Dedi Mulyadi sebut Ketum Golkar pengganti Setnov harus dukung Jokowi di 2019
Ketua DPD I Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengungkap elektabilitas Partai Golkar di Jawa Barat pada Oktober lalu sebesar 18 persen. Jumlah tersebut menurun drastis ke angka 12 persen di awal November ini.
Ketua DPD I Golkar Jawa Barat, Dedi Mulyadi mengungkap elektabilitas Partai Golkar di Jawa Barat pada Oktober lalu sebesar 18 persen. Jumlah tersebut menurun drastis ke angka 12 persen di awal November ini.
Salah satu faktornya ialah gonjang ganjing kasus e-KTP yang diduga kuat melibatkan Ketua Umum Partai Golkar, Setya Novanto atau Setnov. Setnov kini resmi menghuni rutan KPK sejak Minggu (19/11) malam.
Setnov pun berada di ujung tanduk. Sebabnya, desakan pergantian posisi ketua umum partai berlambang beringin itu makin kuat. Dedi menyatakan, ketua umum Golkar yang baru nanti harus memiliki integritas.
"Pemimpin baru untuk Golkar ialah pemimpin yang memiliki integritas. Kemudian pemimpin yang menghormati proses demokratisasi yang menjadi spirit Partai Golkar selama ini," jelasnya ditemui di Kantor DPP Partai Golkar, Slipi, Jakarta Barat, Senin (20/11).
Syarat lainnya ialah harus mengubah diri agar selalu dekat dengan masyarakat. Partai Golkar, kata Dedi memiliki basis kuat di pedesaan.
"Golkar tak boleh melupakan akar pedesaan sebagai basis utama Partai Golkar selama ini," katanya.
Selain itu juga harus memiliki komitmen tetap mendukung pencalonan Joko Widodo pada Pilpres 2019 sebagaimana yang telah ditetapkan.
"Pemimpin baru yang mendukung kembali Pak Jokowi jadi capres. Itu tak bisa diganggu gugat," kata Dedi.
Meski demikian, dia tidak secara khusus menegaskan Setnov harus segera diganti. Namun menurutnya Golkar harus segera melakukan perubahan struktur pengurus.
"Kita tidak bicara orang. Kita bicara sistem bagaimana partai ini segera melakukan perubahan dan memiliki pemimpin baru," jelasnya.
Terkait mekanisme penggantian pimpinan, Dedi mengatakan tergantung keputusan DPP apakah melalui rapimnas, rapat pleno atau munaslub.
"Ketiga-tiganya merupakan instrumen yang bisa digunakan oleh Partai Golkar untuk melakukan perubahan. Tinggal mana yang paling efektif untuk perubahan," ujarnya.
Dedi menegaskan partai yang identik dengan warna kuning itu bisa keluar dari kemelut yang menyeret ketua umummya.
"Golkar itu pandai melakukan perubahan. Pengurus-pengurus Golkar memiliki pengalaman. Saya yakin DPP Golkar, DPD I, DPD II 1 bisa keluar dari kemelut ini dan segera Golkar kembali tampil dengan wajah baru, semangat baru dan bisa menang di 2019," tutupnya.
Baca juga:
Dedi Mulyadi sebut Golkar sudah lama tak berpijak sistem, banyak dengar bisikan
Fadel takut Golkar pecah jika langsung pilih Ketum baru pengganti Setnov
GMPG desak Munaslub Golkar digelar bulan Desember
'Setya Novanto tahanan KPK, Golkar rugi jika diam saja'
Soal calon Ketum Golkar, Yorrys sebut tinggal lihat gesture Jokowi
Wasekjen sebut usulan JK dan senior Golkar soal Munaslub harus dibahas
-
Apa alasan utama yang diutarakan oleh Hetifah Sjaifudian terkait penolakan Munaslub Partai Golkar? "Saya berpandangan, Munaslub hanyalah jalan akhir ketika terdapat musibah, kondisi darurat atau force major sehingga ada unsur di puncak partai yang tidak berjalan. Saya kira semua paham, Golkar hari ini masih tetap menghiasi landscape politik Indonesia," jelasnya.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Mengapa para ketua dewan Golkar menolak munaslub? Ketiga Dewan Partai Golkar menyatakan menolak wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub). Mereka solid mendukung Airlangga, yakni Dewan Pembina, Dewan Kehormatan, dan Dewan Pakar.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Siapa yang mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar? Presiden terpilih periode 2024-2029 sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, mengucapkan terima kasih kepada Partai Golkar atas kerja keras memenangkan Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
-
Apa yang didiskusikan Dedi Mulyadi dan pengurus Golkar di pertemuan tersebut? Kita tadi sudah berdiskusi banyak. Intinya bahwa kita mendukung Pak Dedi Mulyadi untuk menjadi calon gubernur di Jawa Barat.