Ansyaad Mbai: Elite politik tunggangi kelompok radikal demi suara
Ansyaad Mbai: Elite politik tunggangi kelompok radikal demi suara. Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai melihat banyak elite politik di Indonesia yang memanfaatkan kelompok radikal untuk mendulang suara dalam pemilu, tanpa memikirkan efek jangka panjang yang terjadi nantinya.
Mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai melihat banyak elite politik di Indonesia yang memanfaatkan kelompok radikal untuk mendulang suara dalam pemilu, tanpa memikirkan efek jangka panjang yang terjadi nantinya.
"Elite politik mendukung radikalisme. Sebenarnya bukan mendukung, tapi menunggangi untuk meraih suara, padahal ancamannya jangka panjang," kata Ansyaad saat ditemui di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan pada Senin (8/5).
"Anda lihat mereka kelompok radikal diundang masuk ke Senayan (Gedung DPR/MPR), deklarasi mau menjatuhkan Presiden," tegasnya.
Ansyaad menganggap, fenomena seperti ini merupakan ancaman nyata dari penyebaran paham radikalisme di Indonesia.
Selain soal elite politik mendukung gerakan radikalisme, ancaman nyata lainnya yang juga di hadapi Indonesia adalah kembalinya 'foreign terorist fighters' (FTF) dari Suriah lantaran di sana mereka terjepit oleh serangan brutal Amerika Serikat.
Ada pula ancaman lain, yakni melalui penguasaan media sosial oleh kelompok radikal, berlanjutnya perekrutan dan pelatihan militer hingga penyebaran paham radikal di lingkungan pendidikan. Tujuan mereka hanya satu, yakni mendirikan khilafah di Indonesia.
"Gerakan-gerakan mendirikan khilafah ini seperti enggak disadari juga sama politikus. Dikiranya mereka ini pasukan nasi bungkus. Padahal bukan. Hal-hal inilah yang juga harus kita semua waspadai," ujar Ansyaad.
Menurutnya di tengah ancaman nyata itu, pemerintah beserta aparat hukum dan 'civil society' dinilai belum maksimal bekerja.