Demokrat Pro AHY: Sungguh Menggelikan Moeldoko Diberi Gelar Jenderal Santri
Bahkan, kata dia, para pemuka agama dan da'i kondang di Indonesia tak ada yang membagikan foto sedang salat di media sosialnya. Dia bilang, sungguh miris beribadah dijadikan ajang pencitraan dan mencari sensasi yang menurutnya masuk kategori riya.
Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) menyematkan Moeldoko sebagai Jenderal Santri karena menjadi imam salat. Partai Demokrat pro AHY menilai gelar tersebut menggelikan dan sangat berlebihan.
"Pencitraan yang ingin dibangun gerombolan KLB abal-abal dengan menyematkan label 'Jenderal Santri' pada foto Moeldoko sedang mengimami salat berjemaah dan ma'mumnya adalah Darmizal dkk sungguh menggelikan dan sangat berlebihan," kata Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani, Sabtu (27/3).
-
Kenapa Syawalan Morodemak digelar? Dilansir dari Demakkab.go.id, tradisi itu digelar sebagai ungkapan rasa syukur terutama warga nelayan yang kesehariannya mencari nafkah di tengah laut.
-
Bagaimana Demokrat akan membantu kemenangan Prabowo? Kita harap nanti kalau Partai Demokrat sudah menyatakan secara resmi, itu juga akan tentu memberikan masukan-masukan melalui kader-kader atau putra putri terbaik untuk dipersatu di tim pemenangan," kata Budi.
-
Di mana Syawalan Morodemak digelar? Syawalan Morodemak merupakan sebuah ritual sedekah laut yang digelar di Pantai Morodemak, Kecamatan Bonang.
-
Apa yang akan dilakukan Demokrat kedepan? Lebih lanjut, Herman menyatakan bukan tidak mungkin Demokrat ke depan akan membentuk poros baru atau bergabung dalam koalisi yang sudah ada. Segala kemunginan, ujar dia bisa saja terjadi.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Siapa yang memberi tugas khusus kepada Demokrat? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
Bahkan, kata dia, para pemuka agama dan da'i kondang di Indonesia tak ada yang membagikan foto sedang salat di media sosialnya. Dia bilang, sungguh miris beribadah dijadikan ajang pencitraan dan mencari sensasi yang menurutnya masuk kategori riya.
Kamhar melanjutkan, publik tak mungkin mudah ditipu dengan pencitraan label Jenderal Santri untuk seorang Moeldoko. Menurutnya, sepak terjang Kepala Staf Presiden itu terekam kuat dalam memori publik sebagai aktor kunci pembegalan demokrasi terhadap Partai Demokrat.
"Yang justru bertentangan dengan sikap kesatria dan keperwiraan. Melakukan cara-cara ilegal dan inkonstitusional. Tak beretika dan tak bermoral, bahkan menikam dari belakang orang yang pernah mengangkat dan meninggikan derajatnya. Jauh dari sifat kesatria dan sifat keperwiraan," ujar dia.
Kamhar menyebut, label Jenderal Santri semakin menggelikan karena disematkan oleh Darmizal yang juga gerombolan KLB abal-abal. Dia bilang, orang-orang itu telah dipecat dengan tidak hormat karena menjadi komprador pihak luar menggerogoti Partai Demokrat dari dalam.
"Ini bentuk pengkhianatan. Khianat adalah ciri orang munafik. Kami mendoakan Moeldoko dkk semoga mereka diberi petunjuk dan kesadaran agar tak riya dan secara kesatria mengakui kekeliruan jalan yang telah ditempuhnya untuk kembali kejalan yang benar," ucapnya.
"Mas Ketum AHY akan senantiasa membuka pintu maaf meskipun Moeldoko telah melakukan hal yang mengecewakan, jika ia menyadari kekeliruannya," pungkasnya.
Diberitakan, Wakil Ketua Umum Demokrat versi Kongres Luar Biasa (KLB) Darmizal, menyematkan Moeldoko sebagai 'Jenderal Santri'. Menurutnya, selain faktor kepemimpinan dan kecakapan di bidang pemerintahan, Moeldoko memiliki kapasitas keilmuan dan pengetahuan keagamaan yang cukup luas.
Hal itu ditunjukkannya saat Moeldoko menjadi imam pada shalat Maghrib berjamaah bersama Demokrat KLB pada Jumat (26/3) malam kemarin. Dia bilang, ketua umumnya itu menunjukkan kefasihan membaca ayat dan memimpin doa di hadapan belasan jamaah.
"Moeldoko bukan hanya cakap dan berprestasi sebagai Panglima TNI, tetapi ternyata juga beliau seorang pemimpin yang mampu memimpin shalat (Imam) dan memiliki bacaan yang baik," kata Darmizal dalam keterangannya dikutip Sabtu (27/3).
Dengan itu, DPP Demokrat versi KLB memberikan stempel 'Jenderal Santri' kepada Moeldoko. Pihaknya semakin yakin kepemimpinan Moeldoko akan memberi wajah dan semangat baru bagi perjalanan Partai Demokrat.
"Kami semakin bangga dengan Ketum (Pak) Moeldoko yang juga seorang Santri," tutur Darmizal.
Menurutnya, figur eks Panglima TNI itu diyakini akan menjadi nilai jual elektoral dalam persiapan pemilu mendatang. Sebab, figur Moeldoko dapat menjadi representasikan kekuatan Nasionalis-Religius sebagai fondasi utama bangsa Indonesia.
Baca juga:
Demokrat KLB Beri Gelar 'Jenderal Santri' Kepada Moeldoko Usai jadi Imam Salat
PN Jakpus Kabulkan Permohonan Pencabutan Gugatan Marzuki Alie Cs
Demokrat Pro AHY: Tempat Konferensi Pers Kubu Moeldoko Seperti Kuburan
Kubu Moeldoko Sebut Partai Demokrat Mengarah ke Tirani
Demokrat KLB: SBY Mengkudeta Anas Urbaningrum Lewat Kasus Hukum
Max Sopacua Sebut Proyek Hambalang Merontokkan Elektabilitas Demokrat