Airlangga sebut Plt Ketua DPD Jatim diputuskan 2 hari mendatang
Airlangga sebut Plt Ketua DPD Jatim diputuskan 2 hari mendatang. Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengatakan pihaknya segera menunjuk Plt pengganti Nyono. Keputusan diambil dalam waktu satu atau dua hari ke depan.
Bupati Jombang yang juga Ketua DPD I Golkar Jawa Timur, Nyono Suharli Wihandoko ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Nyono diduga menerima suap dari Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang Inna Silestyant terkait perizinan pengurusan jabatan di Pemkab Jombang.
Menanggapi hal itu, Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto mengatakan pihaknya segera menunjuk Plt pengganti Nyono. Keputusan diambil dalam waktu satu atau dua hari ke depan.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Mengapa Menteri Jokowi yang terjerat kasus korupsi banyak berasal dari kader partai pendukung pemerintah? Di mana para menteri yang terjerat korupsi adalah kader partai pendukung pemerintah.
-
Kenapa banyak Ketua DPD Golkar ingin Airlangga Hartarto kembali memimpin secara aklamasi? "Makanya cukup rasional jika DPD ingin aklamasi untuk AH," jelasnya. Dia menambahkan, tidak mudah untuk Golkar meraup suara maksimal di Pemilu karena tidak ada kader yang bertarung di Pilpres 2024.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Kapan Airlangga menyampaikan klaim dukungan Partai Golkar untuk Prabowo-Gibran? Hal itu disampaikan Airlangga dalam acara buka puasa bersama jajaran Partai Golkar dengan Prabowo-Gibran, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat (29/3).
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
"Akan segera diputus satu, dua hari ini," ungkap Airlangga di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (5/2).
Ia menambahkan, apa yang terjadi pada Nyono sangat memprihatinkan. Airlangga juga menegaskan, tindakan koruptif yang dilakukan Nyono tidak terkait dengan Golkar.
"Kita kan sudah mengimbau kepada seluruh kader terutama mereka yang menjadi pejabat publik itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diperkenankan oleh hukum, dan meningkatkan tata kelola pemerintahan terutama tata kelola governance dari penyelenggaraan pemerintahan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, KPK melakukan operasi tangkap tangan terhadap Nyono pada Sabtu (3/2) pagi. Sekitar pukul 09.00 WIB, tim bergerak menuju ke Puskesmas Perak Jombang dan mengamankan Oisatin (OST). Dari lokasi tersebut tim mendapatkan catatan pengadministrasian dana atau uang kutipan dan buku rekening bank atas nama yang bersangkutan.
Wakil Ketua KPK, Laode M Syarif mengatakan, suap yang diterima Nyono terkait perizinan rumah sakit. Jatah perizinan diterima Nyono sebesar Rp 75 juta diperuntukan kegiatan politiknya dalam kontestasi Pilkada Bupati Jombang.
"Diduga sekitar Rp 50 juta telah digunakan NSW untuk membayar iklan terkait rencananya maju dalam Pilkada Bupati Jombang 2018," ujar Laode dalam konferensi pers di gedung KPK, Minggu (4/2).
Atas perbuatannya tersebut Nyono disangkakan melanggar pasal 12 huruf a atau huruf b atau pasal 11 undang-undang nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi Sebagaimana telah diubah dengan undang-undang nomor 20 tahun 2001.
Sementara Inna selaku pemberi suap disangkakan melanggar pasal 5 ayat 1 huruf A atau huruf b atau pasal 13 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi Sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001.
Baca juga:
Setnov: Bukan hanya beruntung, sayang kalau enggak dapat Fahri
Gejolak internal Golkar dampak perampingan kepengurusan
Fahri klaim diminta Jokowi gabung Golkar lewat Novanto
Gerakan menggoyang Airlangga Hartarto
Golkar: Sampai mati pun Fahri Hamzah tetap PKS