Bertemu Zulkifli Hasan, Ketum Golkar bahas Pilpres dan nasib Mahyudin di MPR
Bertemu Zulkifli Hasan, Ketum Golkar bahas Pilpres dan nasib Mahyudin di MPR. Airlangga mengklaim telah berkomunikasi dengan Mahyudin membicarakan wacana pergantian tersebut. Mahyudin disebut tak menolak keputusan partai untuk menggantinya dari kursi pimpinan MPR.
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto mengaku berkonsultasi tentang beberapa hal dengan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan di rumah dinas, Jalan Widya Chandra, Jakarta Selatan, Senin (19/3). Pertemuan keduanya berlangsung tertutup. Airlangga mengatakan, salah satu topik yang dibahas adalah terkait Pemilihan Presiden 2019 mendatang.
"Seiring sejalan Golkar dan PAN karena kita berkonsultasi banyak hal terkait Pilpres kita bicara juga mengenai Pilpres ke depan," kata Airlangga di lokasi, Senin (19/3).
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Kenapa banyak Ketua DPD Golkar ingin Airlangga Hartarto kembali memimpin secara aklamasi? "Makanya cukup rasional jika DPD ingin aklamasi untuk AH," jelasnya. Dia menambahkan, tidak mudah untuk Golkar meraup suara maksimal di Pemilu karena tidak ada kader yang bertarung di Pilpres 2024.
Namun, baik Airlangga dan Zulkifli tidak memaparkan lebih detil apakah pertemuan tersebut membicarakan soal arah koalisi di Pemilu 2019.
Airlangga melanjutkan, dirinya dan Zulkifli juga membahas strategi pemenangan beberapa pasangan calon kepala daerah yang diusung Golkar dan PAN.
"Menyampaikan juga posisi dalam kerjasama pilkada, Golkar dan PAN sama-sama banyak kesamaan termasuk di Lampung dan Jatim, apalagi Lampung tempatnya ketum, jadi penting menang," terangnya.
Lebih lanjut, Airlangga mengaku juga menanyakan mekanisme pergantian Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Golkar. DPP Partai Golkar menunjuk Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto menjadi wakil ketua MPR menggantikan Mahyudin melalui rapat pleno.
"Kita konsultasi mengenai pimpinan MPR dari segi Golkar kita sudah berproses di internal tentu kami menanyakan mekanisme yang ada dalam MPR. Kami sudah mendapatkan mekanisme juga tentu kami akan berproses," terangnya.
Dalam persoalan ini, Mahyudin menolak diganti dengan Titiek Soeharto. Mahyudin berpandangan, Golkar tak bisa mengganti dirinya begitu saja. Menurutnya, sesuai UU MD3, pimpinan MPR hanya bisa diganti jika meninggal dunia, mengundurkan diri dan tak bisa melaksanakan tugasnya dalam beberapa waktu.
airlangga hartarto bertemu zulkifli hasan ©2018 Merdeka.com/raynaldo
Tapi DPP Golkar tak kehabisan akal, setelah konsultasi, Airlangga menuturkan, DPP Golkar akan mengirimkan surat kepada MPR terkait pergantian Wakil Ketua MPR dari Mahyudin ke Titiek Soeharto.
Airlangga mengklaim telah berkomunikasi dengan Mahyudin membicarakan wacana pergantian tersebut. Mahyudin disebut tak menolak keputusan partai untuk menggantinya dari kursi pimpinan MPR.
"Ah enggak, saya dua hari lalu ketemu Pak Mahyudin enggak begitu. Kita sudah ketemu kok," klaimnya.
Sementara itu, Zulkifli memastikan akan ada pertemuan lanjutan dengan Airlangga membahas konsolidasi di Pilpres 2019. Rencananya, Zulkifli akan bertandang ke DPP Golkar awal April 2019.
"Tapi masih informal tentu akan dilanjutkan kunjungan kunjungan resmi ini kan Maret sudah mau berakhir, April saya kira kita akan bertemu resmi PAN akan berkunjung resmi ke partai Golkar berbicara berbagai hal Pilpres dan lain-lain," ucapnya.
Soal pergantian pimpinan MPR dari Golkar, Ketua MPR ini menegaskan tidak mau mencampuri masalah tersebut. Hal ini karena pergantian Wakil Ketua MPR dari Mahyudin ke Titiek menjadi kewenangan Golkar.
"Itu haknya Partai Golkar sebagaimana saya hak nya PAN kami hormati kami hargai tentu proses sekarang sedang berproses nah kita tunggu," tandas Zulkifli.
Baca juga:
Golkar DKI akan temui Anies bahas penutupan Jalan Jatibaru
Golkar sebut Titiek Soeharto jadi wakil ketua MPR untuk kesetaraan gender
Bantah Mahyudin, Golkar tegaskan tak ada deal Titiek jadi pimpinan MPR di Munaslub
Siang ini, Ketum Golkar berkunjung ke rumah dinas Zulkifli Hasan
Ketua DPP Golkar: Mahyudin jadi pimpinan MPR karena penugasan partai
Bakal dicopot dari wakil ketua MPR, ini reaksi keras Mahyudin buat Airlangga
Melawan, Mahyudin sebut Titiek Soeharto tak maju Munaslub karena kursi pimpinan MPR