhak untuk mengisi posisi tersebut. Sebab secara mekanisme akan dilakukan secara musyawarah dalam rapat pleno penentuan PLT ketua umum Partai Golkar.
“Jadi kalau ada yang menyampaikan harus ketua wakil ketua umum A atau ketua umum B, di dalam AD/RT tidak disebutkan harus ke siapa tetapi semua wakil ketua umum mempunyai kesempatan untuk maju sebagai PLT,” tegas dia.
“Jadi semua tergantung keputusan rapat pleno yang akan dilakukan dalam waktu dekat,” imbuh dia.
Adies pun memastikan, meski belum ada PLT ketua umum, roda organisasi Partai Golkar akan tetap berjalan. Dia meyakini tidak ada kekosongan apa pun di tubuh partai.
“Kalau ditanya apakah ada kekosongan? Jawabannya tidak ada, karena wakil ketua umum semua sesuai dengan bidangnya masing-masing tetap bekerja, bidang hukum saya bekerja sesuai bidangnya,” tegas dia.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Golkar yang lainnya yaitu Ahmad Doli Kurnia mengatakan akan ada 11 orang wakil ketua umum yang memiliki peluang. Secara mekanisme, nantinya rapat pleno yang akan menentukan siapa yang berhak diamanahkan sebagai PLT pengganti Airlangga sebagai ketua umum.
“Betul tadi apa kata Pak Adies, kita punya 11 wakil ketua umum. Nah tentu wakil ketua umum ini yang nanti akan dimusyawarakan di dalam rapat pleno untuk ditetapkan menjadi pelaksana tugas ketua umum DPP Partai Golkar,” ungkap Doli.
“Jadi Insya Allah juga saya sampaikan kepada seluruh kader keluarga besar Partai Golkar, roda organisasi Partai Golkar kita ini yang kita cintai akan tetap terus berjalan,” lanjut dia menutup.