Dino: Nasionalisme tak bisa diukur dari penggunaan bahasa asing
"Contohnya saja Pidato Bung Karno di Indonesia Menggugat yang menggunakan lima bahasa," kata Dino.
Saat memberikan kuliah umum di Universitas Mataram (Unram) Nusa Tenggara Barat (NTB), mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal menceritakan kisahnya yang bersilang pendapat dengan seorang profesor dalam sebuah seminar di Jakarta beberapa waktu lalu.
Pada seminar itu, kata Dino, seorang profesor mengkritik orang yang seringkali menggunakan bahasa Inggris ketika berbicara dalam sebuah forum. Orang tersebut dianggap tidak nasionalis oleh professor karena sering menggunakan bahasa dan istilah asing setiap pidatonya.
Pendapat sang professor itu pun lantas dibantah Dino. Menurutnya, nasionalisme seseorang tidak bisa diukur dari seringkalinya seseorang berbicara dengan menggunakan bahasa asing.
"Contohnya saja Pidato Bung Karno di Indonesia Menggugat yang menggunakan lima bahasa. Itu bukan berarti Soekarno tidak nasionalis," cerita Dino, Rabu (16/4).
Lantas Dino pun menceritakan kisah Soekarno muda yang pernah jatuh hati pada seorang gadis Belanda. Kisah cinta Soekarno muda dengan gadis Belanda itu dijalani tanpa sepengetahuan ayahnya.
Soekarno muda takut ayahnya akan marah begitu tahu ia berpacaran dengan bukan gadis pribumi. Namun, begitu tahu Soekarno berpacaran dengan gadis bule, sang ayah justru senang.
"Kamu (Soekarno) bisa belajar bahasa asing dari pacarmu," kata ayah Soekarno seperti ditirukan Dino.
Menurut Dino, dalam cerita itu dapat disimpulkan, di era globalisasi justru akan sangat baik bila kita menguasai banyak bahasa. Salah satunya dapat dipelajari lewat cara apapun.
"Saya justru senang ketika berkunjung ke banyak daerah siswa siswa kita sudah banyak yang menguasai bahasa asing, seperti bahasa Inggris dan China. Itu membuktikan mereka siswa yang unggul," tuturnya.