Debat Cawapres, Gibran Sentil Cak Imin: Enak Banget ya Gus Sambil Baca Catatan
Cak Imin diminta memberikan solusi atas perubahan iklim ekstrem yang pengaruhi kualitas SDM
Cak Imin diminta memberikan solusi atas perubahan iklim ekstrem yang pengaruhi kualitas SDM
- Cak Imin Tak Tahu SGIE saat Ditanya Gibran pada Debat Cawapres: Istilah kan Banyak Sekali, Kadang Kita Lupa
- Debat Cawapres: Cak Imin Tak Tahu Soal SGIE, Gibran Sindir 'Maaf Pertanyaannya Agak Sulit Gus'
- Debat Cawapres, Gibran Slepet Cak Imin: Dulu Ikut Potong Tumpeng di IKN, Sekarang Jadi Cawapres Menolak
- Debat Cawapres, Gibran: IKN Bukan Hanya Bangun Pemerintahan
Debat Cawapres, Gibran Sentil Cak Imin: Enak Banget ya Gus Sambil Baca Catatan
Dalam segmen kedua debat cawapres, giliran Cawapres nomor urut 01 Muhaimin Iskandar mendapatkan pertanyaan dari panelis.
Pria karib disapa Cak Imin diminta memberikan solusi atas perubahan iklim ekstrem yang bisa pengaruhi kualitas sumber daya manusia dan kecerdasan imunitas masyarakat.
Dalam pemaparannya, Cak Imin mengatakan, tanpa krisis iklim, persawahan dan pertanian Indonesia juga tidak memiliki air dan irigasi yang memadai.
Bahkan, lebih fatal lagi, kata Cak Imin, dalam pengadaan pangan nasional, petani tidak dilibatkan. Pemerintah Hanya melibatkan korporasi.
“Ini yang harus kita ubah, kita ingin melihat bahwa potensi petani dan seluruh produksinya masih sangat luar biasa,” ujar Cak Imin.
Cak Imin menegaskan, reforma agraria perlu dilakukan. Termasuk pengadaan pupuk yang terjangkau dan tersedia.
Menurut Cak Imin, petani di Indonesia juga banyak yang hidup sejahtera.
Tapi, saat ingin membeli pupuk, produknya tidak tersedia.
Di sisi lain, Cak Imin menekankan, petani juga harus dilindungi dari gagal tanam akibat perubahan iklim.
“Desa kita libatkan menjadi bagian satu kesatuan pengadaan pangan berkualitas. Sekaligus hentikan ketergantungan pangan di luar produksi kita sendiri,” ujar Cak Imin.
Selanjutnya, moderator memberikan kesempatan kepada Gibran untuk menanggapi apa yang disampaikan Cak Imin.
Di awal pertanyaannya, Gibran justru menyentil Cak Imin yang membaca teks saat memaparkan visi dan misinya.
“Enak banget ya Gus jawabnya sambil baca catatan,” sindir Gibran.
Mendengar itu, Cak Imin hanya tersenyum saja. Lalu Gibran memaparkan soal pentingnya pembangunan pabrik pupuk di Indonesia.
Pabrik pupuk, kata Gibran juga tidak boleh terlalu jauh dari lahan pertanian.
"Tahun lalu kita bangun pabrik pupuk di Fafak. Untuk produktifitas kita genjot kawasan industri pupuk kita dekatkan dengan lahannya. Kuncinya pupuk harus didekatkan dengan lahan pertanian,” ujar Gibran.
Gibran juga mendorong penggunaan teknologi dalam menjaga produktifitas hasil pertanian.
Misalnya, penggunaan drone untuk penyemprotan pestisida kep lahan pertanian.
Sementara Mahfud MD, menanggapi soal produk hukum yang harus dibuat agar petani sejahtera dan terlindungi.
Mahfud memamerkan program Ganjar Pranowo saat menjadi Gubernur Jawa Tengah.
Menurut Mahfud, Ganjar sukses membuat 29 badan usaha milik petani.
“Itu efektif untuk membantu petani saling menolong menggarap tanah sehingga dia kerasan,” kata Mahfud.
Cak Imin pun diberikan kesempatan untuk menjawab tanggapan dari dua lawannya di debat tersebut. Cak Imin menyerang balik Gibran.
“Apa yang anda sampaikan Hanya mengulang apa yang saya sampaikan,” ujar Cak Imin kepada Gibran.
Cak Imin kemudian menyatakan, petani Indonesia punya potensi yang besar. Jumlah petani juga banyak dan lahan yang subur.
Cak Imin juga menjawab pertanyaan Mahfud MD soal produk hukum untuk melindungi petani. Menurut Cak Imin, UU sudah ada. Tinggal diimplementasikan saja.
“Seluruh perangkat UU yang menyangkut perlindungan petani sebetulnya lengkap. Tinggal implementasikan, kemauan, tidak mengabaikan petani,” tutup Cak Imin.