Cegah Hoaks, AMSI Desak KPU Jelaskan Cara Himpun DPT Pemilu
Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wenseslaus Manggut mengatakan, publik perlu dijelaskan bagaimana cara KPU menghimpun Daftar Pemilih Tetap (DPT). Tujuannya, agar masyarakat tidak termakan hoaks tentang pemilih siluman, KTP Palsu, dan lainnya.
Ketua Umum Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Wenseslaus Manggut mengatakan, publik perlu dijelaskan bagaimana cara KPU menghimpun Daftar Pemilih Tetap (DPT). Tujuannya, agar masyarakat tidak termakan hoaks tentang pemilih siluman, KTP Palsu, dan lainnya.
"Ini paling sering kali miss, entah dari hulunya, entah dari informasi medianya, entah dari hilirnya, persepsi publiknya. Tapi data soal DPT ini sering kali menjadi isu yang ramai dibicarakan setiap proses pemilu digelar," ujarnya dalam diskusi open data KPU untuk ekosistem civictech Pemilu 2024 yang demokratis, Rabu (8/12).
-
Kapan Pemilu 2024? Sederet petahana calon legislatif (caleg) yang sempat menimbulkan kontroversi di DPR terancam tak lolos parlemen pada Pemilu 2024.
-
Mengapa Pemilu 2024 penting? Pemilu memegang peranan penting dalam sistem demokrasi sebagai alat untuk mengekspresikan kehendak rakyat, memilih pemimpin yang dianggap mampu mewakili dan melayani kepentingan rakyat, menciptakan tanggung jawab pemimpin terhadap rakyat, serta memperkuat sistem demokrasi.
-
Bagaimana Pemilu 2024 diatur? Pelaksanaan Pemilu ini diatur dalam Peraturan KPU (PKPU) Nomor 3 Tahun 2022 Tentang Tahapan dan Jadwal Pemilu 2024. Regulasi ini diteken KPU RI Hasyim Asyari di Jakarta, 9 Juni 2022.
-
Apa tujuan utama dari Pemilu 2024? Pemilu merupakan wadah bagi rakyat untuk menjalankan demokrasi demi mempertahankan kedaulatan negara.
-
Kapan Pemilu 2024 akan diselenggarakan? Berikut Merdeka.com rangkum kata-kata ajakan agar memotivasi untuk tidak golput, mengingatkan kita jika suara bersama memiliki kekuatan nyata untuk memberi dan membentuk masa depan cerah bagi bangsa.
"Rasanya memang publik perlu dijelaskan selain datanya disajikan, publik perlu dijelaskan bagaimana cara KPU menghimpun DPT. Karena isu atau rumor begitu pemilu digelar itu, isu atau rumor DPR ini bisa berkembang ke banyak penjuru. Oh ini datanya versi ini, ini versi ini," tambah Wens.
Wens menyarankan, KPU bisa memberikan informasi DPT melalui cara yang lebih mudah dicerna publik maupun kaum muda. Sebab, masyarakat muda sulit susah mencerna informasi dalam bentuk teks.
"Mungkin bisa datang dalam bentuk grafik, mungkin bisa datang dalam videografik, mungkin dia bisa datang dalam bentuk cara-cara yang agak mudah dicerna oleh publik. Supaya mereka mudah juga untuk share data-data itu, ketika misalnya hoaks atau informasi seputar data pemilih siluman, KTP palsu mampir dilayar ponselnya," tuturnya.
Direktur Konten KLY ini melanjutkan, publik perlu dimudahkan untuk mengecek apakah dia sudah terdaftar DPT atau belum. Mungkin perlu dibikin aplikasi semacam PeduliPemilu.
"Saya membayangkan kalau kayak orang semudah mengakses kalau kayak sekarang PeduliLindungi, kalau kita membuat seperti PeduliPemilu misalnya," ucapnya.
"Data mungkin bisa disajikan hingga DPT di tingkat TPS, ini memudahkan partisipasi kontrol publik sampai level terbawah," jelas Wens.
Baca juga:
Cegah Hoaks, AMSI Desak KPU Jelaskan Cara Himpun DPT Pemilu
PAN Buka Kans Duet Zulkifli Hasan-Ridwan Kamil di Pilpres 2024
Didorong Umumkan Koalisi-Capres, PDIP Nilai Sekarang Tak Pas Bicara Pilpres 2024
KPU: Sebagian Besar Pemilih Pemilu 2024 Sudah Mengakses Internet
Tanggapi Survei Indikator, Demokrat Yakin Elektabilitas Terus Naik Jelang 2024