Bamsoet Kembali Deklarasi jadi Calon Ketua Umum Golkar
Bamsoet mengaku mendapat permintaan untuk tetap maju dari para senior Partai Golkar.
Wakil Koordinator Bidang Pratama Pratai Golkar Bambang Soesatyo (Bamsoet) mendeklarasikan diri maju sebagai bakal Calon Ketua Umum Partai Golkar pada Musyawarah Nasional (Munas) 3-6 Desember 2019. Hal itu disampaikan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (22/11).
"Dengan didasari kecintaan saya terhadap Partai Golkar, dengan mengucapkan bismillah, saya Bambang Soesatyo menyatakan siap menjalankan perintah untuk mengikuti konstestasi pemilihan Ketua Umum Partai Golkar periode 2019-2024," kata Bamsoet.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Siapa yang diusung oleh Partai Golkar sebagai Cawapres? Partai Golkar resmi mengusung Gibran Rakabuming sebagai Cawapres Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
-
Siapa yang menyesali kericuhan di diskusi Generasi Muda Partai Golkar? Ketua Umum PP Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) Ilham Permana menyesali atas insiden kericuhan saat diskusi yang mengatasnamakan Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) ladi Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Rabu (26/7/2023).
-
Apa yang didiskusikan Dedi Mulyadi dan pengurus Golkar di pertemuan tersebut? Kita tadi sudah berdiskusi banyak. Intinya bahwa kita mendukung Pak Dedi Mulyadi untuk menjadi calon gubernur di Jawa Barat.
-
Apa yang diminta oleh Partai Golkar kepada Bahlil? Partai Golkar meminta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia tidak mengklaim sebagai kader partai yang dipimpin Ketua Umum Airlangga Hartarto.
Bamsoet mengaku tidak bisa membendung keinginan kader yang memintanya untuk tetap maju dalam kontestasi pemilihan Ketua Umum Partai Golkar. Dia juga mengaku mendapat permintaan untuk tetap maju dari para senior Partai Golkar.
"Mempertimbangkan aspirasi, dukungan dan desakan yang sangat kuat, lebih tepatnya perintah dari organisasi yang telah membesarkan saya seperti Pemuda Pancasila, FKPPI, SOKSI dan aspirasi daerah dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten atau kota, provinsi dan pusat baik yang memiliki hak suara ataupun tidak, baik vertikal dan horizontal rasanya saya tidak cukup kuat untuk menolaknya," ungkapnya.
Siap Bersaing
Bamsoet juga membuka kesempatan bagi setiap kader Golkar yang ingin berkontribusi dengan dalam pencalonannya sebagai bakal calon ketua umum. Dia pun berharap bisa membawa harapan bagi setiap kader Golkar.
"Dan saya kira pencalonan saya ini juga dapat memberikan harapan, bukan hanya untuk semua kader partai namun juga untuk semua stakeholder yang selama ini sudah berjuang bagi kemajuan partai yang kita cintai ini," ucapnya.
Saat mendeklarasikan diri, Bamsoet didampingi oleh beberapa pendukungnya. Mulai dari Robert J Kardinal, Nusron Wahid dan Ahmad Noor Supit.
Pernah Deklarasi Caketum
Sebelum ini, Bamsoet pernah mendeklarasikan diri sebagai pesaing petahana Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto bersama kandidat lain, Kamis (18/7). Dia mengumumkannya bersama Ketua Umum Satkar Ulama Ormas Partai Golkar Ali Yahya, Ketua DPP Indra Bambang Utoyo, Ketua DPP Ridwan Hisjam, Dewan Pembina KPPG Ula Nurachwati dan politikus perempuan Marlinda Irwanti.
Namun, Indra dan Ridwan tidak hadir dalam deklarasi di Hotel Sultan. Airlangga, sebagai petahana juga tidak hadir.
"Hari ini dengan mengucapkan bismillah saya Bambang Soesatyo menyatakan maju," ujar Bamsoet saat konferensi pers di Hotel Sultan, Jakarta Pusat.
Dia berpesan, supaya para calon ketua umum bertarung secara sehat tanpa ada upaya ancam mengancam. Sebab, Golkar adalah partai yang demokratis.
Dia menginginkan pertarungan calon ketua umum tidak diwarnai pemecatan pengurus karena beda dukung-mendukung calon. Kasus pemecatan pengurus di DPD, kata Ketua DPR ini, harus segera diakhiri.
(mdk/ray)