Deddy Mizwar sebut masyarakat lebih pilih tonton Piala Dunia dibanding debat Pilgub
Deddy Mizwar sebut masyarakat lebih pilih tonton Piala Dunia dibanding debat Pilgub. Menurut dia, debat kandidat antar pasangan calon tidak menarik lagi bagi masyarakat. Dia memprediksi tidak akan memengaruhi pemilih. Acara tersebut justru bakal menghamburkan uang saja.
Calon Gubernur Jawa Barat nomor urut 4, Deddy Mizwar (Demiz), merasa debat pamungkas Pilgub Jawa Barat tidak perlu digelar. Dia merasa bakal menjadi hal sia-sia. Alasannya acara diselenggarakan Komisi Pemilihan Umum ( KPU) itu akan kalah saing dengan siaran pesta sepakbola Piala Dunia.
"Saya tanya sama masyarakat, sama sopir bus, 'mau nonton debat atau Brazil lawan Kosta Rika atau debat? Mereka teriak Braziiil," kata Demiz sambil tertawa dalam acara halal bihalal di Bandung, Kamis (21/6)..
-
Bagaimana Dedi Mulyadi akan mencari pasangan untuk Pilgub Jabar? "Pak Airlangga berpesan ke saya, jangan terlalu jauh kalau main dari luar rumah, jangan melewati Jawa Barat, harus berada di wilayah Jawa Barat. Kemudian nanti cari pasangan di Golkar yang sesuai dengan kriteria sebagai calon istri (wakil) yang baik," kata dia.
-
Mengapa Dedi Mulyadi akan meminta restu Prabowo untuk maju di Pilgub Jabar? Sebagai calon, Dedi mengaku akan meminta restu persetujuan dari Ketum Gerindra Prabowo Subianto untuk bertarung pada Pilkada Jabar.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Siapa saja yang bertarung dalam Pilkada Jabar? Khusus di Jawa Barat diikuti empat pasangan calon (paslon) yang mendaftar di KPUD Jawa Barat.
-
Apa komitmen PKB terkait Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Bagaimana Dedi Mulyadi merawat Sapi Bargola? Dirawat dengan Rasa Melalui pengelolaan di Peternakan Lembur Pakuan, Dedi memberikan contoh bagaimana mengelola peternakan yang baik, pertanian organik sampai pada membangun sektor perikanan yang baik di pedesaan.
Menurut dia, debat kandidat antar pasangan calon tidak menarik lagi bagi masyarakat. Dia memprediksi tidak akan memengaruhi pemilih. Acara tersebut justru bakal menghamburkan uang saja.
"Saya orang televisi. Kalau dilihat dari share tayangan, pada debat pertama sharenya 0,9 persen, debat kedua 2,9 persen. Sedikit sekali. Jadi, debat ketiga tidak berpengaruh," jelasnya.
Pernyataan menolak digelarnya debat kandidat di Pilgub Jabar sebelumnya juga pernah disampaikan. Alasan kala itu terkait keamanan. Ini lantaran Demiz tidak ingin di tengah acara para pendukung berseteru hingga beradu fisik. Hal itu justru jauh dari tujuan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) sebagai cara untuk memajukan sebuah daerah.
"Memang (kejadian ricuh) antar-Paslon sudah selesai, tidak masalah. Tapi antar-pendukung belum selesai. Saya tidak ingin ada keributan sampai berdarah-darah sampai ada yang hilang nyawa," ucapnya.
Penyelenggaraan debat kandidat pun tidak mampu mereduksi hoaks selama ini berseliweran di dunia maya. Sehingga bisa menimbulkan praduga bahkan memanaskan suasana.
Oleh karena itu, Demiz menegaskan bahwa penyelenggaraan debat kandidat tidak ada pengaruhnya bagi pemilih. "Yang nonton sedikit. Enggak ada gunanya juga. Enggak ada pengaruh buat pemilih. Hanya buang buang duit," ujarnya.
Sementara itu, Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat untuk Pemilukada 2018 dan Pilpres 2019, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menganggap kampanye dan sosialisasi langsung terjun ke tengah masyarakat merupakan cara ampuh untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas. "Memang dari tayang televisi itu ada segmennya. Tapi, lebih dari 60 persen, masyarakat akan lebih mengapresiasi politisi yang datang langsung ke masyarakat," terang AHY.
AHY mengaku tidak masalah dengan adanya acara debat kandidat. Asalkan, semuanya harus dilakukan dengan itikad baik. Sehingga jangan sampai ada pihak menyalahgunakan dan berdampak negatif kepada masyarakat luas. "Semua harus paham bahwa ini semua dilakukan untuk masyarakat jabar agar menemukan pemimpin yang baik," ungkap AHY.
(mdk/ang)