Ganjar Tak Masalah Konsep Debat Town Hall, Usul Tanya Jawab Paslon Diperbanyak
Ganjar menyebut yang menjadi permasalahan adalah kurangnya ruang tanya jawab saat debat.
Ganjar menyebut yang menjadi permasalahan adalah kurangnya ruang tanya jawab saat debat.
Ganjar Tak Masalah Konsep Debat Town Hall, Usul Tanya Jawab Paslon Diperbanyak
Calon presiden nomor urut 3, Ganjar Pranowo mengaku tak masalah dengan konsep debat town hall ataupun tidak. Ganjar menyebut yang menjadi permasalahan adalah kurangnya ruang tanya jawab saat debat.
"Kalau apa modelnya di mana pun saya ikut aja, model town hall oke, model panggung biasa oke," kata Ganjar di Pondok Pesantren Darussalam Timur, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (17/12).
Menurut Ganjar, ruang tanya jawab saat debat seharusnya diperbanyak. Hal itu agar para calon lain juga dapat menyampaikan data-data dari program yang diusung, sehingga tak hanya pemikiran-pemikirannya saja.
"Debat itu sedikit boleh tanya jawab agak sedikit ramai, agar tidak bisa menyampaikan pikiran bisa deverent bisa menunjukan data gitu ya dan itu bisa berulang-ulang," ujar Ganjar.
Ganjar mengatakan, ruang tanya jawab yang diberikan oleh KPU dirasa masih kurang.
Menurut Ganjar, masih ada hal-hal mengganjal yang perlu untuk diklarifikasi lebih lanjut dalam tanya jawab.
"Kalau kemarin kan hanya dua kali ya, maka masih ada yang mengganjal kita mau klarifikasi upaya kita hanya butuh publik mengatakan pada sikap ini iya atau tidak," kata Ganjar.
"Upaya saya bertanya soal IKN, Anda iya atau tidak? Biar publik tahu kemudian dia bisa menilai kenapa iya dan kenapa tidak. Atau soal pengadilan HAM, umpaya iya atau tidak, sehingga publik akan nagih dari pesan-pesan itu," imbuh dia.
Ganjar pun menyesalkan pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak terjawab dengan baik oleh calon yang dilempar pertanyaan.
"Sayangnya kemarin tidak sampai kepada posisi untuk meyakinkan itu. Kalau tempat model apa aja bisa," kata Ganjar.
Sebelumnya, Waketum Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menyinggung posisi capres yang berdiri saat capres lain berbicara. Dia menilai hal itu mungkin menimbulkan ketidaknyamanan.
"Tiga paslon ini, tiga capres ini diminta untuk berdiri tidak ada kursi, tidak ada istirahat pada saat yang lainnya berbicara. Jadi saya bisa membayangkan bahwa itu mungkin menimbulkan ketidaknyamanan," kata dia.
Rahayu mengusulkan format debat Pilpres menjadi ala town hall meeting. Menurutnya, para pakar atau perwakilan lintas generasi dapat menanyakan sekaligus mendalami gagasan para capres.
"Jadi mungkin ini bisa menjadi bahan masukan siapa tahu masih bisa mengubah untuk ke depannya. Menjadi bahan pertimbangan dari KPU sendiri bagaimana untuk adanya mungkin bisa bentuknya town hall, town hall meeting di mana para pakar atau perwakilan dari lintas generasi bisa menanyakan dan mendalami visi, misi, gagasan setiap paslon sendiri-sendiri," kata Sara.