Fahri malu jika masalah Setya cs jadi motif rebut kursi pimpinan DPR
"Kalau mau ambil kursi saya, ambil aja. Soal itu jangan kelihatan rebutan lah, malu kita," ujar Fahri.
Tampilnya pimpinan DPR RI Setya Novanto dan Fadli Zon dalam kampanye calon presiden Amerika Serikat Donald Trump berujung pelaporan keduanya ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD). MKD pun memutuskan bakal menindaklanjuti laporan itu.
Belakangan bergulir wacana kocok ulang pimpinan DPR kalau MKD memutuskan kedua pimpinan DPR itu melakukan pelanggaran berat.
Menganggap itu, Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah mengaku sama sekali tak khawatir kalaupun hal itu akan terjadi. Dirinya mengaku malu, jika masalah ini menjadi motif perebutan kursi pimpinan di DPR RI.
"Kalau mau ambil kursi saya, ambil aja. Soal itu jangan kelihatan rebutan lah, malu kita," ujar Fahri di DPR RI Senayan, Jumat (11/9).
Fahri menuding, sikap sejumlah anggota dewan lainnya yang melaporkan para pimpinan DPR ke MKD, merupakan sikap yang tidak layak. Sebab menurutnya, apa yang dilakukan para pimpinan DPR yang menghadiri kampanye Donald Trump itu merupakan hal wajar dalam dunia politik.
"Tolong lihat secara positif. Enggak layak anggota DPR saling melaporkan. Melaporkan tuh kalau dia diserang, misalnya ditempeleng di kamar mandi. Kalau opini publik, enggak boleh mempengaruhi MKD, itu berat hukumannya," ujar Fahri.
"Pak Novanto masuk TV CNN, FOX, secara internasional enggak masalah," pungkasnya.