Bawaslu: Kebohongan Publik Daya Ledaknya Luar Biasa Tinggi dan Berbahaya
Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mochammad Afifuddin menyoroti maraknya informasi hoaks yang menyudutkan kredibilitas penyelenggara pemilu. Hasilnya, lebih banyak masyarakat yang memberikan respons negatif lewat caci maki di media sosial.
Anggota Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Mochammad Afifuddin menyoroti maraknya informasi hoaks yang menyudutkan kredibilitas penyelenggara pemilu. Hasilnya, lebih banyak masyarakat yang memberikan respons negatif lewat caci maki di media sosial.
"Kalau ada berita bohong yang diyakini publik bahwa penyelenggara pemilu tidak netral maka dampaknya ke kami itu isi medsos laknat ke kita semua. Padahal bisa dua sisi, misalkan mendoakan kekuatan hati kita melakukan penyelenggaraan pemilu kan positif. Tapi ada juga kan yang laknat dan tidak seleai," tutur Afif di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (14/3).
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Partai apa yang menang di pemilu 2019? Partai pemenang pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase 19.33% dari total suara sah yang diperoleh.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Sejumlah kasus terjadi seperti hoaks tujuh kontainer surat suara tercoblos dan puluhan juta DPT siluman. Isu semacam itu seharusnya dapat disikapi dengan arif dan bijak oleh masyarakat.
"Bagaimana framing publik terhadap penyelenggara pemilu. Pentingnya tabayun. Karena ini menurut saya punya daya ledak tinggi. Kebohongan publik daya ledaknya luar biasa tinggi dan berbahaya," jelas dia.
Demi menjawab rangkaian hoaks tersebut, Bawaslu berkomitmen menjalankan proses penyelenggaraan pemilu dengan sebaik mungkin agar hasilnya pun bisa diterima. Berbagai cacat yang mampu mencederai proses penyelenggaraan pemilu akan ditekan kemunculannya dengan maksimal.
"Bawaslu memastikan kualitas hasilnya baik lewat prosesnya. Kalau diyakini proses penghitungan suara tidak ada kecurangan kan semua pihak bisa terima. Tapi kalau ada curiga, maka akan sangat mungkin disoal. Maka menjaga kualitas proses itu menjadi tugas Bawaslu," kata Afif.
Terlebih, dampak dari tidak percayanya masyarakat terhadap hasil pemilu akan menimbulkan masalah lanjutan. Paling parah, pemilu mesti diulang dan hal itu sangat melelahkan bagi semua pihak, juga boros anggaran.
"Bagi penyelenggara, yang menang A atau B nggak masalah. Yang penting prosesnya bisa berjalan baik dan hasilnya bisa diterima semua pihak," Afif menandaskan.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Bawaslu Jaksel Tertibkan APK yang Langgar Aturan di 8 Lokasi
Bawaslu Temukan 5.859 Lembar Surat Suara Rusak di Dumai
DKPP Keluarkan Putusan Anggota Bawaslu Komentari Reuni 212
BPN Prabowo Minta KPU & Bawaslu Segera Tindaklanjuti Temuan 17,5 Juta DPT Janggal
Komisi Yudisial Pantau Sidang Ahmad Dhani, Bawaslu 'Pelototi' Pendukungnya
Wakil Walkot Semarang Sebut Penyerahan Bantuan Dana Transportasi Bukan Kampanye