Golkar yakin Mega tak tolak Demokrat berkoalisi: Mungkin pak SBY terlalu perasa ya
"Kita sedang membukakan pintu, tapi begitu pintu setengah terbuka pak SBY menafsirkan pintu setengah itu (sudah) tertutup. Berbeda perspektif, mungkin itu perasaanya pak SBY saja," ucap Sarmuji.
Ketua umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengakui banyak hambatan untuk bergabung dalam koalisi parpol pendukung Joko Widodo (Jokowi). Salah satu faktor hambatan itu disebut karena hubungannya dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak harmonis.
Menanggapi pernyataan itu, Wakil Sekjen DPP Partai Golkar Sarmuji tak setuju dengan tafsiran tersebut. Sebab parpol pendukung Jokowi bukan hanya PDIP.
-
Kapan Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kenapa Partai Golkar didirikan? Partai Golkar bermula dengan berdirinya Sekber Golkar di masa-masa akhir pemerintahan Presiden Soekarno. Tepatnya tahun 1964 oleh Angkatan Darat digunakan untuk menandingi pengaruh Partai Komunis Indonesia dalam kehidupan politik.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Bagaimana hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Kapan Prabowo tiba di Kantor DPP Partai Golkar? Prabowo tiba sekitar pukul 17.00 WIB dengan mengenakan pakaian berwarna hitam dan celana berwarna hitam.
-
Bagaimana Demokrat akan mendekati partai lain? Selain itu, dia menuturkan bahwa Demokrat membuka komunikasi dengan pihak manapun. Sehingga, ujarnya segala kemungkinan yang ada bakal dikaji secara mendalam.
"Di dalam koalisi bukan hanya PDIP, bukan hanya bu Mega. Jadi jangan bu Mega sebagai alasan untuk tidak bergabung, karena masih ada lima parpol lain yang membukakan pintu," ujarnya di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (26/7).
"Dan bu Mega pun saya yakin tidak terlalu resisten lah kalau ada orang mau bergabung dengan koalisi pak Jokowi," sambungnya.
Sarmuji mengatakan, parpol pendukung Jokowi termasuk Golkar membuka ruang untuk Demokrat bila ingin bergabung.
"Kita sedang membukakan pintu, tapi begitu pintu setengah terbuka pak SBY menafsirkan pintu setengah itu (sudah) tertutup. Berbeda perspektif, mungkin itu perasaanya pak SBY saja," ucapnya.
Sarmuji memandang mantan Presiden RI ke-6 tersebut terlalu berlebihan menafsirkan karena karakternya yang halus. "Mungkin pak SBY terlalu perasa ya, orangnya kan halus. Jadi orang yang perasa sering menafsirkan fakta itu melebihi yang sebenarnya," tandasnya.
(mdk/ded)