Gabung Partai Gelora, Deddy Mizwar Kirim Surat Pengunduran Diri ke Demokrat
Politikus Partai Demokrat Deddy Mizwar menegaskan dirinya segera bergabung ke partai besutan Fahri Hamzah dan Anis Matta, Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia. Dia pun sudah mengirim surat pengunduran diri ke DPP Partai Demokrat.
Politikus Partai Demokrat Deddy Mizwar menegaskan dirinya segera bergabung ke partai besutan Fahri Hamzah dan Anis Matta, Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia. Dia pun sudah mengirim surat pengunduran diri ke DPP Partai Demokrat.
"Sudah ditulis suratnya, sudah dikirim," kata Deddy pada wartawan, Jumat (8/11).
-
Siapa yang diusung oleh partai-partai pendukung Prabowo-Gibran? Dua nama yang santer bakal meramaikan Pilkada Jakarta adalah dua mantan Gubernur Ibu Kota dan Jawa Barat yakni Anies Baswedan dan Ridwan Kamil. Anies sebagai calon inkumben tampaknya bakal diusung oleh partai-partai pendukungnya di Pilpres 2024. Begitu juga dengan Ridwan Kamil yang didukung barisan partai pendukung Prabowo-Gibran.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Siapa saja yang menggodok ide pendirian Partai Gerindra? Pada 2007, Ide Fadli dan Hashim itu pun digodok oleh Ahmad Muzani, M. Asrian Mirza, Amran Nasution, Halida Hatta, Tanya Alwi, dan Haris Bobihoe.
-
Bagaimana Demokrat akan mendekati partai lain? Selain itu, dia menuturkan bahwa Demokrat membuka komunikasi dengan pihak manapun. Sehingga, ujarnya segala kemungkinan yang ada bakal dikaji secara mendalam.
-
Apa yang diusulkan oleh Partai Demokrat terkait penunjukan Gubernur Jakarta? Hal senada juga disampaikan Anggota Baleg Fraksi Demokrat Herman Khaeron. Dia mengatakan, pihaknya tetap mengusulkan agar Gubernur Jakarta dipilih secara langsung. "Kami berpandangan tetap, Pilgub DKI dipilih secara langsung. Bahkan wali kota juga sebaiknya dipilih langsung," kata Herman Khaeron.
-
Mengapa Partai Gerindra didirikan? Pada awalnya, ide pendirian Partai Gerindra digagas oleh Fadli Zon dan Hashim Djojohadikusumo. Mereka ingin melindungi kesejahteraan rakyat ekonomi kelas bawah terhadap jerat sistem kapitalisme.
Deddy mengatakan, besok (9/11) Partai Gelora akan menandatangani akte pendirian partai. Namun, dia tidak akan hadir dalam acara deklarasi Partai Gelora.
"Penandatanganan dulu, deklarasinya hari Minggu (10/11) ya, tapi saya enggak hadir. Saya tanggal 9 aja, insyaallah," ungkapnya.
Dia menegaskan, meski sudah mengundurkan diri dari Demokrat hubungan baik akan tetap terjaga. Pasalnya Deddy dan Demokrat sudah seperti saudara.
"Masih lah, saudara-saudara kita semua kan itu," ucapnya.
Sebelumnya, Deddy Mizwar mengisyaratkan keluar dari Partai Demokrat. Mantan Wakil Gubernur Jawa Barat itu dikabarkan segera bergabung ke Partai Gelombang Rakyat (Gelora).
Indikasi kepindahan itu terlihat dari cuitan di akun twitter pribadinya. Ia terlihat membalas cuitan Fahri Hamzah mengenai pertemuan dengan notaris mengenai proses pendaftaran badan hukum Partai Gelora.
"GELORA.. Perjalanan baru... visi baru... arah baru...," tulis Deddy dalam akun twitternya, Rabu (6/11).
Baca juga:
Deddy Mizwar Isyaratkan Tinggalkan Demokrat, Bakal Gabung Partai Gelora
PKS Soal Partai Gelora Deklarasi 10 November: Kita Mendoakan yang Baik
Partai Gelora Bakal Deklarasi 10 November 2019
Dipimpin Anis Matta, Penggagas Partai Gelora Datangi Notaris
Partai Gelora Dideklarasikan 10 November
Tepat di Hari Pahlawan, 10 November, Partai Gelombang Rakyat alias Gelora berencana mendeklarasikan diri. Partai ini digagas oleh duet mantan petinggi PKS, Anis Matta dan Fahri Hamzah.
Hari ini, Senin 4 November, sejumlah penggagas Gelora mendatangi kantor Notaris. Setelah itu, rombongan yang dipimpin oleh Anis Matta itu menuju Kemenkum HAM untuk mendaftarkan diri sebagai parpol.
Saat dikonfirmasi, Fahri belum mau bicara soal susunan pengurus Gelora. Siapa ketua umum, sekjen dan bendahara umum, dia masih merahasiakan. Menurut Fahri, pada 9-10 November nama itu baru final. Setelah itu langsung dideklarasikan.
"Ya (deklarasi 10 November)," kata Fahri kepada merdeka.com, Senin (4/11).
Fahri hanya mengakui bahwa para kader Gelora banyak yang berasal dari pengurus PKS. Namun, Fahri tak mau mengungkap, persentase mantan kader PKS yang menjadi pengurus di Gelora.
"Lumayan (banyak)," singkat Fahri.
(mdk/bal)