Dua Petinggi PDIP Solo Daftar Bakal Calon Wali Kota, Berikut Sosoknya
Hingga saat ini DPC PDI Perjuangan Kota Solo telah menerima tujuh kader maupun non kader yang mendaftarkan diri sebagai bakal calon wali kota Solo.
Hingga saat ini DPC PDI Perjuangan Kota Solo telah menerima tujuh kader maupun non kader yang mendaftarkan diri sebagai bakal calon wali kota Solo.
Dua Petinggi PDIP Solo Daftar Bakal Calon Wali Kota, Berikut Sosoknya
Hingga saat ini DPC PDI Perjuangan Kota Solo telah menerima tujuh kader maupun non kader yang mendaftarkan diri sebagai bakal calon wali kota Solo. Salah satu nama yang tidak asing di telinga masyarakat Solo adalah Teguh Prakosa.
Seperti diketahui Teguh saat ini masih menjabat sebagai Wakil Wali Kota Solo. Di struktural partai, Teguh menjabat sebagai sekretaris DPC PDIP Solo. Tahun 2020 lalu Teguh Prakosa yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka berhasil memenangkan Pilkada Kota Solo.
Kini Teguh kembali akan mengikuti kontestasi Pilkada Solo tanpa Gibran yang sudah melompat jauh menjadi wakil presiden terpilih pada Pilpres 2024. Sabtu, 18 Mei 2024, Teguh mendatangi kantor DPC PDIP Solo untuk mengembalikan formulir pendaftaran bakal calon wali kota Solo.
"Masih banyak pekerjaan rumah (PR) yang harus dibenahi pada era pemerintahan Gibran-Teguh. Meski pembangunan fisik lewat 17 program prioritas sudah nampak, namun kesejahteraan masyarakat belum merata," kata Teguh.
Teguh mengaku bersama Gibran menyelesaikan dan meneruskan program wali kota sebelumnya.
Namun tingkat kesejahteraan masyarakat belum signifikan.
Secara fisik bangunan sudah merubah tatanan yang ada di Kota Solo, termasuk 17 titik prioritas pembangunan.
"Dampak pembangunan harusnya pada kesejahteraan, termasuk penurunan stunting dan RTLH, yang porsinya belum signifikan," kata Teguh.
Teguh mengatakan, 17 program prioritas yang sudah terbangun memerlukan biaya perawatan yang tidak sedikit. Biaya tersebut tidak bisa dikover oleh APBD Kota Solo yang hanya sebesar Rp2,3 triliun.
"APBD kita tidak cukup. Yang sudah terbangun, kita harus pikirkan maintenance-nya. Itu barang mahal semua. Apakah di pihak ketiga-kan atau pemkot sendiri. Masjid Zayed itu dikelola UEA, 1 tahunnya Rp30 miliar," kata Teguh.
Sementara itu, dana hibah dari UEA sebesar Rp3,5 miliar, dianggap belum bisa mengatasi masalah stunting di Kota Solo.
"Kalau kita lihat risiko stunting sekitar 5 ribuan, sementara bagian yang diterima dari dana UEA Rp3,5 miliar itu hanya cukup untuk 900 anak sasaran," ujar Teguh.
Dari legislatif Kota Solo sudah memberikan evaluasi untuk bahan refleksi pemerintahan berikutnya. Sekretaris DPC PDIP Solo itu menjelaskan, program pembangunan fisik sudah bukan prioritas, tapi lebih kepada peningkatan kesejahteraan masyarakat, menjadikan ekonomi Kota Solo naik kelas.
"Maka ke depan kita komitmen dan teman-teman di legislatif juga berkomitmen, dampak pembangunan pada kesejahteraan. Kita semua mengakui kehadiran turis yang hadir di Solo dengan berbagai kegiatan belum mengangkat 100 persen pendapatan," kata Teguh.
Selain Teguh Prakosa, petinggi PDIP Solo lainnya, Anna Budiarti juga mendaftarkan diri hari ini, Minggu (19/5).
Anna saat ini menjabat sebagai Wakil Ketua DPC PDIP Solo Bidang Industri, Tenaga Kerja, Jaminan Sosial, Koperasi, UMKM, Ekonomi Kreatif, dan Ekonomi Digital.
Wakil Ketua Komisi IV DPRD Kota Surakarta ini mengambil dan langsung mengembalikan formulir pendaftaran. Anna Budiarti tercatat sebagai pengambil formulir ke-18 penjaringan bakal calon kepala/wakil kepala daerah yang dibuka DPC PDI Perjuangan Kota Surakarta.
Dia menjadi pengambil formulir ke-7 untuk bakal calon wali kota dan pendaftar resmi ke-6 bakal calon wali kota karena sudah mengembalikan formulir pendaftaran.
"Saya ingin membuat Kota Solo lebih tertata rapi dalam segala bidang," kata Anna.
Baik di bidang infrastruktur, bidang pendidikan, kesehatan, peningkatan PAD, pemanfaatan kantong-kantong parkir secara maksimal, penataan pasar oleh-oleh, pasar ikan, pasar buah, dan lain-lain.
"Zonasi pasar diprioritaskan, selain pasar tradisional," kata Anna.
PDIP juga akan fokus pada wisata tematik. Yakni wisata religi, wisata kesehatan, budaya (museum, kraton, pentas kethoprak, pentas wayang orang), wisata kuliner, wisata alam.
"Kami juga akan menggandeng daerah sekitar untuk memaksimalkan kerja sama kawasan," pungkasnya.