Beda Hasil Survei Elektabilitas Ganjar usai RI Gagal jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20
Indikator Politik menyebutkan, penurunan dratis elektabilitas Ganjar merupakan efek dari pembatalan status tuan rumah Piala Dunia U-20 di Indonesia oleh FIFA.
Elektabilitas Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo merosot hingga 8 persen berdasarkan survei Indikator Politik Indonesia. Penurunan itu terjadi pada bulan April 2024.
Indikator Politik menyebutkan, penurunan dratis elektabilitas Ganjar merupakan efek dari pembatalan status tuan rumah Piala Dunia U-20 di Indonesia oleh FIFA. Sikap Ganjar menolak Timnas Israel hingga Indonesia batal menjadi tuan rumah mendapatkan respons negatif dari publik.
-
Kapan survei SMRC untuk Pilgub Sulteng 2024 dilakukan? Jika Pemilihan Gubernur-Wakil Gubernur Sulawesi Tengah diadakan ketika survei dilakukan (6-18 Mei 2024) dan yang maju ada tiga pasangan, yakni Ahmad M Ali - Abdul Karim Aljufri vs Anwar Hafid - Reny A Lamadjido vs Rusdy Mastura - Mohamad Irwan Lapatta.
-
Bagaimana cara SMRC menentukan sampel untuk survei Pilgub Sulteng 2024? Sampel sebanyak 2420 responden dipilih secara acak dengan metode stratified multistage random sampling dengan jumlah proporsional dari populasi tersebut.
-
Apa yang menjadi fokus utama survei SMRC mengenai Pilgub Sulteng 2024? Lembaga survei Saiful Mujani Research Center (SMRC) merilis, simulasi terkait Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sulawesi Tengah (Sulteng) 2024, bertajuk 'Peluang Calon-calon Gubernur dalam Pilkada Provinsi Sulawesi Tengah' yang dirilis pada Rabu, (22/5).
-
Kapan survei Indikator Politik Indonesia dilakukan? Survei tersebut melibatkan 810 responden dengan metode simple random sampling dan margin of error sekitar 3,5 persen.
-
Kapan Survei Poltracking Indonesia tentang elektabilitas pasangan capres-cawapres dilakukan? Survei ini diselenggarakan Poltracking Indonesia mulai tanggal 29 Oktober hingga 5 November 2023.
-
Apa yang menjadi fokus utama dari Survei Poltracking Indonesia mengenai elektabilitas pasangan capres-cawapres? Lembaga survei Poltracking Indonesia mengungkapkan peta persebaran kekuatan elektabilitas setiap pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) berdasarkan penghasilan.
"Suara Ganjar turun dibanding pada bulan Maret sebelum pembatalan (status tuan rumah Piala Dunia U-20) masih lumayan memilih Ganjar, tetapi setelah pembatalam drop kurang lebih 7-8 persen," kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam paparannya.
Padahal, pada bulan Maret lalu Ganjar Pranowo masih menduduki peringkat pertama dengan perolehan 27,7 persen. Namun, imbas pembatalan status tuan rumah Piala Dunia U-20, elektabilitas Ganjar pada April menurun menjadi 19,8 persen.
Namun, elektabilitas Ganjar masih tinggi di kalangan masyarakat yang tidak tahu kalau FIFA membatalkan status tuan rumah Piala Dunia U-20 di Indonesia.
"Elektabilitas Ganjar jauh lebih tinggi di kalangan yang tidak tahu FIFA membatalkan status tuan rumah, 35 persen Ganjar dipilih. Artinya ada efek di sini buat Ganjar," jelas dia.
Survei Indikator melibatkan warga negara Indonesia yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah dan memiliki telepon/cellphone, sekitar 83% dari total populasi nasional. Pemilihan sampel dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD).
Ganjar Rebound Versi SMRC
Berbeda dengan indikator, Survei Saiful Mujani Research And Consulting (SMRC) mencatat elektabilitas Ganjar justru kembali menguat pada bulan April 2023. Meskipun, SMRC juga mengamini, suara Ganjar sempat merosot karena masalah pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20.
Dalam survei SMRC bulan April, Ganjar mendapatkan dukungan 16,5 persen berdasarkan simulasi top of mind. Unggul tipis dari Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto yang membuntuti dengan angka 16,3 persen.
Survei SMRC dilakukan dengan wawancara telepon pada jangka waktu 11-14 April 2023. Pemilihan sampel menggunakan teknik random digit dialing (RDD) yaitu dipilih sampel nomor telepon secara acak.
"Secara keseluruhan, suara Ganjar yang sempat turun mulai kembali menguat. Dukungan publik pada Ganjar mulai pulih," papar Direktur Riset SMRC, Deni Irvani dalam siaran pers, Sabtu (15/4).
Deni mengatakan, elektabilitas Ganjar mengalami peningkatan dari 13 persen pada pekan pertama April 2023. Sedangkan Prabowo mengalami pelemahan dari 18,3 persen menjadi 16,3 persen. Elektabilitas Anies mengalami stagnansi, dari 10,7 persen menjadi 9,8 persen.
Pada simulasi semi terbuka, elektabilitas Ganjar terlihat semakin besar menjadi 24,3 persen, Prabowo 22,5 persen, Anies 15 persen, Ridwan Kamil 6,8 persen, Erick Thohir 2,8 persen, Mahfud MD 2,8 persen, Sandiaga Uno 2,3 persen, dan nama lain di bawah 2 persen. Responden yang belum menjawab mencapai 14,6 persen.
Sedangkan pada simulasi enam nama, Ganjar masih memimpin dengan elektabilitas mencapai 26,8 persen, disusul Prabowo 25,4 persen, Anies 16,7 persen, Ridwan Kamil 13,8 persen, Mahfud MD 4,1 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 2,1 persen. Masih ada 11,1 persen responden belum menjawab.
Analisis Ganjar Menguat
Pengamat politik Adi Prayitno mengungkapkan, ada tiga faktor yang membuat nama Ganjar kembali melejit. Menurutnya, para pemilih cepat melupakan dan memaafkan Ganjar ihwal Indonesia gagal menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 yang sempat membuat elektabilitas Ganjar merosot.
"Pemilih kita itu kan memorinya pendek, cepat marah tetapi cepat pula memaafkan, cepat pula memilih orang yang sempat dibenci itu. Banyak kasus banyak kejadian di negara ini, partai, elite ataupun calon itu dibenci dibully tetapi sifatnya sesaat setelah itu publik lupa dan kembali dipilih," ujar Adi saat dihubungi, Minggu (16/4).
Lebih lanjut, Adi menjelaskan, kemesraan yang ditampilkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ganjar saat seharian berada di Solo, Jawa Tengah beberapa waktu lalu juga menjadi jawaban sekaligus menepis isu keretakan yang terjadi di antara kedua figur tersebut.
Hal itu menjadi aspek penting yang membuat para pendukung Jokowi kembali melihat sosok Ganjar dan berbondong-bondong memilih Ganjar sebagai penerus Jokowi di 2024.
"Kemesraan Jokowi dan Ganjar tentu jadi variabel yang cukup penting, terutama bagi pendukung Jokowi melihat Ganjar sebagai sosok yang kembali mesra dengan Jokowi dan tidak ada persoalan apapun yang signifikan. Basis loyalis Jokowi itu kembali berbondong-bondong memilih Ganjar Pranowo," jelas Adi.
Kembalinya suara para pemilih Ganjar juga tak lepas dari sikap tegas Gubernur Jateng itu saat mengeluarkan pernyataan politiknya yang menolak Israel bermain di Piala Dunia U-20 dan membuat Indonesia batal menjadi tuan rumah.
Menurut Adi, Keberanian Ganjar untuk bertanggungjawab dan menghadapi protes publik dinilai menjadi poin tambah tersendiri untuk Ganjar dan membuatnya kembali menerima simpati para pemilih.
Ikuti perkembangan terkini seputar berita Pemilu 2024 hanya di merdeka.com
(mdk/ray)