Aksi Mahasiswa Tolak Revisi UU Pilkada di Garut Berujung Ricuh
Aksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.
Sejumlah mahasiswa gabungan dari berbagai kampus melakukan aksi unjuk rasa mendukung putusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengubah ambang batas pencalonan kepala dan wakil kepala daerah di gedung DPRD Garut, Jumat (23/8).
Aksi tersebut berujung ricuh setelah mahasiswa yang ingin masuk kedalam gedung DPRD dipukul mundur polisi.
- FOTO: Lautan Mahasiswa Geruduk Gedung DPRD Jatim Kawal Putusan MK, Situasi Sempat Memanas
- Ricuh Demo di Gedung DPRD Jambi, Sejumlah Mahasiswa Terluka
- Kondisi Terkini Demo Ricuh Tolak Revisi UU Pilkada di Semarang
- Mahasiswa Unismuh Makassar Rusak Ruang Kuliah Ditangkap Polisi, Urat Kaki Putus dan Terancam Sanksi Berat
Pada awalnya aksi mahasiswa yang berlangsung mulai pukul 14.00 di sekitar bundaran Simpang Lima dan Gedung DPRD Garut berjalan tertib. Mahasiswa gabungan dari sejumlah kampus di Garut itu pun akhirnya berkumpul di satu titik, yaitu gedung DPRD Garut.
Selama di gedung DPRD Garut, para mahasiswa melakukan orasi dan kemudian masuk ke area dalam. Kericuhan mulai terjadi saat para mahasiswa memaksa masuk ke dalam gedung DPRD sampai akhirnya terjadi aksi lemparan menggunakan air mineral.
Aparat yang melakukan penjagaan langsing membubarkan paksa massa aksi namun aksi lemparan terjadi dari luar area gedung DPRD menggunakan batu. Kericuhan pun kian memanas dan mahasiswa berlarian dan situasi akhirnya bisa dikendalikan.
Kapolres Garut AKBP M. Fajar Gemilang mengatakan, kericuhan yang terjadi merupakan dinamika dalam penyampaian aspirasi. Sebelum terjadi kericuhan, ia mengaku sudah mengakomodir dan melakukan negoisasi dengan peserta aksi untuk agar hanya perwakilan saja yang masuk ke dalam gedung DPRD.
"Kita sudah akomodir dengan negosiasi kepada peserta aksi untuk menyampaikan aspirasi, perwakilan. Karena mengingat tempat yang kecil hanya untuk 50 orang, itu pun sebetulnya dalam proses diskusi tidak akan efektif, cuma kami negosiasi, silahkan jangan semua 50 masih bisa kita maklumi dan siapkan, anggota dewan sudah siapkan audiensi," kata Fajar, Jumat (23/8).
Namun yang terjadi kemudian, dijelaskan Fajar, dalam prosesnya terdapat oknum peserta aksi yang tiba-tiba melemparkan batu dan menyerang petugas yang melakukan penjagaan. Padahal menurutnya awalnya pihaknya sejak awal dalam posisi bertahan dan mengedepankan humanis tidak mengedepankan upaya paksa.
"Namun peserta aksi melakukan pelemparan, kita bubarkan. Alhamdulillah pukul 16.50 peserta aksi bubar dan kembali ke tempat asal, kegiatan masyarakat juga saat ini sudah normal. Yang terluka sedang kita cek, baik dari masyarakat, petugas, maupun peserta aksi," jelasnya.
"Yang baru dapat kita identifikasi ada sekitar tiga petugas yang terluka akibat terkena lemparan batu. Kami cek karena yang bersangkutan ada di rumah sakit," sambungnya.
Fajar memastikan bahwa paska kericuhan itu tidak ada yang diamankan meski sempat merusak sejumlah kaca gedung DPRD Garut.
"Sampai saat ini tidak ada yang diamankan, kita hanya membubarkan peserta aksi. (Kaitan dengan kerusakan) Kami sudah koordinasi dengan Sekretariat Dewan, akan segera diperbaiki, akan dievaluasi kerusakannya," pungkasnya.