Benarkah Jokowi akan lengser awal tahun 2016?
Jokowi dipilih rakyat dan kondisi masyarakat di era 1998 berbeda dengan saat ini.
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika, membuat banyak pihak menyamakan kondisi perekonomian saat ini dengan krisis 1998 bahkan lebih parah. Paranormal, Permadi ikut berkomentar tentang kondisi perekonomian saat ini. Dia menilai Presiden Joko Widodo akan bernasib sama dengan Soeharto yang dilengserkan oleh rakyat Indonesia yang sudah tidak tahan dengan kondisi negara saat ini.
Menanggapi hal ini, Direktur Lingkar Mardani Indonesia (Lima) Ray Rangkuti meyakini ramalan politisi yang kini menjadi pengamat politik alumni Universitas Indonesia itu tak akan terjadi. Pasalnya, dia menilai masyarakat Indonesia pada tahun 1998 dan saat ini sangat berbeda.
"Ya (ramalan) itu bisa terjadi bisa tidak ya. Kalau saya melihatnya sulit ya 1998 bakal terulang. Masyarakat sekarang itu tidak sama seperti 1998, sekarang banyak yang mulai agak lelah dengan politik. Berbeda dengan 1998 banyak masyarakat yang kritis. Jadi rasa-rasanya ramalan itu mungkin masih sangat jauh," kata Ray saat dihubungi merdeka.com, Jumat (11/9).
Apalagi, kata dia, Jokowi merupakan Presiden yang dipilih oleh rakyat Indonesia melalui Pemilihan Presiden atau berbeda dengan Soeharto. Sehingga, Ray menilai besar kemungkinan besar peristiwa yang terjadi tahun 1998 tak akan terjadi di era Jokowi.
"Jokowi ini kan Presiden yang dipilih publik. Publik juga pasti berpikir mau jatuhkan pemimpin yang dipilihnya," kata dia.
Selain itu, dia menilai apabila benar Jokowi bakal lengser dari kursi orang nomor satu di negeri ini, maka sesuai undang-undang Wakil Presiden Jusuf Kalla yang secara otomatis akan menjadi Presiden. Dia pun justru menyatakan apabila Jusuf Kalla yang menjadi Presiden akan membuat permasalahan yang terjadi di Indonesia semakin runyam.
"Masalahnya juga nggak ada pengganti (Jokowi sebagai Presiden), kalau JK yang orangnya gitu justru bikin publik ragu," tandasnya,"
Sebelumnya, Permadi meramal masa pemerintahan Jokowi berdasar ramalan Jongko Joyoboyo.
"Saya adalah pengikut kejawen yang mampu memberikan ramalan-ramalan, tapi itu entah benar entah tidak. Karena ada yang mengakui benar, ada yang mengakui tidak," kata Permadi membuka perbincangan dengan merdeka.com di kediamannya di Jalan Pengadegan Raya, Pekan lalu.
Menurut dia dalam ramalan Jongko Joyoboyo yang dia percayai, di Indonesia akan terjadi goro-goro alias kerusuhan lebih besar dari 1998. Bahkan kerusuhan akan terjadi lebih parah dari Peristiwa 1965.
"Ini paling buruk ini, nanti akan terjadi revolusi yang sangat besar, sehingga Joyoboyo menjongkokan, akan terjadi goro-goro yang sangat besar oleh alam dan juga manusia jadi nanti ini habis habisan betul. Karena apa, sekarang ini kejahatan sudah melanda semua orang, mulai dari presiden, menteri, DPR, polisi, jaksa, semua sudah korup," kata Permadi.
"Malah KPK bisa disogok, rakyat pun ikut -ikut. Ini makin buruk dan akan diperburuk lagi dengan situasi. situasi sekarang ini, kan sudah krisis, tetapi tidak ada gaungnya pemerintah untuk menangani krisis, Jokowi membuat pernyataan yang berbeda bertolak belakang, ekonomi Indonesia masih baik ketimbang 98 dan 2008, tapi mengatakan, kita harus waspada menghadapi krisis yang gak bener," katanya menambahkan.