Fahri Hamzah sebut Jokowi pasti menang jika data capres oposisi lemah
"Ya kalau yang melawannya ini apa istilahnya itu enggak jelas, Senin Kamis, empot-empotan ya kan, enggak bisa, harus yang ngelawan yang jago punya data argumentatif ketemu kepada rakyat setiap hari. Ini enggak bisa sembunyi-sembunyi kalau mau fight hadap-hadapan dong," pungkas Fahri.
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mengumpamakan perpolitikan Indonesia seperti final Piala Dunia 2018 antara Perancis versus Kroasia. Fahri mengatakan Kroasia merupakan kekuatan baru, sementara Perancis kekuatannya sudah mapan.
Menurut Fahri, penantang baru akan kalah bila tidak memiliki persiapan. Apalagi lawannya pernah menjuarai Piala Dunia. Sama halnya, kata Fahri, bila capres oposisi tak mempunyai data akurat maka incumbent akan unggul.
-
Bagaimana Fahri Hamzah melihat proses bersatunya Jokowi dan Prabowo? "Ini adalah dua tokoh besar. Orang hebat dua-duanya, yang selama ini oleh politik dibuat bertengkar, sekarang kita buat mereka bersatu," tutur Fahri, Minggu (28/1)
-
Apa yang menurut Fahri Hamzah menjadi bukti dari efek persatuan Jokowi dan Prabowo? "Efek persatuan mereka itu luar biasa, telah melahirkan kebijakan-kebijakan yang akan menjadi game changer, perubahan yang punya efek dahsyat pada perekonomian dan masyarakat secara umum," sambungnya.
-
Kapan Hamzah Haz terpilih menjadi Wakil Presiden? Pada hari Kamis, 26 Juli 2001, Hamzah terpilih sebagai Wakil Presiden ke-9 Republik Indonesia.
-
Kapan Amir Hamzah ditangkap? Konon, Amir diduga sedang makan bersama dengan perwakilan Belanda saat kembali ke Sumatra. Saat itu, revolusi sosial sedang berkembang. Sebuah kelompok dari Pemuda Sosialis Indonesia menentang Feodalisme. Akhirnya masa kepemimpinan Amir pun hancur dan ia ditangkap.
-
Siapa Fredy Pratama? "Enggak (Tidak pindah-pindah) saya yakinkan dia masih Thailand. Tapi di dalam hutan," kata Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Mukti Juharsa, Rabu (13/3).
-
Apa yang diputuskan hakim dalam persidangan praperadilan Firli Bahuri? Majelis hakim menolak seluruh gugatan Firli. Hal itu sebagaimana dibacakan oleh hakim tunggal Imelda Herawati dalam amar putusannya yang dibacakan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. "Menyatakan praperadilan oleh pemohon tidak dapat diterima," ucap hakim Imelda dalam amar putusannya, Selasa (19/12).
"Kekuatan baru suka sembrono, data enggak kuat. Sama seperti parpol oposisi ini, makanya saya kritik. Kalau parpol dan calon presiden oposisi ini manuvernya tidak baik, tidak cerdas, atau datanya tidak bagus, pasti incumbent menang," ujar Fahri usai jalani pemeriksaan di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Selasa (17/7).
"Kalau dibilang ini harus diakui, pak Jokowi pasti akan makin kuat. Cerdas datanya bagus, pasti incumbent menang, karena incumbent kuat dan dalam hal ini kalau di bilang pak Jokowi ya harus diakui pak Jokowi pasti tambah kuat," bebernya.
Politisi PKS ini mengungkapkan Jokowi pernah mengontrol APBN cuma Rp 70 triliun saat menjadi Gubernur DKI, dan sekarang Rp 2.240 triliun saat jadi Presiden RI. Dulu, lanjut Fahri, mengontrol PNS DKI sekarang PNS diseluruh Indonesia dan militer serta polisi.
"Jadi dia kuat. Ya kalau yang melawannya ini apa istilahnya itu enggak jelas, Senin Kamis, empot-empotan ya kan, enggak bisa, harus yang ngelawan yang jago punya data argumentatif ketemu kepada rakyat setiap hari. Ini enggak bisa sembunyi-sembunyi kalau mau fight hadap-hadapan dong," pungkasnya.
Baca juga:
Jika SBY sodorkan AHY jadi cawapres, Prabowo akan bahas dulu dengan PAN dan PKS
Manuver Prabowo dikejar waktu pendaftaran capres
Airlangga dinilai mampu rangkul semua kelompok & golongan, cocok jadi cawapres Jokowi
Kejutan-kejutan jelang pendaftaran capres
Gerindra klaim Zulkifli Hasan sepakat Prabowo diusung Capres
NasDem pastikan suara pemilih Ridwan Kamil dijaga untuk Jokowi