DPD Golkar Jatim: Tradisi 'Beauty Contest' Justru Bikin Golkar Pecah
Sekretaris DPD I Golkar Jawa Timur Sahat Simanjuntak setuju dengan wacana aklamasi di Munas Golkar awal Desember nanti. Dengan demikian, bisa menghindari adanya perpecahan di internal Golkar.
Sekretaris DPD I Golkar Jawa Timur Sahat Simanjuntak setuju dengan wacana aklamasi di Munas Golkar awal Desember nanti. Dengan demikian, bisa menghindari adanya perpecahan di internal Golkar.
"Aklamasi itu adalah ujung dari musyawarah mufakat. Itu ciri bangsa Indonesia. Apalagi di Munas Golkar nanti. Kalau peserta Munas nanti semua setuju musyawarah mufakat, kalau semua koor setuju, pasti akan terjadi aklamasi," kata Sahat kepada wartawan, Jumat (22/11).
-
Bagaimana Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar? Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Partai Golkar ke-11 sejak pertama kali dipimpin Djuhartono tahun 1964.
-
Bagaimana Airlangga Hartarto mengelola potensi konflik di dalam Partai Golkar? Lanjut Dedi, Airlangga juga mampu merawat infrastruktur partai dengan mengelola potensi konflik yang baik.
-
Apa yang diklaim Airlangga sebagai pencapaian Partai Golkar? "Dengan demikian Partai Golkar mengalami kenaikan dan dengan Partai Golkar mengalami kenaikan, Partai Golkar juga yang mendukung Pak Prabowo dan Mas Gibran bisa berkontribusi kepada kemenangan Bapak Prabowo Subianto dan Mas Gibran Rakabuming Raka," tutup Airlangga.
-
Apa alasan Nurdin Halid menilai Airlangga Hartarto layak memimpin Golkar? "Sangat layak, Erlangga memimpin Golkar," ujarnya kepada wartawan, Rabu (3/4). Nurdin mengaku di Pemilu 2024, Golkar perolehan kursi di DPR RI meningkat menjadi 102. Padahal di Pemilu 2019, Golkar hanya meraih 85 kursi. "Dari 85 kursi menjadi 102, itu tidak mudah. Sangat layak (memimpin kembali Golkar)," tuturnnya.
-
Siapa yang menyampaikan keinginan aklamasi untuk Airlangga Hartarto dalam memimpin Golkar? Untuk informasi, kabar adanya keinginan aklamasi dari DPD I dalam penunjukkan Airlangga kembali memimpin Partai Golkar disampaikan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Lodewijk F. Paulus.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
Sahat menilai, tradisi pemilihan ketua umum hanya akan bikin partai terbelah. Apabila sudah terbelah, sulit menyatukan kembali.
"Tradisi kita di Golkar kalau ada beauty contest, justru timbul perpecahan. Ibarat gelas yang pecah, kalau disatukan kembali pasti ada retak-retak yang tak mulus lagi. Ini kita jaga jangan sampai terjadi," ungkap Sahat.
Dalam Rapimnas Golkar di Jakarta, pekan lalu, sudah terdapat 33 DPD atau mayoritas peserta Rampinas yang setuju musyawarah mufakat. "Pernyataan DPD I itu pasti sudah melalui rapat pleno di daerah. Terbukti, di Jatim sendiri 38 DPD 2 kabupaten dan kota yang ada plus satu DPD 1 Jatim, suaranya sudah bulat ke Pak Airlangga," kata Sahat.
Sulsel Dukung Airlangga
Hal sama juga terjadi di Sulawesi Selatan. Seluruh DPD 2 Sulawesi Selatan juga bulat mendukung Airlangga Hartarto menjadi Ketua Umum Golkar lagi.
"Selama ini Golkar menunjukkan tanda-tanda baik selama kepemimpinan Airlangga. Hal yang baik mesti didukung untuk lebih baik lagi," ujar Ketua DPD Golkar Maros Andi Patarai.
Menurutnya, Airlangga adalah figur yang memiliki kemampuan luar biasa. Selain sebagai Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga mampu secara politis mengawal Partai Golkar.
Toraja Utara
Begitu pula dengan, Ketua DPD Golkar Toraja Utara, Frederik Victor Palimbong. dia menyatakan, Airlangga adalah sosok yang mampu menginspirasi para kader.
"Sebagai tokoh bangsa, Airlangga adalah motivator. Dia mampu memperlihatkan kinerja yang baik sebagai menteri sekaligus ketua umum partai," ungkap Frederik.
(mdk/rnd)