Di Depan Jokowi, Presiden Prabowo Pidato Perdana Singgung Pemimpin Bekerja untuk Kerabat
Prabowo mengatakan, setiap pemimpin harus bekerja untuk rakyat. Bukan bekerja untuk kepentingan pribadi atau kerabat.
Prabowo Subianto menyindir pihak yang bekerja untuk kerabatnya saat menyampaikan pidato perdana sebagai Presiden. Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) menyaksikan langsung pidato Prabowo tersebut.
Prabowo mengatakan, setiap pemimpin harus bekerja untuk rakyat. Bukan bekerja untuk kepentingan pribadi atau kerabat.
"Bukan kita bekerja untuk kerabat kita, bukan kita bekerja untuk pemimpin-pemimpin kita, pemimpin yang harus bekerja untuk rakyat," tegas Prabowo di Gedung Kura-Kura, Kompleks Parlemen Senayan, Minggu (20/10).
Prabowo mengingatkan soal kedaulatan rakyat. Dia menegaskan, pemimpin bisa berkuasa karena izin rakyat. Karena itu, sudah semestinya pemimpin menjalankan kekuasaan untuk kepentingan rakyat.
"Kita harus selalu ingat setiap pemimpin dalam setiap tingkatan harus selalu ingat pekerjaan kira harus untuk rakyat," ucapnya.
Prabowo lantas menekankan, bangsa yang merdeka adalah bangsa yang memiliki rakyat merdeka. Merdeka bukan hanya dari kemiskinan tapi juga kebodohan dan penindasan.
"Rakyat harus bebas dari ketakutan, bebas dari kemiskinan, bebas dari kelaparan, bebas dari kebodohan, bebas dari penindasan, bebas dari penderiitaan," kata Prabowo.
Prabowo Ajak Hadapi Tantangan
Dalam pidato yang sama, Prabowo meminta semua pihak berani menghadapi tantangan yang sedang dihadapi Indonesia saat ini.
Prabowo mengatakan, semua pihak termasuk pimpinan partai politik tidak boleh bersikap seperti burung unta. Dia menyebut, burung unta biasanya memasukkan kepalanya ke tanah jika melihat sesuai yang membuatnya kurang nyaman.
"Kita tidak boleh memiliki sikap seperti burung unta, kalau lihat sesuai tidak enak masukkan kepala ke tanah. Mari hadapi keksulitan dengan berani," tegas Prabowo.
Prabowo mengingatkan kondisi Indonesia saat ini. Dia menyebut, masih banyak korupsi hingga kolusi. Bahkan, kolusi itu terjadi di semua tingkatan.
"Kita harus mengakui terlalu banyak kebocoran dari anggaran kita, penyimpangan, kolusi di antara pejabat politik, pejabat pemerintah di semua tingkatan dengan pengusaha-pengusaha yang nakal, pengusaha yang tidak patriotik," ujar Prabowo.
Prabowo juga mengungkit masih banyak anak Indonesia yang menghadapi kesulitan. Mereka kerap kali berangkat sekolah tanpa sarapan. Mereka juga tidak menggunakan pakaian yang layak.
"Jangan lah kita takut untuk melihat realitas ini, kita masih melihat sebagian saudara-saudara kita yang belum menikmati hasil kemerdakaan," ucapnya.