GP Ansor miris jelang pilpres gaduh, tak ada narasi besar dari para capres
Yaqut menjelaskan, Rakornas GP Ansor justru menyoroti khusus dinamika yang terjadi dalam kontestasi pemilihan presiden yang menyedot perhatian sangat besar masyarakat, terutama terkait dengan calon presiden.
Pimpinan Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor baru saja menggelar Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) 3-5 Agustus lalu. Dalam rakornas yang dihadiri seluruh pimpinan wilayah GP Ansor dan Satuan Koordinasi Wilayah (Satkorwil) Banser seluruh Indonesia tersebut mengemuka beberapa hal terkait dengan situasi terkini, terutama dinamika di tahun politik.
Ketua Umum PP GP Ansor Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, selain sebagai ajang koordinasi antara pimpinan wilayah GP Ansor dan Banser se-Indonesia, rakornas juga membahas dinamika politik belakangan ini, terutama terkait pilkada serentak yang baru saja dilangsungkan, serta pileg dan pilpres 2019 mendatang.
-
Siapa saja yang ikut dalam Pilpres 2019? Peserta Pilpres 2019 adalah Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
-
Dimana Prabowo Subianto kalah dalam Pilpres 2019? Namun sayang, Ia kalah dari pasangan Jokowi-Ma'aruf Amin.
-
Siapa yang menjadi Presiden dan Wakil Presiden di Pilpres 2019? Berdasarkan rekapitulasi KPU, hasil Pilpres 2019 menunjukkan bahwa pasangan calon 01, Joko Widodo-Ma'ruf Amin, meraih 85.607.362 suara atau 55,50%, sementara pasangan calon 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, meraih 68.650.239 suara atau 44,50%.
-
Apa yang diraih Partai Gerindra di Pemilu 2019? Pada Pemilu 2019, perolehan suara Partai Gerindra kembali naik, walau tidak signifikan. Partai Gerindra meraih 12,57 persen suara dengan jumlah pemilih 17.594.839 dan berhasil meraih 78 kursi DPR RI.
-
Bagaimana Anies Baswedan menanggapi kekalahan Pilpres? "Mau perjalanan yang nyaman dan enak, pilih jalan yang datar dan menurun. Tapi jalan itu tidak akan pernah mengantarkan kepada puncak manapun," ujarnya."Tapi kalau kita memilih jalan yang mendaki, walaupun suasana gelap ... kita tahu hanya jalan mendaki yang mengantarkan pada puncak-puncak baru."
-
Bagaimana Pramono Anung berencana untuk memenangkan Pilgub Jakarta? Pramono mengaku, dirinya adalah petarung. Maka ketika sudah memutuskan untuk maju maka dia akan berjuang untuk menang."Kalau mau maju pasti yakin, saya fighter (petarung) saya yakin (menang)!" tegas pria karib disapa Pram ini.
Menurut Yaqut, meski ada beberapa catatan dalam penyelenggaraan pilkada di beberapa tempat, namun sejauh ini pelaksanaan pilkada telah berlangsung baik dan lancar. Tidak ada gangguan berarti dalam pelaksanaannya. Ini membuktikan kedewasaan politik masyarakat. Diharapkan hal sama juga berlangsung dalam pelaksanaan pemilihan legislatif yang berlangsung bersamaan dengan pilpres 2019.
Yaqut menjelaskan, Rakornas GP Ansor justru menyoroti khusus dinamika yang terjadi dalam kontestasi pemilihan presiden yang menyedot perhatian sangat besar masyarakat, terutama terkait dengan calon presiden.
Yaqut mengatakan, mayoritas peserta rakornas berpendapat, kontestasi pilpres saat ini hanya memperlihatkan kegaduhan ketimbang melahirkan narasi besar bagaimana mengatasi persoalan bangsa yang multidimensi yang terjadi belakangan ini.
"Pilpres ini kegaduhannya luar biasa. Ada yang ribut mengusung Ganti Presiden 2019, di lain pihak ramai juga Jokowi 2 Periode. Tidak substantif. Tidak ada narasi besar yang dibangun dari para calon presiden, calon pemimpin nasional untuk 2019. Saya melihatnya miris," tandas Gus Yaqut, sapaan akrabnya, didampingi Wakil Ketum Ansor M. Haerul Amri, Sekjen GP Ansor Abdul Rochman, dan Kasatkornas Banser Alfa Isnaeni, Senin (6/8).
Bahkan, lanjut Gus Yaqut, peserta rakornas menilai, sosok capres atau pemimpin nasional ke depan mesti memiliki karakter yang kuat dalam mengatasi persoalan bangsa yang multidimensi.
"Persoalan bangsa saat ini sangat besar. Kita dihadapkan pada kasus korupsi yang masif, radikalisme dan terorisme, ancaman terhadap kebhinekaan, ekonomi, kemiskinan, tenaga kerja, dll. Sebab itu, calon presiden/calon wakil presiden atau pemimpin nasional bangsa ini mendatang harus mampu menjawab semua tantangan tersebut," ujarnya.
Selain itu, kata Gus Yaqut, calon presiden mendatang sudah semestinya pemimpin yang mampu melahirkan gagasan besar, terutama terkait nasionalisme, bagaimana merekatkan etnisitas dan agama. Termasuk di dalamnya soal ekonomi dan penegakan hukum.
Gus Yaqut mengatakan, GP Ansor menilai tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara sampai sekarang masih belum mendekati cita-cita para founding fathers, terutama dalam mewujudkan keadilan dan kesejahteraan rakyat.
"Pemimpin nasional harus dapat memetakan masalah berikut solusinya atau mengeksekusi kebijakan tanpa keraguan demi kemaslahatan rakyat, bangsa dan negara," tegas Gus Yaqut.
GP Ansor dalam waktu dekat akan kembali menggelar rakornas setelah para ketua pimpinan wilayah dan Satkorwil se-Indonesia menyerap apa keinginan rakyat sebenarnya atas kepemimpinan nasional.
Baca juga:
Prabowo ke pendukung: Tolonglah kasih kesempatan ke saya untuk musyawarah
PPP: Minta menteri sudah dikasih, habis itu enggak jadi dukung Jokowi
PPP usulkan pemberdayaan lembaga pendidikan keagamaan di Nawacita II
9 Sekjen pamer kaos 'Jokowi' berlambang partai koalisi
9 Sekjen koalisi Jokowi siapkan 200 juru bicara hadapi Pilpres 2019
Golkar bekerja optimal jika Jokowi pilih Airlangga jadi Cawapres