Drama uang mahar belum berakhir, Andi Arief balik kritik keras Bawaslu
Isu mahar politik sebesar Rp 500 miliar belum berakhir, padahal Bawaslu sudah menyampaikan tidak menemukan pelanggaran pemilu terkait dugaan pemberian mahar politik.
Isu mahar politik sebesar Rp 500 miliar yang pernah dilontarkan Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief belum reda. Padahal Bawaslu sudah menyampaikan tidak menemukan pelanggaran pemilu terkait dugaan pemberian mahar politik.
Meski sudah ada penegasan dari Bawaslu, drama belum berakhir. Berikut awal isu ini muncul hingga ada kritik keras Andi Arief:
-
Apa pesan Sandiaga Uno untuk para calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilkada Jakarta? Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga Mantan Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno, mengingatkan kepada para pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta untuk membenahi permasalahan biaya hidup rakyat.
-
Kapan Sandiaga Uno menyampaikan pesan ini kepada para calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Pilkada Jakarta? Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang juga Mantan Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno, mengingatkan kepada para pasangan calon (Paslon) gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jakarta untuk membenahi permasalahan biaya hidup rakyat.
-
Siapa yang mendukung penuh Sandiaga Uno terjun ke dunia politik? Keputusan Sandi turun ke dunia politik mendapat dukungan penuh dari sang istri. Terbukti, di banyak kegiatan Nur selalu hadir membersamai suaminya.
-
Di mana Sandiaga Uno kuliah dulu? Beginilah potret lawas Sandiaga Uno saat masih mengenyam pendidikan di Amerika.
-
Apa yang dibahas Anies Baswedan dan Sandiaga Uno? Menarik ya karena waktu kami sempat bermitra didukung partai Gerindra dan PKS saat itu, kita pernah berdiskusi tentang mendirikan partai,
-
Kenapa Sandiaga bilang bahwa Ganjar mirip Jokowi? “Saya justru melihatnya dari sisi positif dan karena Pak Ganjar ini kan adalah sosok pemimpin yang paling mirip sama Pak Jokowi dari segi pendekatan yang sangat dekat dengan rakyat, blusukan, sat set, cepat geraknya. Saya menyebutnya (Ganjar sebagai) Jokowi 3.0. Pak Ganjar ini adalah versi Pak Jokowi 2024,” tuturnya.
Menuding Sandi memberikan mahar Rp 500 miliar
Kasus mahar ini bermulai dari cuitan Andi Arief, dia menuding dipilihnya Sandiaga sebagai pendamping Prabowo lantaran adanya mahar politik sebesar Rp 500 miliar. Mahar politik diberikan Sandi kepada partai koalisi Prabowo yaitu PAN dan PKS. Menurut Andi, masing-masing partai mendapat mahar sebesar Rp 500 miliar. Mahar ini sebagai pengganti calon-calon yang diajukan oleh kedua partai tersebut.
"Soal Mahar ke PKS dan PAN masing-masing Rp Rp 500 miliar ini penjelasan saya, Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan, Waketum Demokrat Syarief Hasan, dan Sekretaris Majelis Tinggi Partai Demokrat Amir Syamaudin mendapat penjelasan itu (mahar Rp 500 M) langsung dari tim kecil Gerindra Fadli Zon, Dasco, Prasetyo dan Fuad Bawazier pada 8 Agustus 2018 pukul 16.00 WIB," ungkap Andi di akun twitternya @AndiArief__, Sabtu (11/8/2018).
Atas tuduhan tersebut, Sandi angkat suara dengan nada serius. Sandi membantahnya memberikan mahar Rp 500 juta kepada PKS dan PAN. "Perlu digarisbawahi tidak benar!" ujar Sandi waktu itu
Dilaporkan Bawaslu
Walau Sandi sudah membantah, tapi kasus ini tetap berlanjut dan dilaporkan ke Bawaslu oleh LSM Federasi Indonesia Bersatu. Dengan pokok laporan bernomor 01/LP/PP/RI/00.00/VIII/2018 yang menyatakan diduga telah terjadi pemberian imbalan berupa uang oleh Sandiaga Uno kepada PAN dan PKS pada proses pencalonan presiden dan wakil presiden.
Atas laporan tersebut Bawaslu telah memanggil beberapa saksi untuk dimintai keterangan untuk kasus mahar tersebut. Salah satu saksi yang dipanggil Bawaslu adalah Andi Arief. Andi sendiri adalah saksi kunci dari dugaan isu mahar tersebut.
Dugaan mahar Sandi tak terbukti
Setelah melakukan penyelidikan, Bawaslu memutuskan bahwa tidak ada dugaan pelanggaran Pemilu dalam kasus tersebut. Keputusan ini diambil Bawaslu setelah memeriksa pelapor dan saksi. Namun, ada seorang saksi penting yang tak hadir dalam pemeriksaan.
"Ketidakhadiran Andi Arief memenuhi undangan Bawaslu, menjadikan laporan yang dilaporkan tidak mendapatkan kejelasan terjadinya peristiwa pemberian uang kepada partai PKS dan PAN," kata Ketua Bawaslu Abhan Abhan.
Andi tuding Bawaslu pemalas
Keputasan Bawaslu yang menyatakan dugaan mahar Sandi tidak terbukti, membuat Andi turut berkomentar melalui akun Twitter pribadinya. Dia mengatakan Bawaslu tak serius untuk mengungkapkan kasus tersebut. "Pagi ini saya sampai di Jakarta. Komentar saya: Bawaslu pemalas dan nggak serius," tulisnya.
Andi tiga kali tak hadiri panggilan Bawaslu. Saat itu, mantan stafsus SBY itu mengaku sedang berada di kampung halamannya, Lampung. Menurut Andi, harusnya Bawaslu jemput bola. Jakarta-Lampung hanya satu jam dengan pesawat.
"Kalau jadi komisioner cuma duduk di belakang meja itu sih bukan pengawas namanya, tapi mirip mandor zaman belanda. Untuk apa Bawaslu dibiayai mahal oleh negara kalau soal jarak saja enggak bisa mereka pecahkan. Jakarta Lampung kan hanya urusan 1 jam via pesawat," jelas dia lagi.
(mdk/has)