Gara-gara Pilgub, Ketua DPD Golkar NTT pindah ke Hanura
Gara-gara Pilgub, Ketua DPD Golkar NTT pindah ke Hanura. Medah memilih 'lompat pagar' ke Partai Hanura karena menilai kebijakan partai berlambang Pohon Beringin itu tidak melihat mekanisme pencalonan Gubernur NTT sedang berproses di tubuh partai.
Partai Golkar menghormati keputusan Ketua DPD Partai Golkar Nusa Tenggara Timur Ibrahim Agustinus Medah 'lompat pagar' ke Partai Hanura. Namun, Golkar tidak sependapat jika alasan tersebut karena partai tidak mencalonkannya jadi Gubernur NTT di Pilgub NTT 2018.
"Kami menghormati keputusan Pak Medah, namun tidak sependapat jika alasan tersebut dikaitan dengan pencalonan Gubernur NTT, karena Golkar sendiri masih menunggu hasil survei," kata Ketua Harian DPD Partai Golkar NTT Mohammad Ansor kepada Antara di Kupang, dikutip dari Antara, Selasa (29/8).
Dia mengemukakan hal itu terkait dinamika di tubuh Partai Golkar menjelang Pilgub NTT dan mundurnya Ketua DPD I Partai Golkar NTT Ibrahim Agustinus Medah ke Partai Hanura.
Medah memilih 'lompat pagar' ke Partai Hanura karena menilai kebijakan partai berlambang Pohon Beringin itu tidak melihat mekanisme pencalonan Gubernur NTT sedang berproses di tubuh partai.
"Sejak Kamis (24/8) saya sudah nyatakan mundur dari Partai Golkar dan hari ini (Jumat, 25/8) saya nyatakan menjadi anggota Partai Hanura," kata Medah.
Medah menilai, keputusan DPP Partai Golkar yang menetapkan kader partai atas nama Melki Laka Lena sebagai bakal calon Gubernur NTT periode 2018-2023 berada di luar mekanisme dan peraturan organisasi Partai Golkar.
Padahal, kata Medah, pemberian diskresi DPP Partai Golkar kepadanya untuk memimpin DPD Partai Golkar NTT hingga tiga kali berturut-turut, karena Golkar mempersiapkan dirinya menjadi calon gubernur NTT pada Pilkada 2018.
Bahkan diskresi yang diberikan itu diikuti dengan penandatanganan pernyataan yang dilakukannya dan diketahui pula oleh DPP Partai Golkar.
"Isi pernyataan antara lain menyatakan saya akan meletakan jabatan jika kalah dalam Pilgub. Nah sekarang DPP sudah putuskan calon lain maka saya memilih meletakan jabatan dan hengkang dari Golkar," katanya menegaskan.
Dia mengatakan, cara dan mekanisme yang diterapkan DPP Partai Golkar itu sudah melampaui mekanisme dan aturan yang ada.
"Saya orang yang paling taat aturan dan memegang teguh mekanisme dan proses. Sehingga kalau ada yang melangkahi maka saya lawan," kata mantan Ketua DPRD NTT itu.
Muhammad Ansor mengatakan, keputusan final mengenai calon gubernur dari Partai Golkar baru akan diputusan setelah hasil survei yang akan disampaikan ke DPP Partai Golkar dua pekan mendatang.
"Tetapi itulah hak Medah. Kita harus menghormati keputusan itu," kata anggota DPRD NTT dari Partai Golkar ini.
Dia juga mengatakan, keluarnya Ibrahim Medah tidak akan berdampak pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur karena setiap kader partai selalu tunduk pada keputusan organisasi.
"Jadi apapun keputusan DPP Partai Golkar tentang penetapan calon gubernur atau wakil gubernur yang diusung dalam Pilgub 2018, semua kader pasti akan patuh," katanya menambahkan.
Baca juga:
Polres TTU petakan wilayah rawan konflik saat pencoblosan
Antisipasi kecurangan, logistik Pilkada TTU disalurkan hari ini
Cerita ketua Formappi telan pil pahit saat nyalon pilkada di NTT
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Kenapa Pilkada itu penting? Pilkada artinya singkatan dari Pemilihan Kepala Daerah, adalah salah satu momen krusial dalam sistem demokrasi kita.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Bagaimana Golkar memandang peluang Anies maju di Pilkada DKI? "Jadi, karena itu bagi kami prinsipnya siapapun ya punya hak untuk menjadi calon kepala daerah, tapi tentu dukungan partai politik ini menjadi sangat penting karena itu menjadi prasyarat yang harus dipastikan bahwa seseorang bisa mencalonkan diri karena ada dukungan dari partai politik," imbuh Ace.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.