Anies Pertanyakan Hasil Kerja Prabowo untuk Amankan Cyber Indonesia
Prabowo mengingatkan, pengadaan teknologi bukan menjadi kunci. Karena yang terpenting adalah SDM.
Prabowo mengingatkan, pengadaan teknologi bukan menjadi kunci. Karena yang terpenting adalah SDM.
- Prabowo Singgung Soal Bung Karno dan Minta Tidak Diganggu, PDIP Respons Jangan Antikritik
- Anies Beri Nilai 11 dari 100 untuk Kinerja Prabowo di Pertahanan, Ini Alasannya
- VIDEO: Anies Bahas Strategi dari Ancaman Cyber, Prabowo Ngegas: Teoritis Semua Indah!
- VIDEO: Anies Tajam Kritik Prabowo soal Sistem Cyber: Lima Tahun Apa yang Dikerjakan?
Anies Pertanyakan Hasil Kerja Prabowo untuk Amankan Cyber Indonesia
Calon Presiden Nomor Urut 1 Anies Baswedan memiliki tiga strategi untuk memperkuat pertahanan cyber di Indonesia. Karena lima tahun terakhir, dia menilai, upaya untuk melakukan pengamanan cyber tidak dilakukan.
Anies mengatakan, pertama yang harus dilakukan adalah menyusun strategi pengamanan cyber yang melibatkan seluruh lembaga. Agar hasilnya komprehensif.
“Kedua pengadaan teknologi terbaru, kuncinya bukan teknologi. Kuncinya pada pelibatan semua secara semesta,” katanya dalam debat ketiga di Istora Senayan, Minggu (7/1).
Sementara strategi ketiga, Anies menerangkan, mekanisme bila terjadi serangan cyber. Sehingga yang tidak kalah penting adalah kecepatan recovery sistem.
“Jadi menyusun ini adalah melibatkan semua pihak komprehensif menggunakan teknologi terbaru dan kecepatan recovery,” jelasnya.
Mendengar itu, calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto mengingatkan, pengadaan teknologi bukan menjadi kunci. Karena yang terpenting adalah kapasitas dari sumber daya manusia (SDM).
“Kita menyiapkan putera putri terbaik untuk menguasai teknologi dan sains, bukan barang yang kita beli. Menurut saya itu inti masalahnya,” tegasnya.
Menjawab Prabowo, Anies menyetujui, jika SDM termasuk yang penting dalam sistem. Namun masalahnya, dia menambahkan, lima tahun terakhir tidak ada upaya untuk meningkatkan atau mempertahankan sistem cyber di Indonesia.
“Justru di situ letak problemnya jadi ketika anggaran yang begitu besar dialokasikan justru bukan untuk mempertahankan yang hari ini menjadi serangan paling modern yang terjadi, ini adalah ancaman yang paling nyata, dan dirasakan di seluruh keluarga bukan hanya disektor pemerintahan,” ujarnya.
“Karena itu menurut kami langkahnya invetasi jangka panjang boleh tapi manfaatnya baru dirasakan bisa 5 tahun 10 tahun yang akan datang. Pertanyaannya hari ini dan kemarin apa? Dan itulah yang menjadi fokus kita,” tutup Anies.