Demokrat Sumsel Pecat 13 Kader Ikut KLB, Mayoritas Caleg Gagal
Sekretaris DPD Partai Demokrat Sumsel MF Ridho mengungkapkan, ke-13 kader itu dipecat oleh DPP langsung setelah melalui banyak pertimbangan. Pemecatan dinilai sudah pantas dilakukan sebagai sanksi tegas bagi mereka.
Sebanyak 13 kader Partai Demokrat Sumatera Selatan dipecat karena mengikuti Kongres Luar Biasa (KLB) Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Selatan. Mayoritas kader tersebut adalah calon legislatif (caleg) gagal pada pemilihan legislatif 2019.
Sekretaris DPD Partai Demokrat Sumsel MF Ridho mengungkapkan, ke-13 kader itu dipecat oleh DPP langsung setelah melalui banyak pertimbangan. Pemecatan dinilai sudah pantas dilakukan sebagai sanksi tegas bagi mereka.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Bagaimana Demokrat akan mendekati partai lain? Selain itu, dia menuturkan bahwa Demokrat membuka komunikasi dengan pihak manapun. Sehingga, ujarnya segala kemungkinan yang ada bakal dikaji secara mendalam.
-
Siapa yang memberi tugas khusus kepada Demokrat? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Apa yang akan dilakukan Demokrat kedepan? Lebih lanjut, Herman menyatakan bukan tidak mungkin Demokrat ke depan akan membentuk poros baru atau bergabung dalam koalisi yang sudah ada. Segala kemunginan, ujar dia bisa saja terjadi.
-
Kapan Pemilu yang ingin dimenangkan Demokrat? Pembekalan bertujuan untuk memenangkan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
-
Bagaimana Partai Demokrat menentukan arah politiknya? "Setelah itu mungkin ke depannya baru lah akan diputuskan berdasarkan harapan masyarakat pro perubahan, pro perbaikan, yang telah meletakkan aspirasi dan harapannya kepada Demokrat selama ini,"
"Ya, ada 13 kader yang dipecat, ada yang duduk di kepengurusan partai dan hanya kader biasa," ungkap Ridho, Selasa (30/3).
Menurut dia, pemecatan tidak serta merta dilakukan hanya karena mengikuti KLB, melainkan dianggap tidak setia dengan partai dan mengingkari perjanjian yang dibuat sebelum KLB digelar. Ridho menganggap ke-13 kader itu sudah siap menerima risiko atas perbuatannya.
"Sebelum KLB itu kan ada perjanjian dengan seluruh kader, tandatangan di atas materai, dan konsolidasi agar tidak ikut KLB, tapi nyatanya mereka masih ikut juga. Artinya mereka sudah tahu sanksinya," kata dia.
Ke-13 kader yang dipecat adalah GF (mantan Ketua DPC Demokrat Pagaralam), AI (mantan Ketua DPC Demokrat Ogan Ilir), HI (mantan Ketua DPC Demokrat Musi Banyuasin), AHA (mantan Sekretaris DPC Demokrat Banyuasin), GM (mantan Ketua DPC Demokrat OKU Timur), SH (Ketua Bakomstra DPC Demokrat OKU Timur), PH (kader DPC Demokrat OKU), SRU (anggota BPOKKC DPC Demokrat PALI), AH (mantan Ketua DPC Demokrat Musi Rawas), IY (mantan Plt. Ketua DPC Demokrat Mura), TY (mantan pengurus DPC Demokrat Muratara), RD (mantan Ketua PAC Demokrat Kecamatan Ilir Timur II Palembang), dan AR (mantan Wakil Ketua DPC Demokrat PALI).
"Mereka rata-rata caleg gagal yang ikut saat Pileg 2019," terangnya.
Dia menilai, kebanyakan dari mereka tidak memiliki hak suara. Mereka diajak hadir di KLB dengan alasan mewakili DPC masing-masing untuk memenuhi kuota.
"Ya, jelas hanya untuk memenuhi kuota saja walaupun tidak punya hak suara. Lagi pula tidak mungkin mereka mau berangkat kalau tidak ada yang bayar," kata dia.
Sejauh ini, kader Demokrat di Sumsel tetap solid dan tegak lurus dengan kepemimpinan Agus Harimurti Yudhoyono. Dirinya juga menyayangkan sikap Marzuki Alie dan Syofwatillah Mohzaib sebagai putra terbaik Sumsel yang ikut menjadi contoh buruk dalam berdemokrasi.
"Mereka adalah begal politik yang merampas demokrasi. Biarkan publik yang memberikan sanksi sosial bagi mereka," pungkasnya.
Baca juga:
Tak Hadir di Sidang Gugatan AHY, Ini Alasan Marzuki Alie dan Max Sopacua
Sempat Diskors, Sidang Gugatan AHY Ditunda Hingga Dua Pekan
Jubir: Moeldoko Secepatnya akan Tertibkan Internal Demokrat
AHY: Tiga Minggu Tak Bersuara, Moeldoko Ternyata Cuma Bohong Lagi dan Menghasut
Kubu Moeldoko Ungkit Kasus Hambalang, AHY Bilang 'Sangat Tidak Relevan'
AHY Bantah Demokrat Dijadikan Tempat Berlindung Ormas Radikal