Gus Ipul-Anas resmi diusung PDIP-PKB, DPC belum dapat petunjuk
Anggota Komisi D DPRD Surabaya ini juga mengaku, pihaknya belum mendapatkan petunjuk apapun dari partainya, baik dari DPC maupun DPW PKB Jawa Timur terkait Pilgub Jawa Timur.
Pasangan Saifullah Yusuf (Gus Ipul)-Abdullah Azwar Anas telah resmi sebagai Cagub-Cawagub Jawa Timur via PDIP dan PKB. Namun, pasca-turun rekomendasi dari PDIP per 15 Oktober 2017 lalu hingga sekarang, baik PDIP maupun PKB, belum melakukan koordinasi politik di internal masing-masing partai.
"Sampai saat ini belum ada komunikasi mengenai Pilgub Jatim," kata Ketua Fraksi PKB DPRD Surabaya, Laila Mufidah kepada wartawan via ponselnya, Kamis (26/10).
Bahkan, anggota Komisi D DPRD Surabaya ini juga mengaku, pihaknya belum mendapatkan petunjuk apapun dari partainya, baik dari DPC maupun DPW PKB Jawa Timur terkait Pilgub Jawa Timur.
Apalagi soal penunjukan Ketua DPW PKB Jawa Timur, Abdul Halim Iskandar sebagai ketua tim pemenangan pasangan Saiful-Anas. Hal ini sempat dikatakan Ketua DPD PDIP Jawa Timur, Kusnadi pada 19 Oktober lalu, bahwa pihaknya menunjuk Halim sebagai ketua tim pemenangan.
Sayangnya, hingga saat ini belum ada koordinasi apapun di internal partai. Padahal, menurut pakar komunikasi politik Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Suko Widodo, komunikasi politik sudah harus dilakukan secara intens oleh masing-masing partai pengusung, baik itu antara internal PKB maupun PDIP. Termasuk di level bawah: DPC-DPC/DPD, ranting, maupun anak ranting.
"Dengan harapan agar pengurus partai di provinsi dan kabupaten/kota segera menyiapkan langkah-langkah kongkrit di wilayah masing-masing," tandasnya Suko di sela diskusi Panel Publik, Pilgub Jatim 2018 di Era Milenial yang digelar di Surabaya hari ini.
Menurut dosen Fisip Unair ini, koalisi sangat memerlukan komunikasi sebagai cara untuk membangun konsolidasi tim yang solid. Untuk itu keberadaan tim harus melibatkan semua anggota koalisi.
Menanggapi soal usulan Halim sebagai ketua tim pemenangan, Suko memperkirakan jika pertimbangan itu kemungkinan karena posisi figur yang diusung. "Mungkin karena tadinya PKB adalah gubernur, tetapi kalau sudah tim, seharusnya ya melebur dan menyatu, hilangkan sekat," tandasnya.