Berebut Kursi DPR, Pendatang Baru Menguji Taji Pemain Lama
Caleg baru merasa percaya diri bisa duduk di kursi DPR RI. Sementara caleg petahana tidak khawatir keberadaan pemain baru bakal mengusik kursi mereka di parlemen.
Giring Ganesha, caleg Partai Solidaritas Indonesia (PSI) percaya diri mengamankan kursi DPR RI dalam kontestasi Pemilu tahun 2019, meski kapasitasnya kerap diragukan. Di sisi lain, Ledia Hanifa Amaliah yang sudah dua periode sebagai legislator mengaku tak terganggu dengan kehadiran para 'pemain baru' karena memiliki konstituen yang loyal.
Hal itu mereka sampaikan saat ditemui usai cara diskusi politik yang digelar Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Jawa Barat, di Jalan PH Mustofa, Kota Bandung, Selasa (2/4).
-
Kapan Pemilu 2019 diadakan? Pemilu terakhir yang diselenggarakan di Indonesia adalah pemilu 2019. Pemilu 2019 adalah pemilu serentak yang dilakukan untuk memilih presiden dan wakil presiden, anggota DPR RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Kota, dan DPD.
-
Kapan pemilu 2019 dilaksanakan? Pemilu 2019 merupakan pemilihan umum di Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 April 2019.
-
Apa saja yang dipilih dalam Pemilu 2019? Pada tanggal 17 April 2019, Indonesia menyelenggarakan Pemilu Serentak yang merupakan pemilihan presiden, wakil presiden, anggota DPR, DPD, dan DPRD secara bersamaan.
-
Partai apa yang menang di Pemilu 2019? Partai Pemenang Pemilu 2019 adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dengan persentase suara sebesar 19.33% atau 27,05 juta suara dan berhasil memperoleh 128 kursi parpol.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Mengapa Pemilu 2019 di sebut Pemilu Serentak? Pemilu Serentak Pertama di Indonesia Dengan adanya pemilu serentak, diharapkan agar proses pemilihan legislatif dan pemilihan presiden dapat dilakukan dengan lebih efisien dan efektif.
Giring mengaku tidak kesulitan mengenalkan diri kepada masyarakat Jawa Barat. Dia memiliki modal sosial dengan latar belakang mantan vokalis band Nidji. Wajahnya kerap mondar mandir menghiasi layar televisi.
"Kang Ridwan Kamil (Gubernur Jawa Barat) pernah bilang. 'Giring, aku yakin kamu itu cuman punya modal sosial, tapi tidak punya modal uang'," curhat Caleg Dapil Cimahi-Kota Bandung ini.
Kekurangan modal bisa diatasi dengan cara urunan. Hanya saja, ganjalan yang kerap ditemui adalah pandangan orang yang meragukan kapasitasnya menjadi wakil rakyat.
Salah satu menyiasati kekurangannya serta meyakinkan pemilih adalah menemui langsung masyarakat. Program tentang pendidikan dan kesehatan jadi andalan untuk kemudian dijelaskan dengan cara sederhana agar bisa diterima masyarakat.
"Ya, saya sering lah merasakan ada yang mandang sebelah mata, ragu sama kemampuan saya. Tapi, saya jelaskan bahwa pencalonan ini hasil uji kompetensi dari partai," jelasnya.
"(Dalam kampanye) Saya berusaha ngomong tidak terlalu kompleks. Biasanya perkenalan, cuma ngasih tahu dua program. Sisanya cerita, tanya jawab, canda gurau. Lalu, biasanya bernyanyi. Saya tahu kelebihan saya di sana. Jadi mereka merasakan pesta demokrasi," terangnya.
Sejauh ini, sudah 300 titik yang sudah didatangi dan dirawat tim suksesnya. Dari penghitungannya, setiap titik sudah ada 50 pemilih yang diraih. Untuk menambah pemilih, dia menggunakan cara serupa dengan caleg lain. Mengandalkan alat peraga kampanye seperti billboard dan media sosial. Wajahnya dengan jaket merah PSI menghiasi sudut-sudut Kota Bandung dan Cimahi.
"Kita (PSI) itu tidak butuh 50 persen, cuma butuh di atas empat persen. Saya butuh 100.000 suara, 150.000 suara lolos," cetusnya.
"Saya dan tim relawan maksimal. Saya khawatir mereka yang mau melajukan serangan fajar atau money politics," imbuhnya.
Sementara itu, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ledia Hanifa Amaliah yang merupakan petahana di DPR RI tidak memiliki persiapan yang lebih atau membuat jaringan baru. Dia merasa hanya harus menjaga konstituen yang sudah terbangun dan terpetakan selama 10 tahun terakhir.
Karena itu dia tidak khawatir dengan keberadaan pesaing baru. Termasuk para caleg berlatar belakang artis maupun pesohor. Terlebih, masing-masing caleg memiliki segmen pemilih yang berbeda.
"Saya tidak khawatir. Yang penting perlu mengikat (konstituen) dari sekarang, dalam artian berkomunikasi secara intens dengan mereka. Supaya mereka juga lebih kuat," terangnya.
"Lagipula pemilihnya lebih dari dua juta. Tidak mungkin ngumpul di satu orang. Jadi, satu hal yang wajar jika banyak pesohor yang masuk, tapi yang paling penting menjaga konstituen kita dan menyampaikan program kita. Dan kita mengawalnya," ucapnya.
Baca juga:
KPU Karawang Minta 4.474 Surat Suara Rusak Segera Diganti
KPK Minta Warga Tolak dan Tak Pilih Caleg yang beri Amplop
Soal Pengadangan Ma'ruf Amin di Pamekasan, Sandiaga Minta Pendukung Jaga Kondusivitas
Bawaslu Cecar 29 Pertanyaan ke Wakil Wali Kota Semarang Soal Dugaan Dukung Jokowi
15 Hari Jelang Pencoblosan, Jawa Tengah Kekurangan 3,3 Juta Surat Suara
KPU Imbau Peserta Pemilu Tak Gelar Kampanye Terbuka Saat Isra Miraj