Elektabilitas Jokowi-Ma'ruf Turun, JK Bilang 'Hasil Survei Kita Survei Lagi'
PARA Syndicate menganalisis 12 hasil survei terkait elektabilitas capres-cawapres dari lembaga survei yang dianggap kredibel. Setelah menarik regresi linear dari data-data tersebut, tren elektabilitas capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf, menunjukkan penurunan.
PARA Syndicate menganalisis 12 hasil survei terkait elektabilitas capres-cawapres dari lembaga survei yang dianggap kredibel. Setelah menarik regresi linear dari data-data tersebut, tren elektabilitas capres-cawapres Jokowi-Ma'ruf, menunjukkan penurunan.
Namun, hal itu berbeda terhadap capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang justru mengalami kenaikan. Seluruh survei yang dianalisis itu menggunakan metode multistage random sampling, dengan jumlah responden sekitar 1.500 orang.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Bagaimana tanggapan Prabowo atas Jokowi yang memenangkan Pilpres 2014 dan 2019? Prabowo memuji Jokowi sebagai orang yang dua kali mengalahkan dirinya di Pilpres 2014 dan 2019. Ia mengaku tidak masalah karena menghormati siapapun yang menerima mandat rakyat.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
Hasil survei yang dipakai berasal dari lembaga-lembaga seperti, Alvara, Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Y-Publica, Indikator, dan Saiful Mujani Research & Consulting (SMRC). Kemudian, Populi Center, Litbang Kompas, serta Median.
Menanggapi hal tersebut, Ketua Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Jusuf Kalla mengatakan, hasil survei tersebut justru menjadi bahan survei oleh tim TKN.
"Banyak sekali sebenarnya survei-survei. Tapi dari banyak survei itu kita simpulkan satu sama lainnya. Jadi (hasil) survei, disurvei lagi. Hasil survei kita gabungkan lagi, tetap positif," kata Jusuf Kalla usai melakukan evaluasi 2 bulan kampanye di kediamannya Jalan Brawijaya, Jakarta Selatan, Senin (17/12) malam.
"Ya kita tidak bicara angka-angka (berapa persen) tapi positif," tambahnya.
Sementara itu, Anggota Dewan Pengarah Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf Amin, Pramono Anung mengaku, mesti hasil beberapa lembaga survei menyebut pasangan Jokowi-Ma'ruf mengalami penurunan. Tapi tak mempengaruhi tren positif Jokowi-Ma'ruf.
"Enggak (alami penurunan), surveinya sebenarnya kalau mau jujur apa yang disampaikan oleh beberapa lembaga survei yang mengumumkan ke publik itu relatif belum ada perubahan secara signifikan terhadap perbedaan. Saya enggak cerita berapa hasilnya ya, toh dari hasil perbedaan itu tidak berubah secara signifikan," ujar Pramono.
Dengan adanya hasil tersebut, dia mengaku jika TKN tetap berpegangan terhadap lembaga survei yang dianggap lebih kredibel.
"Saya berpegangan pada lembaga-lembaga survei yang kredibel yang sudah mengumumkan kepada publik. Walaupun hasil kami tidak jauh berbeda dengan apa yang diumumkan oleh publik," sebutnya.
"(Belum tembus angka 60 persen) Ya kan masih ada undecided voternya. Kalau undecided voter dihitung proporsional, mudah-mudahan (tembus 60 persen)," tutup Pramono.
Baca juga:
Survei Initiative Institute: Jokowi Unggul di Jatim
Survei: PDIP, PKB, Gerindra & Berkarya Paling Besar Raih Efek Ekor Jas dari Capres
Survei Etos: 5 Parpol Lolos DPR RI, PDIP, Gerindra, Golkar, Demokrat & PKB
63,7% Kalangan Moderat Menolak Perda Syariah
PSI Dinilai Dapat Efek Elektoral dari Isu Perda Syariah
Mengapa Elektabilitas Jokowi dan Prabowo Cenderung Stagnan?