Golkar: Ridwan Kamil tak konsisten, dia yang minta Daniel Mutaqien
Golkar: Ridwan Kamil tak konsisten, dia yang minta Daniel Mutaqien. Menurut Nurdin, memang pada awalnya Ridwan Kamil yang meminta Daniel Muttaqien sebagai wakilnya. Namun hingga saat ini pria yang akrab disapa Kang Emil itu tak juga mendeklarasikan Daniel sebagai wakilnya di Pilgub Jabar 2018.
Ketua Harian Nurdin Halid mengungkap alasan ditariknya dukungan terhadap Wali Kota Bandung Ridwan Kamil (RK). Menurutnya, Ridwan Kamil tidak konsisten dengan kesepakatan yang telah dibangun oleh Partai Golkar.
"Itu sesuai dengan mekanisme di Partai Golkar bahwa Pak Ridwan Kamil sudah kita tetapkan bersama dengan kader Partai Golkar ternyata kemudian Pak Ridwan Kamil tidak konsisten keputusan Partai Golkar dan tidak konsisten dengan kesepakatan yang dibangun Partai Golkar dan Pak Ridwan Kamil," kata Nurdin di JCC, Jakarta Pusat, Senin (18/12).
Menurut Nurdin, memang pada awalnya Ridwan Kamil yang meminta Daniel Muttaqien sebagai wakilnya. Namun hingga saat ini pria yang akrab disapa Kang Emil itu tak juga mendeklarasikan Daniel sebagai wakilnya di Pilgub Jabar 2018.
Golkar juga sudah melakukan beberapa upaya untuk memastikan dukungan Daniel sebagai wakil dari Emil memalui surat DPD I. Namun hal itu tak kunjung digubris.
"Ridwan Kamil sendiri minta saudara Daniel berpasangan tapi dalam perjalanannya kita menyurati mulai DPD I, DPD I harus menindaklanjuti SK DPP ternyata diabaikan. Artinya tidak konsisten melaksanakan kesepakatan. Itulah pertimbangan dasar sehingga Partai Golkar mencabut dari pada rekomendasi Ridwan Kamil," ungkapnya.
Sekarang ini Golkar juga tengah mempertimbangan untuk kembali mengusung Dedi Mulyadi. Hal itu akan segara dibahas usai Munaslub.
"Nanti kita akan rapatkan pada tanggal 20 akan menentukan cagub Jabar. Kita akan menentukan cagub Jabar dalam rapat tim pilkada pusat," tandasnya.
Baca juga:
Wasekjen Golkar sebut Dedi Mulyadi kandidat terkuat gantikan Emil di Pilgub Jabar
Idrus Marham ungkap alasan Golkar cabut dukungan pada Ridwan Kamil
Saat Golkar merasa disepelekan Ridwan Kamil sampai cabut dukungan
Cabut dukungan, Bappilu Golkar Jabar ungkap kesalahan Ridwan Kamil
PKB sebut Golkar & Ridwan Kamil masih bisa komunikasikan soal dukungan
Dukung sikap Golkar cabut dukungan, PPP Jabar minta Emil putuskan cawagub
Golkar merasa dilecehkan dengan rencana Emil bikin konvensi cawagub Jabar
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
-
Siapa yang diusung Partai Golkar menjadi Cagub Jabar? Partai Golkar mengusung mantan bupati Purwakarta Dedi Mulyadi maju menjadi calon gubernur Jawa Barat pada Pilkada 2024.
-
Apa komitmen PKB terkait Pilgub Jabar? PKB sudah lama berkomitmen mengambil poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil. Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PKB Syaiful Huda membeberkan bahwa partainya berkomitmen untuk selalu memilih poros yang berlawanan dari Ridwan Kamil.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Bagaimana PKB ingin membentuk poros yang berlawanan dengan Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? "Kami belum ada obrolan sama sekali menyangkut soal sosok Kang Ridwan Kamil gitu, tapi yang sudah ada obrolan malah di Jabar. Kalau Kang RK maju di Jabar kami akan bikin poros di luar Kang RK kan gitu," tutur Huda.
-
Kenapa PKB ingin membentuk poros yang berbeda dari Ridwan Kamil di Pilgub Jabar? Ia mengatakan bahwa perbedaan poros sangat dibutuhkan di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) tahun ini agar publik memiliki banyak pilihan."Pokoknya prinsipnya PKB siap siapapun yang berkompetisi karena PKB akan menyuguhkan alternatif pilihan untuk publik, sebanyak-banyaknya," ujar Huda ketika ditemui di Gedung DPR RI, Kamis (13/6)