PDIP Tunjuk Teguh Prakosa dan Bambang Nugroho Maju Pilkada Solo
Bambang tak mengikuti proses penjaringan baik sebagai bakal calon wali kota maupun wakil wali kota yang dilakukan DPC PDIP Solo.
DPP PDI Perjuangan (PDIP) akhirnya menunjuk Teguh Prakosa dan Bambang Nugroho maju Pilkada Solo 2024. Teguh Prakosa diketahui sebagai Wali Kota Solo saat ini yang menggantikan Gibran Rakabuming Raka. Sedangkan Bambang Nugroho merupakan seorang pengusaha muda yang bergerak di bidang desain dan percetakan.
Munculnya nama Bambang Gage sapaan akrab Bambang Nugroho cukup mengejutkan sejumlah kalangan. Lantaran Bambang tak mengikuti proses penjaringan baik sebagai bakal calon wali kota maupun wakil wali kota yang dilakukan DPC PDIP Solo.
Dikonfirmasi awak media, Bambang membenarkan kabar tersebut. Ia mengaku dihubungi Ketua DPC PDIP Solo, FX Hadi Rudyatmo.
"Pak Rudy tadi telepon saya. Besok diminta mendampingi Pak Teguh daftar di KPU, maju jadi wakil wali kota," ujar Bambang saat dihubungi, Rabu (28/8) malam.
Dia mengaku terkejut dengan kabar tersebut. Apalagi pada hari Jumat nanti dirinya bakal maju ujian tesis S2.
"Agak kaget juga. Saya kan harus persiapan ujian tesis S2 di ISI besok Jumat," ungkapnya.
Bambang mengaku, dirinya juga tidak mengetahui jika hari Kamis ini menjadi hari terakhir pendaftaran pasangan calon wali kota dan calon wakil wali kota ke KPU.
"Jadi saya nggak merhatiin soal hari terakhir pendaftaran ini. Tahu-tahu ditelfon pak Rudy. Besok harus menyiapkan berkas-berkas, SKCK dan lain sebagainya," katanya.
Meski demikian, Bambang mengaku akan tegak lurus dan siap dengan perintah Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri.
"Perintah pimpinan tegak lurus, ya siap gitu aja. Pokoknya besok jam 8 malam daftar. Saya telepon pak Teguh belum diangkat juga, paling ga kan harus koordinasi besuk gimana," terangnya.
Menurut Bambang, penunjukan dirinya sebagai bakal calon Wakil Wali Kota Solo mendampingi Teguh Prakosa sudah melalui berbagai pertimbangan. Sehingga dirinya siap untuk menjalankannya.
"Apapun kalau ditugaskan pimpinan ya beliau yang menilai. Mampu enggak, cocok enggak. Kadang tidak hanya dari sisi kemampuan, tapi juga dari popularitas, elektabilitas elektoral jadi pertimbangan," pungkasnya.