Habibie jadi presiden berkat koalisi Golkar dan ABRI
Jabatan Habibie sebagai presiden hanya berlangsung selama 1,4 tahun.
Mantan Presiden BJ Habibie, mengaku di awal-awal era Reformasi sejumlah elite yang duduk di MPR turut andil menentukan seorang tokoh nasional menjadi presiden dan wakil presiden. Bahkan, saat dia menjadi presiden selama kurun waktu 1,4 tahun, ada tiga fraksi yang mengusungnya.
"Ada tiga fraksi, yakni Partai Golkar, ABRI dan utusan daerah yang sangat menentukan karir saya meningkat sampai menjadi presiden. Sebab, ketiga fraksi itu memiliki perolehan suara mencapai 87 persen kursi baik di MPR maupun DPR. Itu yang membuat saya diangkat menjadi presiden ketiga di Indonesia," aku Habibie, dalam teleconference di Gedung Joeang Jalan Menteng Raya, Sabtu (24/5).
Menurut Habibie, bisa saja ketiga fraksi itu mengalihkan dukungan suaranya yang sebesar 87 persen ke capres lainnya. Namun hal itu ternyata tak dilakukan karena para pimpinan fraksi tetap menginginkan dia menjadi presiden menggantikan Soeharto.
Seperti diketahui, BJ Habibie dilantik menjadi presiden menggantikan Soeharto yang memilih mundur ketika kondisi keamanan dalam negeri bergejolak. "Jadi, saat saya dilantik saya harus bertanggungjawab penuh kepada 87 persen pemilik suara itu terutama kepada semua warga Indonesia," urainya.
Meski hanya berselang 1,4 tahun kemudian posisi presiden digantikan, tapi dia merasa hal karena dia bertindak secara inklusi dan bukan secara eksklusif. "Ini Habibie ketika itu tidak memihak pihak yang salah. Dari situ kita bertindak untuk membangun tatanan reformasi baru di bidang pemerintahan," tegasnya.
Oleh karena itu, Habibie berharap, pada penyelenggaraan pemilu kali ini semua capres maupun cawapres yang bertarung bisa berkompetisi secara sehat. Dengan kondisi seperti itu, maka capres yang terpilih nantinya benar-benar bisa menyalurkan aspirasi rakyat.