Demokrat: Dukungan PDIP terhadap opsi ke-3 hanya 'lips service'
"Kami baca satu per satu pasal, ternyata tidak semuanya diakomodir. Jadi (dukungan) itu hanya di mulut saja."
Fraksi Partai Demokrat DPR melakukan aksi walkout dalam sidang paripurna pengesahan RUU Pilkada, kendati opsinya pilkada langsung dengan 10 syarat, mendapat dukungan dari Fraksi PDIP, Hanura dan PKB. Namun, Partai Demokrat menilai dukungan dari tiga partai itu bukan merupakan sikap yang sebenarnya.
Juru Bicara Fraksi Partai Demokrat, Benny K Harman mengatakan, pihaknya sudah 'mencium' drama dukungan ketiga partai tersebut, dan hal inilah yang menjadi alasan partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini melakukan aksi walk out.
"Kami baca satu per satu pasal, ternyata tidak semuanya diakomodir. Jadi (dukungan) itu hanya di mulut saja. Lips service," kata Benny sesaat setelah melakukan aksi walkout, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (26/9).
Selain lantaran mencium drama dukungan ketiga partai tersebut, Benny menambahkan, peluang Partai Demokrat untuk memajukan pilkada langsung dengan 10 syarat mutlak sebagai opsi ketiga, sangat kecil.
Benny mengatakan, Partai Demokrat memproyeksi hanya akan ada dua opsi dalam voting di rapat paripurna, yakni pilkada langsung dan tidak langsung. "Kami sudah hitung-hitung, pilkada langsung juga akan kalah," tutur Benny.
Seperti diberitakan, Fraksi Partai Demokrat memutuskan untuk mengambil sikap walk out dalam sidang paripurna pengambilan keputusan RUU Pilkada. Hal ini karena Demokrat merasa 10 syarat dalam Pilkada langsung tidak diakomodir.
Namun rupanya tidak semua anggota Fraksi Partai Demokrat walk out. Sedikitnya ada enam orang yang masih berada di dalam ruang rapat paripurna.
Mereka adalah Harry Witjaksono, Ignatius Mulyono, Gede pasek suardika, Eddy Sadeli, Hayono Isman dan Lim Sui Khiang. Dalam voting, keenam politikus ini memilih opsi pilkada langsung.
Baca juga:
SBY & Demokrat akan tercatat di nisan kuburan kematian demokrasi
PDIP sejak awal sudah cium 'drama' Demokrat dalam RUU Pilkada
Demokrat belum pikirkan sanksi buat 6 anggota yang 'mbalelo'
Pramono: Demokrat tidak sungguh-sungguh ingin pilkada langsung
Usai walk out, Syarief dan Ibas pimpin rapat di Fraksi Demokrat
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Siapa yang bertugas sebagai PPDP dalam pemilu? Petugas Pemutakhiran Data Pemilih atau PPDP Pemilu adalah lembaga yang berperan penting dalam penyelenggaraan pemilu di Indonesia.
-
Di mana Rakernas PDIP diadakan? Mantan calon Presiden (Capres) nomor ururt 03 Ganjar Pranowo menghadiri agenda rapat kerja nasional (rakernas) PDIP di Beach City International Stadium (BCIS), Ancol Jakarta pada Jumat (24/5).
-
Apa yang dikatakan Habiburokhman tentang hubungan Jokowi dan PDIP? Habiburokhman menyebut, sejumlah orang yang kalah pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 sudah move on, usai pesta demokrasi tersebut dianggap berakhir. "Mungkin dari 100 persen sudah 60 persen orang move on. Kemudian juga tahapan kedua hari ke hari misalnya adanya statement dukungan, statement selamat dari kepala-kepala negara penting di dunia itu mungkin membuat sekitar 80 persen orang move on. Terakhir penetapan KPU kemarin mungkin sudah 95 persen orang move on," jelasnya.
-
Apa yang diusulkan oleh Partai Demokrat terkait penunjukan Gubernur Jakarta? Hal senada juga disampaikan Anggota Baleg Fraksi Demokrat Herman Khaeron. Dia mengatakan, pihaknya tetap mengusulkan agar Gubernur Jakarta dipilih secara langsung. "Kami berpandangan tetap, Pilgub DKI dipilih secara langsung. Bahkan wali kota juga sebaiknya dipilih langsung," kata Herman Khaeron.