Anies: Indonesia Makin Didominasi Kekuatan Non Gagasan Kerakyatan
Anies menilai semakin tampak jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.
Anies menyebut, tantangan yang dihadapi agak unik.
- Anies Berduka 3 Pendukungnya Meninggal Saat Kampanye Akbar di JIS: Mereka Korbankan Hidup Demi Perubahan
- Anies di Padang: Kita Ingin Mengembalikan Negara Agar Tidak Diatur Pakai Selera
- Berkali-Kali Kegiatan Kampanye Anies Dibatalkan Sepihak sampai Harus Pindah Lokasi
- Anies Dengar Keluhan Pedagang: Kita akan Tingkatkan Daya Beli Masyarakat
Anies: Indonesia Makin Didominasi Kekuatan Non Gagasan Kerakyatan
Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan menyatakan, akhir-akhir ini Indonesia didominasi oleh kekuatan-kekuatan non gagasan kerakyatan. Anies menilai semakin tampak jelang pemilihan umum (Pemilu) 2024.
"Kita menyaksikan Indonesia yang akhir-akhir ini makin didominasi oleh kekuatan-kekuatan non gagasan kerakyatan, non gagasan pemerataan, non gagasan keadilan," kata Anies di acara Deklarasi dukungan dari KB HMI di Swasana Lippo Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (27/12/2023).
Oleh sebab itu, menurut Anies tantangan di Pemilu 2024 menjadi lebih berbeda ketimbang pemilu-pemilu sebelumnya. Dia menyebut, tantangan yang dihadapi agak unik.
"Ini adalah arus dominan yg terjadi karena itulah ikhtiar melakukan perubahan di periode 2024 ini menemukan tantangan yang agak unik dibandingkan pemilu-pemilu sebelumnya," kata Anies.
Anies mencontohkan tantangan yang dia maksud. Tantangan ia temukan selama melangsungkan masa kampanye di berbagai daerah di Indonesia.
"Untuk pertama kalinya kita menemukan keluhan di berbagai tempat, menemukan kekhawatiran di berbagai tempat akankah pemilu diselenggarakan dengan jujur, akankah pemilu diselenggarakan dengan adil," ungkap dia.
Anies menyatakan, kekhawatiran seperti itu tidak pernah ada dalam perjalanan Pemilu di Indonesia selama ini. Oleh sebab itu, Anies memandang berbagai pihak perlu mengambil peran untuk memastikan Pemilu 2024 berjalan adil.
"Kekhawatiran-kekhawatiran seperti itu sebelumnya tidak pernah ada. Tapi itu sesungguhnya panggilan tugas sebagai semua alumni pergerakan mahasiswa. Kita harus kembali ambil tanggung jawab," katanya.