Analisis hasil Pilgub di Jawa terhadap konstelasi Pilpres 2019
"Kalau digabung suara Jabar, Jateng, Jatim hampir 97 juta. Bayangkan kemudian itu dimenangkan oleh Pak Jokowi. Saya kira signifikan," kata Muradi
Ketua Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universiras Padjadjaran, Bandung, Muradi mengatakan kemenangan pasangan calon kepala daerah di sejumlah wilayah akan berpengaruh terhadap konstalasi Pemilu Serentak 2019. Dia mencontohkan, kemenangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum di Jawa Barat, Ganjar Pranowo-Taj Yasin di Jawa Tengah dan Khofifah Indar Parawansa-Emil Lestianto Dardak akan membantu pemenangan Joko Widodo di Pilpres.
"Kalau digabung suara Jabar, Jateng, Jatim hampir 97 juta. Bayangkan kemudian itu dimenangkan oleh Pak Jokowi. Saya kira signifikan," kata Muradi saat berbincang dengan merdeka.com, Rabu (27/6).
-
Mengapa hasil quick count Pilkada DKI 2017 sangat penting? Hasil quick count tersebut menjadi perhatian utama, karena sering kali memberikan indikasi kuat mengenai hasil akhir sebelum perhitungan resmi diumumkan oleh KPU.
-
Apa hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
-
Apa itu quick count? Quick count adalah metode perhitungan cepat yang dilakukan oleh lembaga survei atau lembaga riset untuk memprediksi hasil pemilu berdasarkan sebagian data suara yang sudah masuk.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Siapa yang melakukan Quick Count? Quick count dilakukan oleh lembaga survei, lembaga pemantau pemilu, atau kelompok masyarakat sipil yang independen dan tidak terafiliasi dengan calon atau partai politik.
-
Apa sebenarnya Quick Count itu? Quick count atau hitung cepat adalah proses perhitungan suara secara cepat dan sementara yang dilakukan oleh lembaga survei atau kelompok masyarakat untuk memperkirakan hasil suara dalam suatu pemilihan umum.
Kemenangan tiga pasangan tersebut ditambah beberapa daerah akan terjadi distribusi tanggungjawab dari partai pendukung Jokowi dalam proses pemenangan.
"Tinggal menambahkan di Sumatera, Sulewasi dan Kalimantan distribution of responsibility," ujarnya.
"Misal di Jabar, di Jateng, di Jatim Khofifah itu unik dikaji lebih dalam. Apakah ini distribusi tanggungjawab atau strategi berkebalikan dari itu," sambung Muradi.
Dalam kondisi saat ini, Jokowi bisa mengandalkan kepala-kepala daerah yang berasal dari partai pendukungnya untuk menarik suara saat Pilpres berlangsung.
"Kemudian Presiden memberikan tanggungjawab ke yang lain," ucapnya.
Pandangan lain disampaikan peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Adjie Alfarby. Adjie menyebut kemenangan Pilkada Serentak khususnya di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, tidak secara paralel berpengaruh terhadap pemungutan suara Pemilu dan Pileg. Berdasarkan pengalaman, menurutnya hasil Pilkada tak serta merta bakal membawa kemenangan di Pilpres.
"Tapi hasil Ini menurut pengalaman kami, tidak banyak berpengaruh ke pileg atau pilpres," ungkapnya.
Adjie menuturkan pilkada serentak ini sebagai ajang partai politik untuk memanaskan mesinnya menjelang menghadapi Pemilu 2019. "Namun memang sebagian partai menggunakan momen pilkada untuk pemanasan mesin politik jelang pileg dan pilpres," imbuhnya.
Namun, menurut dia, Pilkada serentak tidak pengaruhi peta koalisi, tetapi hanya menegaskan peta politik nasional yang sudah ada. Justru, koalisi di tingkat nasional mempengaruhi koalisi di daerah. Seperti koalisi Gerindra, PKS, dan PAN yang dari tiga wilayah di Jawa, di Jabar dan Jatim terus bersama-sama.
"Tapi kalau dilihat dari paralel suara agak sulit tapi kalau paralel koalisi mungkin terjadi seperti yang terjadi di 3 wilayah ini" tandasnya.
Baca juga:
PAN sebut hasil Pilkada akan pengaruhi Pilpres 2019
Soal hasil Pilkada serentak, PKB tunggu penghitungan KPU
Hitung cepat sementara KPU: Pilgub Maluku Utara bersaing ketat, selisih 1,03%
Calon kepala daerah kalah diminta legowo terima hasil Pilkada
Hitung cepat KPU: Ridwan-Uu 34,66%, Sudrajat-Syaikhu 28,94%, data masuk 51,28%
Kalah menang biasa, calon kepala daerah harus bisa berdamai dengan hasil Pilkada