Cara Ahmad Ali-AKA Berantas Kemiskinan Ekstrem di Sulteng, Ciptakan 10 Ribu Wirausaha Baru
AKA mengatakan, program ini dilakukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran.
Calon Wakil Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Abdul Karim Akjufri (AKA) mengatakan, dirinya dan Calon Gubenur Ahmad Ali akan menciptakan 10 ribu wirausahan baru di Sulteng.
AKA mengatakan, program ini dilakukan untuk menurunkan tingkat kemiskinan dan pengangguran.
- Bupati Trenggalek Pimpin Rakor dengan NGO untuk Turunkan Kemiskinan dengan Sosial Engineering
- Berantas Kemiskinan di Banten, Airin-Ade Siapkan Sederet Program Ini
- Mengkaji Program Pertanian Ahmad Ali-Abdul Karim di Sulteng Demi Dukung Kebutuhan Pangan IKN
- Program Ahmad Ali-AKA Ciptakan 10 Ribu Wirausawan Baru Dinilai Mampu Tekan Kemiskinan Ekstrem Sulteng
“10 Ribu wirausaha baru akan melibatkan banyak orang, banyak pekerjaan, banyak pergerakan ekonomi, efeknya dominonya luar biasa bagi Sulteng mengingat saat ini tingkat kemiskinan ekstrem di Sulteng cukup tinggi,” ujar AKA yang dapat nomor urut 1 ini.
Berdasarkan data tingkat kemiskinan mencapai 11, 77 persen atau 379,76 ribu orang pada Maret 2024. Angka ini berada di atas target tingkat kemiskinan dalam RPJMD Sulteng sebesar 7,65 persen.
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 3,15 persen pada Februari 2024 berada di atas target TPT Tahun 2024 mencapai 2,54 persen.
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari 2024 mencapai 68,53 persen jauh di bawah target Tahun 2024 sebesar 74,79 persen.
“Dengan menciptakan wirausaha baru, banyak persoalan ikut terselesaikan termasuk menurunkan angka kemiskinan sesuai target RPJMD, kalau perlu melampaui target,” ujarnya.
Peluang Besar Buka Usaha
AKA mengatakan, Sulteng punya banyak faktor yang bisa mendukung penyelesaian kemiskinan dan pengganguran. Begitu juga Sulteng punya faktor untuk bisa membentuk 10 ribu wirausahan baru.
AKA mengungkapkan, sejumlah alasan 10 ribu wirausaha perlu dikebut selama 5 tahun mendatang yakni Sulteng menjadi wilayah yang strategis sebagai daerah penyangga IKN baru dan sebagai akses masuk bagi agenda prioritas pembangunan ke depan.
AKA mengatakan, Sulteng bisa dikatakan sebagai provinsi penyangga mengingat lokasinya yang strategis dan dekat dengan IKN.
“Berapa banyak kebutuhan yang diperlukan untuk IKN, primer maupun sekunder? Sulteng harus jadi pemain utama memenuhi kebutuhan itu, kami punya SDM, punya bonus demografi yang besar, punya lahan, punya dana dan punya akses kuat ke pusat (Prabowo), ini peluang besar untuk membuka usaha,” tegas politisi yang dikenal dekat dengan presiden terpilih Prabowo Subianto.
AKA mengakui keberadaannya sebagai kader Gerindra menjadi satu kelebihan di antara cagub lain mengingat presiden terpilih nantinya adalah Prabowo Subianto yang merupakan ketua umum partainya.
Karena itu, ia akan memanfaatkan kelebihan itu terutama berbagai akses yang akan mendukung terealisasinya program 10 ribu usahawan baru.
“Kami punya kelebihan yakni akses ke presiden. Akses ini akan kami manfaatkan untuk kebaikan Sulteng, termasuk upaya mempercepat terciptanya 10 ribu usahawan baru, baik soal akses kebutuhan teknologi, pasar, akses dana, digitalisasi dan lainnya,” lanjut pesilat juara dunia ini.
Program Unggulan
Untuk mewujudkan tersebut AKA mengaku jika dirinya dan Ahmad Ali terpilih nanti telah menyiapkan langkah-langkah strategis mendorong terciptanya pengusaha baru yakni pertama, peningkatan akses modal dan pembiayaan melalui, Program Kredit Usaha Rakyat Daerah (KURDA), yaitu program kredit bebas bunga bagi wirausahawan pemula.
Kemudian, inkubator bisnis, yaitu dengan mendirikan pusat-pusat inkubator yang memberikan modal awal, mentoring, dan pelatihan bagi wirausaha baru.
Serta akses terhadap Investasi dan Dana Hibah yang memudahkan investasi swasta dan program hibah untuk startup.Kedua yakni pendidikan dan pelatihan kewirausahaan di sekolah dan universitas.
Kemudian Pelatihan Keterampilan: manajemen, digitalisasi, pemasaran, dan pengelolaan keuangan serta pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan akses dan jangkauan lebih banyak calon wirausahawan.
Ketiga yakni penyediaan infrastruktur dan fasilitas pusat kreatif dan co-working space, yaitu ruang kerja bersama (dan fasilitas teknologi untuk mendukung startup.
Keempat; adalah pemberian insentif pajak dan regulasi, peringanan pajak atau bahkan penghapusan pajak bagi startup, memudahkan perizinan, dan deregulasi.
“Terakhir atau kelima yakni mendorong inovasi teknologi, misalnya dengan Digitalisasi UMKM, dan melaksanakan Program Startup Digital yakni Meluncurkan program khusus untuk mendukung startup berbasis teknologi dengan memberikan akses ke teknologi, investasi, dan pasar,” tutup Koordinator Wilayah Sulawesi Partai Gerindra ini.