Demokrat anggap tudingan Menteri ESDM ke SBY sebagai pencitraan
"Berhentilah mengkritik negatif pemerintah sebelumnya," kata Syarif.
Partai Demokrat berharap agar Menteri ESDM Sudirman Said segera melakukan klarifikasi terkait ucapannya karena dianggap telah menuduh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sudirman Said menganggap bahwasanya SBY melindungi mafia migas dengan cara tidak membubarkan Petral.
"Berhentilah mengkritik negatif pemerintah sebelumnya. Hari ini saya mendengar kritikan dari menteri yang Partai Demokrat sangat tidak happy. Keras mungkin saya menyatakan ini, tapi ini demi kebaikan kita semua," tegas mantan Ketua Harian Partai Demokrat Syarif Hasan di Grand Sahid Hotel, Jakarta, Senin (19/5).
Lebih lanjut, dia juga menjelaskan selama 10 tahun SBY memerintah tak ada surat permintaan pembubaran Petral. "Belum ada satu surat pun yang masuk ke meja presiden, tentang pembubaran Petral," ungkapnya.
Syarif Hasan beranggapan pernyataan dari Sudirman Said hanya sekedar pencitraan dengan cara menjelekkan pemerintahan sebelumnya. "Jadi kalau boleh saya katakan yang dikatakan oleh saudara Sudirman Said itu hanya kampanye. Sekali lagi hanya kampanye dan mendiskreditkan Presiden RI Ke-6," kritiknya.
Dia menganggap ungkapannya untuk Sudirman Said adalah sebuah kritik yang pedas. Akan tetapi di luar itu, dia secara tegas menyatakan Partai Demokrat tetap akan mendukung pemerintahan Jokowi. Komitmen tersebut akan mereka teruskan hingga akhir kepengurusan Jokowi.
Posisi Partai Demokrat di luar lingkar pemerintahan belum tentu tidak bisa membantu kerja negara. Justru Demokrat siap dimintai bantuan dan akan bergerak dari luar.
"Komitmen Demokrat tidak ingin pemerintahan ini terganggu. Namun kami memilih berada di luar pemerintahan. Kami mendukung semua kebijakan pemerintah jika sesuai dengan ekspetasi masyarakat,"ujarnya.?
Selain itu bagi Syarif, dia berharap demokrasi menjadi titik sentral dalam menilai kesejahteraan. Dengan begitu maka akan meminimalisir adanya perpecahan partai. Dia mengklaim di era pemerintahan SBY, tak ada partai yang pecah. Namun Syarif lupa di era SBY ada satu partai yang pecah, yaitu Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). "Di era SBY tak pernah ada perpecahan partai," ungkapnya.