Debat Terakhir, Tiga Paslon Pilkada Jatim Paparkan Visi Misi Pamungkas
Tiga pasangan Cagub dan Cawagub Jatim memaparkan gagasan dalam tema pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas lingkungan hidup.
Debat ke tiga Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jawa Timur (Jatim) yang digelar pada Senin (18/11) malam di Surabaya, berlangsung tertib dan aman. Tiga pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur berkompetisi memaparkan ide dan gagasan dalam tema yang sudah ditentukan oleh KPU, yakni pembangunan infrastruktur dan peningkatan kualitas lingkungan hidup.
Dalam paparan visi misi pertama, pasangan calon (Paslon) nomor urut 3 Tri Rismaharini - Zahrul Azhar Asumta atau Gus Hans yang diberikan kesempatan pertama menjanjikan tidak akan ada lagi warga pegunungan yang menangis saat kemarau panjang atau pun tidak ada lagi orang kesulitan di pinggir pantai karena tidak ada air tawar.
"Data saat ini terbukti bahwa saat ini kita akan mendekati krisis di mana 39,6 persen kita telah terjadi defisit air dan namun di satu sisi pada saat musim hujan maka kita surplus 61 persen," ungkapnya.
Oleh karena itu, Risma dalam visi misinya kali ini menawarkan perawatan pada embung, waduk serta menormalisasi dan merevitalisasi sungai yang ada. Selain itu, ia juga menawarkan pembuatan tanggul untuk menghindari rob air laut sekaligus memfungsikan tanggul sebagai jalan yang difungsikan untuk transportasi.
"Kita akan membuat transportasi mulai Gresik sampai dengan Tuban untuk memecah arus manusia dan arus barang. Demikian pula untuk Malang Raya kita akan buat di Malang Kota sampai dengan Batu," tegasnya.
Selain ide membuat tanggul untuk jalan, Risma juga berencana membuat terowongan yang akan memudahkan untuk akses dari Tulungagung hingga ke Trenggalek.
"Yang selama ini ditempuh 2 jam namun kita akan terobos terowongan sehingga kita hanya butuh waktu kurang dari 40 menit," pungkasnya.
Sementara itu, Paslon nomor urut satu Luluk Nur Hamidah - Lukmanul Khakim diberikan kesempatan kedua untuk memaparkan visi misinya. Dalam penjelasannya, Luluk menjanjikan pembangunan infrastruktur seperti gedung sekolah, infrastruktur kesehatan, irigasi hingga membangun peradaban dan martabat kemanusiaan sebagai infrastruktur yang sesungguhnya.
"Bagaimana memastikan anak-anak bisa sekolah dengan nyaman dan juga aman karena gedung-gedung sekolahnya terbangun dengan baik dengan sarana prasarana yang layak. Bagaimana memastikan ibu-ibu tidak khawatir ketika melahirkan anaknya karena terselamatkan jiwanya Karena infaktur kesehatannya terbangun dengan baik memastikan bagaimana para pedagang kecil dagangannya laris juga karena ada akses internet dan juga digitalisasi. Bukan hanya sekedar membangun sesuatu yang bersifat fisik tetapi infrastruktur sesungguhnya membangun peradaban dan martabat kemanusiaan," katanya.
Selain itu, Luluk juga sempat menyoroti soal pencemaran lingkungan dan Jawa timur sebagai penghasil sampah terbesar di Indonesia. "Kualitas udara di Jawa Timur yang semakin memburuk dalam 5 tahun terakhir sisi lain kita juga menjadi penghasil sampah terbesar di Indonesia dimana setiap tahun kita menghasilkan 6, 1 juta ton sampah sementara kemampuan dan manajemen pengelolaan sampah hanya 2, 6 juta ton per tahun," tandasnya.
Sementara itu, Paslon nomor urut dua Khofifah Indarparawansa - Emil E Dardak memaparkan keberhasilannya tentang pembangunan infrastruktur yang sudah interkoneksi antar daerah di Jawa timur. Ia mencontohkan, pengelolaan dua pelabuhan sekaligus satu adalah Pelabuhan Udara Abdurrahman Saleh dan 1 adalah pelabuhan laut yang ada di Probolinggo.
"Pembangunan infrastruktur kita berkomitmen pada banyak hal termasuk di dalamnya yang terkait dengan interkoneksitas bahwa kita telah memiliki translating hari ini ada di 5 koridor Insya Allah 2 tahun lagi kita akan tambah 5 koridor lagi untuk gerbang kertas Susila plus," ungkapnya.
"Dan berikutnya kita akan kembangkan di Malang Raya Madiun raya dan Jember raya dan saya ingin menyampaikan kepada kita semua bahwa kontribusi Jawa Timur yang memberikan dua besar kontribusi pada Indonesia semuanya berseiring dengan tetap menjaga lingkungan hidup dan lahan pertanian yang berkesinambungan sama Jawa Timur adalah penggerak ekonomi utama nasional menjadi penyumbang 22% lebih dari output industri manufaktur atau pengolahan artinya hampir seperempat dan Jawa Timur juga tentunya menjadi lumbung pangan Nasional," tambahnya.