Bawa pesan Megawati, Hasto minta Risma-Whisnu menang terhormat
Jika menang, Surabaya bakal menjadi benchmarking PDIP di daerah lainnya.
Sekjen DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto minta mesin pemenangan pasangan Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana bergerak hingga proses Pilkada Surabaya, Jawa Timur berakhir. Meski hasil survei sangat menggembirakan, Hasto minta semua elemen mesin pemenangan tidak lengah dan mematuhi pesan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
"Hasil survei pasangan Risma-Whisnu sangat menggembirakan. Namun, kita tidak boleh lengah. Mesin partai harus tetap bekerja mengawal hingga hari penyoblosan, bahkan sampai proses penghitungan suara," tegas Hasto di Kantor DPC PDIP Surabaya, Jalan Kapuas, Sabtu (21/11) malam.
Di Kantor DPC yang sekaligus dijadikan Posko Pemenangan Risma-Whisnu ini, di hadapan pasangan Risma-Whisnu serta jajaran pengurus partai dan anggota fraksi, Hasto juga menyampaikan, hasil survei internal partai ini, menjadi perhatian khusus Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
Sebab, kata Hasto, dengan tingkat popularitas maupun keterpilihan Paslon urut dua ini, Surabaya bisa menjadi tolok ukur bagi daerah lain yang juga menghadapi Pilkada serentak.
"Hasil survei yang cukup tinggi ini, melebihi prediksi sebelumnya. Apalagi Bu Risma dan Mas Whisnu berani menetapkan kemenangan 93 persen. Ini artinya, kepercayaan warga Surabaya terhadap calon dari PDIP cukup besar. Itu harus tetap dijaga," katanya.
Surabaya, tambah Hasto, diharapkan menjadi 'benchmarking' bagi daerah-daerah lain yang Paslonnya juga diusung PDIP. Karena itu, ajak dia, dengan semangat gotong royong, kerja mesin pemenangan seharusnya lebih dimaksimalkan, agar nanti hasil coblosan juga maksimal seperti yang diharapkan.
"Saya juga menyampaikan pesan Ibu Megawati, agar kampanye di Surabaya dilakukan door to door, dalam bentuk dialogis, kita yang datang ke rakyat, bukan rakyat datang ke kita. Itulah karakter partai kita."
Kembali dia menerangkan, "Baru itulah kita mendengar keinginan rakyat apa yang akan dilakukan dwi tunggal Risma-Whisnu. Kita sudah menyiapkan mesin partai kita. Di masa lalu, PDIP terlalu sering berhadapan dengan kekuasaan. Dan saat ini, PDIP berada di kekuasaan dengan kepemimpinan Jokowi, yang didukung partai yang solid," sambungnya.
Hasto meminta kader partai di Kota Pahlawan ini, untuk belajar mendengar suara rakyat. "Tampil lah secara yakin, watak kita sebagai banteng-banteng tidak pernah menyombongkan diri. PDIP tidak ada kompromi terkait hal-hal yang bertentangan dengan ideologi. Saya tahu bahwa di Kota Surabaya, praktik-praktik yang didasarkan ideologis, partai yang didasarkan kerakyatan kita lihat dari Risma-Whisnu."
Menurutnya, selama duet Risma-Whisnu memimpin, penantaan sistem-sistem pemerintahan, penataan di bidang pertamanan, birokrasi kerakyatan ditata dengan baik. Pun begitu dengan reformasi anggaran juga ditata dengan baik.
"Di Surabaya, satu-satunya kota yang menggunakan anggaran paling kecil untuk aparat pemerintahan. Anggaran sekecil-kecilnya digunanakan untuk sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat," ucapnya.
Hasto juga meyakinkan, partainya tidak akan pernah menyakiti hati rakyat. Karena bagi partai berlogo kepala banteng moncong putih ini, kekuasaan tidak akan berarti tanpa rakyat.
"Kita anti money politics. Kita meyakini survei bahwa money politics tidaklah efektif tapi merusak sendi-sendi demokrasi. Ingat kata Ibu Megawati, menang lah dengan cara terhormat. PDIP tidak akan menyakiti rakyat," tandasnya.
Sementara, Tri Rismaharini merespon positif permintaan Hasto terkait hasil survei tersebut. "Tentu kita tidak bisa bekerja maksimal, tanpa dukungan mesin partai, relawan, dan tentunya seluruh warga Surabaya," kata Risma.
Sedang Whisnu Sakti Buana mengatakan, seluruh elemen mesin pemenangan siap mengawal penuh proses Pilkada Surabaya. Termasuk para saksi maupun relawan.
"Sejak awal saya tegaskan, saksi di TPS menjadi ujung tombak dari pemenangan ini. Sehingga, dengan kesiapan seluruh barisan partai, kita akan bisa mencapai target," kata Whisnu.
Whisnu yang juga Ketua DPC PDIP Surabaya ini, mengaku kalau dia dan Risma telah berikrar tidak mencari kemenangan untuk materi. "Tapi kita mencari kemenangan untuk memperkokoh tiang kesejahteraan bagi kita semua, bagi warga Surabaya semua," tandasnya.
Baca juga:
Rasiyo-Lucy gelar pesta rakyat, Risma-Whisnu pilih blusukan
Dianggap melanggar aturan, poster Risma-Whisnu di pohon dicopot
Bangun sirkuit, Risma berangan Rossi akan sering balapan di Surabaya
Pilkada Surabaya, harta Risma paling kecil dibanding calon lain
Jika terpilih, Risma-Whisnu janji bedah 1.000 rumah warga miskin
-
Mengapa Prabowo dan SBY ingin bertemu Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Mengapa PDIP mempertimbangkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur di Pilkada Jakarta? Bahwa Anies juga jadi bagian pertimbangan, iya, Anies bagian dari pertimbangan. Oleh karenanya kami juga dengan Cak Imin dalam rangka itu semua," jelas dia.
-
Siapa yang memuji kemampuan Megawati di lapangan? Bahkan, pelatih dari tim lawan mengakui betapa sulitnya menghadapi Megawati.
-
Apa yang ingin dilakukan Prabowo dan SBY terhadap Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Kapan Cinta Mega dipecat dari PDIP? Sekretaris DPD PDIP Jakarta Gembong Warsono mengungkapkan, pemecatan tersebut dilakukan berdasarkan keputusan DPP PDIP, Senin (14/8).
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.