Gibran Tantang Amien Rais Buktikan Tuduhan Korupsinya: Saya Tidak akan Lari
Rizal Ramli menduga Jokowi ingin membuat kerajaan keluarga di Indonesia.
Gibran siap dipanggil KPK.
Gibran Tantang Amien Rais Buktikan Tuduhan Korupsinya: Saya Tidak akan Lari
Gibran menegaskan, asalkan ada bukti yang kuat dirinya siap memenuhi panggilan untuk pemeriksaan ke KPK. Gibran mengaku selama ini belum pernah mendapatkan surat panggilan dari KPK terkait dugaan kasus korupsi yang awalnya dilaporkan aktivis 98, Ubedilah Badrun.
"Silakan, bagus, bagus (kalau ada bukti baru). Silakan dibuktikan saja,” tegas Gibran.
- Ini Daftar Ratusan Pejabat Indonesia yang Tersandung Korupsi Periode 2004-2022
- Kata Prabowo soal Jokowi, Gibran, dan Anwar Usman Dilaporkan ke KPK Buntut Putusan MK
- Ganjar Pranowo: Basmi Korupsi untuk Mengembalikan Kepercayaan Rakyat
- Amien Rais dan Rizal Ramli Datangi KPK, Lapor Korupsi Era Jokowi Makin Ganas
Gibran juga pun mengapresiasi jika ada klaim bukti baru yang disampaikan pelapor ke KPK. “Ada buktinya nggak, valid nggak buktinya ? Saya ngikutin aja, mau dipanggil silahkan, santai aja. Dibuktikan saja kalau ada buktinya yang valid,” tandasnya.
Gibran kembali menegaskan dirinya siap jika sewaktu-waku dipanggil KPK. Ia juga mengaku tidak berniat untuk menghalang-halangi tugas KPK dalam memproses laporan dugaan korupsi tersebut.
"Dilaporkan saja, saya nggak pernah menghalang - halangi. Saya tidak akan melarikan diri ke mana-mana," katanya lagi.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumber Daya Indonesia Rizal Ramli dan eks Ketua MPR Amien Rais serta sejumlah orang lainnya mendatangi gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (21/8). Rizal mengaku kedatangannya ke KPK karena prihatin korupsi di Indonesia tidak menghilang, namun semakin menjadi-jadi di era Presiden Joko Widodo alias Jokowi. Bahkan Rizal menyebut nama anak hingga menantu Jokowi yang mengikuti jejak sang ayah berada di pemerintahan. Rizal menduga Jokowi ingin membuat kerajaan keluarga di Indonesia.
"Hari ini Jokowi, anaknya itu, menantunya diaturlah, dia mau bikin kerajaan, mau bikin dinasti, lupa bahwa dulu raja-raja di Nusantara menyerahkan hartanya untuk gabung bikin Republik," kata Rizal.