Debat dengan Sudirman Said, Ganjar sebut 'Tidak ingat boleh, ngawur jangan'
Ganjar menyangsikan janji Sudirman Said dalam pembukaan lima juta lapangan kerja. Sudirman Said meyakini, masih banyak kesempatan menumbuhkan lapangan pekerjaan di Jawa Tengah.
Calon Gubernur Jawa Tengah nomor urut satu Ganjar Pranowo berdebat tentang kesejahteraan sosial dengan Calon Gubernur nomor urut dua Sudirman Said. Sesi debat calon gubernur dimulai dengan saling tos antarcalon.
Suasana debat dimulai dengan santai. Keduanya saling bergurau. Sudirman Said melempar guyonan, dibalas candaan Ganjar Pranowo.
-
Apa yang diminta Ganjar kepada pendukungnya di Jawa Tengah? Calon presiden (capres) nomor urut tiga Ganjar Pranowo meminta semua massa pendukungnya di Jawa Tengah untuk menjaga lumbung suara demi memenangkan Pilpres 2024.
-
Apa yang diraih pasangan Prabowo-Gibran di Jawa Tengah? Prabowo-Gibran meraih 53,07 persen suara di Jawa Tengah, adapun Ganjar-Mahfud 34,34 persen.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Kapan Ganjar Pranowo menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah? Sosok Ganjar Pranowo tentunya sudah tak asing lagi bagi khalayak publik. Ya, dirinya merupakan seorang pejabat hebat. Dikethaui, Ganjar merupakan seorang politisi mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode sejak 23 Agustus 2013 – 5 September 2023.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Apa yang diartikan sebagai 'perang bintang' dalam konteks Pilgub Jateng? Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah di Pilgub Jateng Komjen Pol Ahmad Luthfi-Taj Yasin Maemoen alias Gus Yasin menyebut tanda bintang yang disandangnya hanyalah sebuah pangkat di institusi Polri. Ketika mendaftar kontestasi di Pilkada serentak 2024, praktis bintang-bintang tersebut bakal hilang."Tidak ada perang bintang. Bintang pangkat ya, kalau kita sudah mendaftar, sudah tak ada bintang," kata Ahmad Luthfi di kantor DPW PKB Jateng, Selasa (3/9).
"Ini (Ganjar) contoh yang tumbuh dengan gizi baik, ini (Sudirman Said) yang tumbuh dari rakyat miskin," guyon Sudirman Said.
"Lho tapi perut lebih gede," balas Ganjar sambil menunjuk Sudirman Said.
Setelah saling bergurau, Sudirman Said langsung melempar pertanyaan.
"Saya mau tanya KTP elektronik. Ini sangat penting karena menyangkut keadilan sosial. Di Jawa Tengah, sampai sekarang sudah sejauh mana?" tanya Sudirman Said.
Ganjar memanggil Sudirman Said dengan sebutan Gus Dirman. Saat menjawab, Ganjar tidak bicara data yang ditanya Sudirman Said. Namun dia mengaku memiliki data karena selalu meminta laporan perkembangan perekaman e-KTP setiap hari.
"Perekaman bisa cepat atau lambat bergantung peralatan, listrik, kondisi dan suplai blanko dari kemendagri. Gus Dirman pernah jadi menteri, kalau kementerian mampu melakukan pengadaan cepat, itu bisa terdistribusi. Saya mengakses langsung dengan membuat grup WA. Setiap hari saya mengetahui persis. Kita sosialisasi, sampaikan inovasi ke masyarakat, mempercepat perekaman," ujar Ganjar.
Sudirman mengingatkan Ganjar bahwa tugas pemimpin bukan hanya bicara kewenangan, tapi tanggung jawab. Dalam hal ini tanggung jawab untuk memastikan setiap warga memiliki e-KTP.
"Bagi kami, e-KTP bukan administrasi saja tapi keadilan. yang bersangkutan bisa diperlakukan adil. Dengan itu maka bisa jelas pemungutan pajak, subsidi, bantuan sosial, termasuk hak pilih bisa dijalankan dengan baik," ucapnya.
Ganjar menjawab diplomatis. Menurutnya, pemimpin tidak bisa asal bekerja, yang justru menyalahi aturan. Karena itu Ganjar hanya bisa melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk mempercepat proses perekaman dan pencetakan e-KTP.
"Dirjennya kita ajak ke sini. Saya meminta tiap hari transparan. Masyarakat Jateng kalau mau tahu, silakan buka web dukcapil, atau twitter dukcapil, anda bisa lihat semua," ucap Ganjar.
Giliran Ganjar bertanya pada Sudirman Said. Dia mempertanyakan janji Sudirman Said dalam hal pembukaan lapangan kerja. Sudirman Said menjanjikan membuka lima juta lapangan kerja dalam waktu lima tahun.
"Saya tidak pintar soal angka, Gus Dirman. Saya agak terkejut, dalam janji penjenangan kesempatan kerja lima juta dalam lima tahun. Kalau baseline 2017, kesempatan 17,,1 angkatan kerja 18 juta. Kalau mau dilakukan, saya pengen diajari formulanya," kata Ganjar.
Sudirman Said menjelaskan, setiap tahun ada 1,5 juta angkatan kerja baru yang lulus SLTA dan perguruan tinggi. Meskipun ada yang berstatus pekerja, sebagian informal, bahkan setengah menganggur.
"Kalau pakai angka makro tidak akan ketemu, saya kerja mikro, bukan percaya statistik makro, melupakan esensi kemiskinan," jawab Sudirman Said.
Ganjar menyangsikan janji Sudirman Said dalam pembukaan lapangan kerja. Karena untuk merealisasikan itu maka dibutuhkan pertumbuhan ekonomi 19-20 persen. "Maaf kayaknya tidak mungkin, maaf saya tidak ngerti," imbuh Ganjar.
Sudirman Said menyindir Ganjar yang selalu mengutarakan angka dalam debat. "Warga Jateng, ini contoh pemimpin yang kerja dengan angka yang di awang-awang. 4,5 juta rakyat miskin, 2,5 sangat miskin," kata Sudirman Said.
Ganjar merespons. "Desil berapa Gus Dirman?"
Sudirman Said mengaku tidak ingat. Jawaban itu membuat Ganjar menyindir Sudirman Said.
"Tidak ingat boleh, ngawur jangan," singkat Ganjar.
Sudirman Said meyakini, masih banyak kesempatan menumbuhkan lapangan pekerjaan di Jawa Tengah. "Kalau masuk detail, banyak kesempatan menumbuhkan tenaga kerja," katanya.
Setelah berdebat, keduanya salaman dan kembali ke kursi masing-masing.
(mdk/noe)