Apakah Ada Persamaan Politik Genderuwo dan Sontoloyo?
Namun belum juga reda soal politikus sontoloyo, capres nomor urut 01 itu kembali mengeluarkan ucapan yang membuat heboh, yaitu politik genderuwo. Beragam komentar kembali ramai.
Belakangan, jagat politik dikejutkan dengan ucapan Jokowi yang menyebut banyak politikus Sontoloyo. Sontak saja ucapan yang keluar dari mulut presiden itu menuai pro kontra.
Namun belum juga reda soal politikus sontoloyo, capres nomor urut 01 itu kembali mengeluarkan ucapan yang membuat heboh, yaitu politik genderuwo. Beragam komentar kembali ramai. Lalu apakah maksud politik genderuwo dan sontoloyo yang diucapkan Jokowi? Berikut penjelasannya:
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Kapan Pasar Jongke diresmikan oleh Presiden Jokowi? Pada Sabtu (27/7), Presiden Jokowi meresmikan Pasar Jongke yang berada di Laweyan, Kota Surakarta.
Soal Politikus Sontoloyo
Ucapan Presiden Jokowi mengenai politikus sontoloyo mengundang beragam reaksi dari berbagai pihak. Jokowi kemudian menjelaskan maksud dari politikus sontoloyo tersebut.
Dia mengatakan politikus acap kali menggunakan cara-cara tidak beretika dan tak beradab saat berkontestasi di pemilu. Cara tidak beradab yang dimaksud adalah menggunakan isu SARA, mengadu domba, fitnah, dan menebar kebencian.
Padahal, pendiri bangsa Indonesia tidak pernah mengajarkan tentang adu domba dan saling memecah belah rakyat dalam merebut kekuasaan. "Di mulai dari urusan politik yang sebetulnya setiap lima tahun pasti ada. Dipakailah cara cara politik adu domba, cara cara politik memfitnah, cara cara politik memecah belah hanya untuk merebut sebuah kursi, sebuah kekuasaan," kata Jokowi.
Ingatkan politikus agar berpolitik secara sehat
Jokowi menyindir politikus sontoloyo saat membagikan 5.000 sertifikat tanah untuk warga di Lapangan Bola Ahmad Yani. Ucapan tersebut bertujuan mengingatkan para politikus agar menggunakan cara-cara sehat saat berkontestasi di Pemilu 2019.
Jokowi menginginkan, kontestasi politik diwarnai adu gagasan dan program. Bukan justru saling mengadu domba, memecah belah, dan menebar kebencian. Jokowi menyarankan agar warga memperhatikan betul mana politikus yang baik dan yang tidak. "Jangan sampai dibawa oleh politikus-politikus hanya untuk kepentingan sesaat," ujar Jokowi.
Ini Penjelasan Politik Genderuwo
Politik genderuwo yang dimaksud oleh Presiden Jokowi yakni, cara politikus melakukan politik tidak beretika dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan, kekhawatiran, dan propaganda ketakutan. Tidak hanya membuat takut, politikus semacam itu juga ingin memunculkan situasi ketidakpastian.
"Membuat ketakutan. Masak masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Itu namanya politik genderuwo, nakut-nakuti, politik genderuwo," kata Jokowi.
Anak Muda Tak Takut Politik Genderuwo
Presiden Jokowi menyayangkan masih ada sejumlah pihak di dalam negeri yang malah membuat takut anak-anak muda Indonesia. Jokowi mengatakan hal seperti harusnya tidak dibenarkan. Semua masyarakat wajib menciptakan suasana penuh harapan bagi anak-anak muda penerus bangsa. Sehingga anak-anak muda memiliki keberanian dan kreativitas dalam memajukan bangsa dan negara.
"Bukan narasi yang menakut-nakuti, bukan politik genderuwo yang menebarkan ketakutan. Dan anak-anak muda yang pasti tidak pernah takut terhadap itu. Saya meyakini itu," kata Jokowi.
(mdk/has)