Akbar Tanjung beberkan kekurangan Setnov selama pimpin Golkar
Akbar beberkan kekurangan Setnov selama pimpin Golkar.Dia mengungkapkan, belum terkonsolidasinya internal partai dengan baik terlihat dari banyaknya Pelaksana tugas (Plt) DPD-DPD yang berasal dari pengurus pusat.
Wakil Ketua Dewan Kehormatan Partai Golkar Akbar Tanjung menyampaikan sejumlah catatan refleksi satu tahun kepemimpinan Ketua Umum Setya Novanto. Dia menilai konsolidasi di internal Partai Golkar belum berjalan, padahal kepemimpinan Novanto selama setahun terakhir.
Akbar mengatakan, Novanto belum bisa menyampaikan amanat dan produk Munaslub 2016 kepada seluruh kader Golkar. Bahkan upaya komunikasi ke daerah-daerah untuk menyolidkan seluruh unsur partai masih belum terlihat hingga sekarang.
"Hasil munaslub, yang saya ketahui belum didistribusikan secara total, produk munas belum diketahui anggota, kader, termasuk yang di dewan. Boleh dikatakan konsolidasi belum berjalan padahal sudah setahun," kata Akbar dalam diskusi bertajuk 'Refleksi 1 tahun Partai Golkar Kepemimpinan Setya Novanto' di Hotel Puri Denpasar, Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (21/5).
Dia mengungkapkan, belum terkonsolidasinya internal partai dengan baik terlihat dari banyaknya Pelaksana tugas (Plt) DPD-DPD yang berasal dari pengurus pusat. Mantan Ketua DPR ini juga khawatir elektabilitas Golkar akan merosot di Pemilu jika kepemimpinan Novanto belum bisa menyelesaikan tugas untuk mengonsolidasikan seluruh unsur partai.
"Catatan yang saya sempat baca elektabilitas turun, trend turun, yang saya takutkan dari posisi, Golkar partai atas. Kalau nanti penurunan ini akan berbahaya, bisa enggak kita ke nomor dua lagi," tegasnya.
Akbar menambahkan, imbas masalah itu pun telah terlihat di Pemilu 2014 lalu, yakni perolehan kursi Golkar di DPR tidak jauh berbeda dengan Gerindra. Partai berlambang pohon beringin itu mendapat 91 kursi di parlemen, berbanding Gerindra yang mendapat 73 kursi.
"Misalnya saja pemilu kemarin Golkar dan Gerindra tak beda jauh, tren gerindra ada kenaikan lalu partai baru yang dulu dari Golkar," jelasnya.
Tak hanya itu, dia mengaku, terkejut saat dirinya melawat ke Papua dan mengetahui kader Golkar tidak terpilih sebagai pimpinan DPRD. Kondisi tersebut jarang terjadi karena biasanya partai berhasil menempatkan perwakilan di DPRD-DPRD.
"Saya ke Papua dan Marauke, saya sedih. kepemimpinan di DPRD juga tidak masuk. Golkar legitimate berapa kursi yang kita dapat," ungkapnya.
Oleh karena itu, Akbar berharap Rapimnas Golkar dijadikan sebagai momentum untuk mencari solusi dan kebijakan strategis untuk mengatasi masalah-masalah partai. Golkar tengah menggelar Rapimnas di Balikpapan Kalimantan pada 22-24 Mei 2017.
"Mudah-mudahan tidak terjadi sesuatu, ini momentum digunakan Rapimnas momentum ini sebaiknya mencari langkah baru agenda politik ke depan," tutupnya.