'Apa yang terjadi di Pilkada 2018 jadi gambaran peta politik di 2019'
"Ini akan menjadi petunjuk bagi partai politik untuk melakukan evaluasi dan menyusun ulang strategi pada Pemilu 2019" kata Endang
Direktur Eksekutif Indonesia Watch for Democracy (IWD), Endang Tirtana menilai peta pertarungan politik di Pilkada Serentak yang baru saja usai, ada beberapa catatan yang dapat ditarik mengenai hubungan antara hasil Pilkada 2018 dan Pemilu 2019 mendatang.
"Apa yang terjadi dari hasil Pilkada 2018 menjadi gambaran peta politik di Pilpres dan Pemilu 2019. Ini akan menjadi petunjuk bagi partai politik untuk melakukan evaluasi dan menyusun ulang strategi pada Pemilu 2019" kata Endang melalui keterangan tertulis, Jumat (29/6).
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
Endang menambahkan, kekuatan oposisi mampu mengimbangi kekuatan partai pro pemerintah. Situasi itu akan membuat partai-partai pemerintah mengatur ulang strategi untuk Pemilu 2019. Namun, lanjut Endang, PDI Perjuangan mampu memenangkan 91 daerah dalam Pilkada 2018. Dari 154 kabupaten dan kota, PDI-P berpartisipasi di 152 daerah. Dari 152 daerah yang diikuti, PDI-P menang di 91 daerah atau sebanyak 60 persen.
Menurut Endang, keberanian PDI Perjuangan memilih kandidat yang berbeda dari selera mainstream-lah yang melahirkan figur seperti Jokowi dan Ganjar Pranowo.
"Cara PDI Perjuangan memberikan kesempatan pada kadernya itu juga yang akhirnya berhasil membuat suara PDI Perjuangan rebounds dari penurunan suara saat pemilu 2004 dan Pemilu 2009. Justru dua parpol yang sedikit menang pilkada, PDI Perjuangan dan Gerindra saat ini memperoleh kenaikan suara yang signifikan. Pelajaran yang sangat baik" katanya.
Endang Tirtana juga menyesali masih ada indikasi permainan isu suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA) pada pilkada kemarin.
"Isu SARA bikin sakit demokrasi yang sudah sehat dalam pertarungan politik. Mari kita tinggalkan permainan isu SARA dalam politik" tegas Endang.
Selain itu, Endang mengucapkan selamat kepada seluruh gubernur, bupati, dan walikota yang terpilih.
"Pemimpin yang baik akan dikenang bukan karena apa yang diucapkan dan dijanjikan, tetapi karena apa yang dikerjakan. Selamat bekerja untuk negeri," katanya.
Baca juga:
14 Daerah dari Papua hingga Tangerang tunda pemungutan suara Pilkada
Mendagri tetap akan lantik kepala daerah yang berstatus tersangka
Pasca pilkada serentak, begini cara melawan Jokowi di Pilpres 2019
Tri Rismaharini : Gus Ipul-Mbak Puti kalah karena dicurangi
Cagub Jabar yang kalah bisa gugat ke MK, tapi ini syaratnya
Fadli Zon klaim hasil pilkada serentak tunjukkan rakyat ingin ganti presiden