Dilemanya Demokrat, tak punya kader dan hanya andalkan hasil survei
"SBY sangat percaya lembaga survei. Kan kita juga enggak mau mendukung untuk kalah," kata Ruhut
Pelaksanaan pemilihan gubernur atau Pilgub DKI Jakarta waktunya semakin mepet. Bahkan, tahapan-tahapan Pilgub DKI sudah dimulai. Yakni pendaftaran calon gubernur maupun wakil gubernur melalui jalur independen atau perorangan dibuka mulai 3 Agustus hingga 7 Agustus 2016.
Sedangkan tanggal 19 September hingga 21 September 2016, KPU DKI Jakarta membuka pendaftaran calon gubernur dan wakil gubernur dari jalur partai politik. Hingga saat ini, semua partai politik tengah sibuk pasang kuda-kuda atau strategi agar calon yang diusungnya dapat memenangkan pertarungan di Pilgub DKI Jakarta.
Namun demikian, Partai Demokrat sampai detik ini masih terlihat santai. Partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono itu belum memiliki kader yang mumpuni untuk diusung menjadi calon gubernur. Partai berlambang segitiga Mercy ini hanya mengandalkan hasil survei.
"Pak SBY tegas menargetkan, apalagi untuk DKI kami tidak punya kader. Saya sudah tanya Pak Nachrowi. Bagi saya, siapapun mau kader kami atau bukan, ingin yang kami dukung yang menang," kata juru bicara Partai Demokrat, Ruhut Sitompul di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (3/8) kemarin.
Ruhut menambahkan, Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih mempertimbangkan tokoh yang bakal didukung berdasarkan penilaian hasil survei. Partai Demokrat bisa jadi mendukung tokoh yang dianggap berelektabilitas tinggi meskipun dari eksternal partai.
"SBY sangat percaya lembaga survei. Kan kita juga enggak mau mendukung untuk kalah," tegas Ruhut.
Anggota Komisi III DPR RI ini melanjutkan, masih melihat dinamika dan peta politik setelah para bakal calon gubernur resmi mendeklarasikan diri. Saat ini, baru ada 2 bakal calon yang resmi mengumumkan diri maju Pilgub DKI, yakni Ahok dan Sandiaga Uno dari partai Gerindra.
Untuk peta kekuatan partai politik berdasarkan jumlah perolehan kursi di DPRD DKI Jakarta, calon petahana gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) telah mengantongi 24 kursi dukungan. Yang terdiri dari Partai Golkar 9 kursi, Partai Hanura 10 dan Partai NasDem 5 kursi.
Sedangkan Partai Gerindra 15 kursi, PKS 11 kursi dan PKB memiliki 6 kursi. Sedangkan PPP 10 kursi, dan PAN 2 kursi.
Mereka semua dengan tegas telah menyatakan tidak akan mendukung Ahok di Pilgub DKI Jakarta. Dengan demikian, total ada 42 perolehan kursi DPRD DKI Jakarta yang siap berkampanye untuk melawan Ahok.
Untuk PDI Perjuangan yang merupakan satu-satunya partai politik yang dapat mengusung pasangan calon memiliki 28 kursi. Sejauh ini, ada enam nama yang sudah ada di meja Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Salah satunya Risma, yang namanya paling santer disebut-sebut bakal menjadi lawan tangguh Ahok.
Sedangkan Partai Demokrat memiliki 10 kursi di DPRD DKI Jakarta. Tetapi yang menjadi dilema, partai besutan SBY ini belum menentukan sikap karena belum ada kader yang mumpuni.
Baca juga:
Tak ada kader mumpuni, Demokrat pilih dukung cagub DKI pasti menang
Pro kontra Risma 'hijrah' ke Jakarta
Pertaruhan Risma jika maju melawan Ahok
Ahok janji bakal netral tak bagi-bagi dana meski tidak kampanye
Membandingkan elektabilitas Ahok, Risma & Sandiaga dalam survei
Belum pilgub DKI, kader Golkar ini sudah berseberangan dari parpol
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Siapa saja kandidat di Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.