Eko 'Patrio' soal Ahok: DKI butuh pemimpin yang tak omeli ibu-ibu
Eko 'Patrio' soal Ahok: DKI butuh pemimpin yang tak omeli ibu-ibu. Ketua DPW PAN DKI Jakarta, Eko Hendro Purnomo mempertanyakan apa saja yang telah diraih Ahok selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dia mencontohkan Ahok tak mampu membawa DKI meraih serapan APBD yang tinggi.
Partai politik pengusung pasangan bakal calon petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat meyakini jagonya akan terpilih di Pilgub DKI Jakarta. Alasannya, Ahok dan Djarot dianggap telah berhasil memimpin Jakarta.
Namun hal sebaliknya justru dilontarkan oleh parpol pengusung Agus-Sylviana Murni. Ketua DPW PAN DKI Jakarta, Eko Hendro Purnomo mempertanyakan apa saja yang telah diraih Ahok selama menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Dia mencontohkan Ahok tak mampu membawa DKI meraih serapan APBD yang tinggi.
"Sekarang pertanyaan saya membuktikannya dalam sisi apa? Coba? Mana? Daya serapnya lemah ya kan, terus bahasanya frontal, bahasa yang dibangun tidak baik, apa coba, kalau dari BPK tidak baik juga, terus dari Kemenpan RB tidak baik juga, apa yang didapat gitu loh?" kata Eko di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (6/10).
Eko menambahkan, dari sisi keikutsertaan Provinsi Jakarta dalam berbagai ajang, Ahok tak mampu membawa ibu kota negara untuk menjadi juara.
"Adipura bagaimana? PON bagaimana? Terus MTQ bagaimana coba? Dulu zaman sebelum Ahok, unggul, PON bagus, MTQ keren bagus dapat juara 1," katanya.
Tak hanya itu, Eko mengklaim Ahok banyak tak disukai oleh warga Jakarta karena memiliki tutur kata yang buruk.
"Bahasanya frontal bahasa yang dibangun tidak baik, warga Jakarta butuh pemimpin komunikasinya dibangun dengan bagus, ibu-ibu tidak diomelin, terus tidak perlu mengungkapkan hal yang tidak baik, banyak masyarakat Jakarta yang membutuhkan figur yang baik, tidak berbicara kotor," ujarnya.
Lewat alasan tersebut, kata dia, penyebab elektabilitas Ahok oleh sejumlah lembaga survei menurun. Maka dari itu, pria yang akrab disapa Eko Patrio ini meyakini Ahok dapat dikalahkan dalam Pilgub DKI. Terlebih, kata dia, dari sejumlah survei elektabilitas dan popularitas pasangan yang diusung oleh partainya, Agus Yudhoyono dan Sylviana Murni terus naik.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa saja isu yang muncul selama Pilkada DKI 2017? Apalagi pemilihan tersebut juga diwarnai dengan isu-isu seperti agama, etnis, dan kebijakan publik.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 putaran kedua dilaksanakan? Pemungutan Suara Putaran Kedua (19 April 2017):Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Siapa saja kandidat di Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Putaran kedua mempertemukan pasangan Ahok-Djarot dan Anies-Sandiaga.
-
Apa hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua? Hasil quick count Pilkada DKI 2017 putaran kedua menunjukkan bahwa pasangan Anies Baswedan dan Sandiaga Uno memperoleh dukungan sebesar 58,5%, sedangkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat, mendapatkan dukungan sebesar 41,5%.
Baca juga:
Tim Sukses Anies-Sandi akui belum memiliki visi misi jelas
Utusan Jokowi sebut petahana rawan salahgunakan wewenang di Pilkada
Ahok mentok 40 % di survei, Timses yakin peluang Agus menang besar
Sambangi Polda Metro Jaya, Bawaslu minta keamanan bagi paslon
PKS mau 'adu' Maia Estianti dengan Glenn Fredly
Banyak pemilih Muslim pilih Ahok-Djarot, ini reaksi PKS