Fadli Zon kesal Jokowi kembali campuri urusan internal Golkar & PPP
Fadli Zon sebut pemerintah sengaja pecah belah parpol kemudian diminta mendukung pemerintah.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon geram pemerintah terkesan kembali merecoki masalah internal partai. Hal tersebut terkait pemanggilan kedua kubu dari partai yang bersengketa yaitu PPP dan Golkar ke Istana Negara untuk bertemu Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Janganlah konflik Parpol yang awalnya karena campur tangan pemerintah, dipelihara pemerintah, kemudian dijadikan blackmail oleh pemerintah terhadap Parpol itu. Parpol tidak boleh dicampurtangani oleh pemerintah. Itu urusan Parpol bersangkutan. Walaupun ada surat Menkum HAM, tapi harusnya administratif bukan menganalisa masuk ke dalam internal," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (13/1).
Wakil ketua DPR ini menyangka secara perlahan pemerintah berusaha menggeser agar semua partai berbalik arah untuk berkoalisi. Menurut Fadli, modus tersebut awalnya dilakukan dengan kuasa memberikan Surat Keputusan agar sah di mata hukum.
"Pemerintah tidak boleh campur tangan, mengobok-obok, memecah Parpol. Kemudian, mungkin, memaksa Parpol untuk mendukung pemerintah baru partai itu diakui. Itu berbahaya. Itu merusak demokrasi," tuturnya.
Fadli menegaskan, bahwa dengan beragamnya suara Parpol, maka otomatis dinamika demokrasi akan semakin bagus. Dia mengecam tindakan pemerintah yang seolah menjadikan seluruh Parpol satu warna.
"Saya bilang kepada presiden, jangan rusak demokrasi kita. Demokrasi kita itu adalah yang lahir dari pemilu, artinya rakyat. Tidak mungkin ada demokrasi tanpa Parpol. Kalau negara tidak ada Parpol berbahaya. Kalau negara Parpol tunggal itu berbahaya," pungkasnya.
Sebelumya, Jokowi mengundang Aburizal Bakrie (Ical) dan Agung Laksono ke Istana untuk membahas konflik Golkar. Sehari setelahnya, Jokowi memanggil Djan Faridz dan Romahurmuziy untuk membicarakan konflik PPP. Namun pihak yang bersengketa itu tidak dipertemukan bersama, melainkan bergantian untuk berbincang dengan Jokowi.
Baca juga:
Dukung Jokowi, Golkar kubu Ical dinilai ingin diakui pemerintah
Jadi ketua Banggar, posisi Kahar Muzakir di pimpinan MKD dicopot
Sejak 51 tahun berdiri, kisruh Golkar saat ini paling parah
Ical dan Agung bertemu Jokowi di Istana, JK harap Golkar bersatu
Drama dan cibiran sambut Ade Komarudin di kursi ketua DPR
Jokowi harap Ical dan Agung Laksono selesaikan konflik Golkar
Ical anggap persoalan Golkar sudah selesai, tolak Munas bersama
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Gazalba Saleh ditahan oleh KPK? Eks Hakim Agung Gazalba Saleh resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (30/11/2023).
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Siapa yang mengapresiasi kolaborasi KPK dan Polri? Terkait kegiatan ini, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni turut mengapresiasi upaya meningkatkan sinergitas KPK dan Polri.
-
Kapan KPK menahan Mulsunadi? "Untuk kebutuhan penyidikan tim penyidik melakukan penahanan MG untuk 20 hari pertama terhitung tanggal 31 Juli 2023 sampai dengan 19 Agustus 2023